Agus mengungkapkan salah satu alasan minimnya kemampuan tempur terhadap TNI AU adalah kurangnya anggaran.
Kondisi itulah yang membuat T-50i yang dibeli Indonesia memiliki kemampuan tempur yang minim pula.
Dimulai dari sistem radar, hingga persenjataan hingga membuat TNI AU harus mencari, membeli dan memasang sendiri peralatan-peralatan tersebut.
"T-50 dari Korea Selatan misalnya, bukan pesawat tempur. Kalau pesawat tempur itu radarnya harus lengkap, juga ada rudalnya.
Radarnya aja enggak ada. Mana ada pesawat tempur enggak ada radarnya?

T-50 Golden Eagle jet tempur TNI AU buatan Korea Selatan.
Bagaimana dia nanti melakukan perang di udara menangkap musuh? Ia hanya punya rato, radar moto.
Bayangkan, beli pesawat tempur tapi enggak ada radarnya," keluh Agus.
Karena minimnya kemampuan pertahanan, Agus menyebut T-50 lebih pantas digunkan untuk flypass, bukan air to air atau perang udara.
Hal itulah yang dimiliki pesawat tempur seperti Sukhoi, F-16, atau F-5.