Sejumlah laporan menyatakan bahwa pasien Covid-19 akan membentuk antibodi seusai terinfeksi.
Namun, antibodi hanya bertahan tiga bulan.
Penelitian tentang antibodi Covid-19 ini dipublikasikan King’s College London, Inggris, pada Juli 2020.
Penelitian melibatkan lebih dari 90 pasien dan tenaga kesehatan di dua rumah sakit, yaitu Guy’s Hospital dan St Thomas’s Hospital, London.
Hasil tes darah menemukan 60 persen partisipan mampu membangun jumlah antibodi yang cukup untuk melawan virus korona baru.
Sementara itu, hanya ada 17 persen partisipan yang jumlah antibodinya tetap setelah tiga bulan.
”Orang-orang menghasilkan antibodi yang memadai untuk merespons virus, tetapi antibodi itu akan menurun dalam jangka waktu yang pendek,” kata ketua studi di King’s College London, Katie Doores kepada The Guardian.
Adapun penelitian dari Chongqing Medical University, China, menemukan antibodi Covid-19 bertahan di tubuh selama 2-3 bulan setelah infeksi terjadi.
Hal ini utamanya berlaku pada pasien Covid-19 yang tidak bergejala.
Penelitian ini terbit di jurnal Nature Medicine pada Juni 2020 (Kompas, 20/6/2020).