Follow Us

Belum Lagi Kering Tangis Akibat Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Beirut, Kini Lebanon Dihantam Masalah Baru yang Justru Luput dari Sorotan Dunia

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 08 Agustus 2020 | 07:01
Para warga bahu membahu menolong korban ledakan di Beirut
AP

Para warga bahu membahu menolong korban ledakan di Beirut

Belum Lagi Kering Tangis Akibat Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Beirut, Kini Lebanon Dihantam Masalah Bary yang Justru Luput dari Sorotan Dunia

Fotokita.net - Seluruh kota di Beirut terguncang oleh ledakan, yang dimulai dengan kobaran api di salah satu gedung di pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020).

Kemudian disusul ledakan hebat yang membentuk awan jamur. Aoun mengatakan gedung yang diindikasi sebagai pusat ledakan merupakan gudang untuk 2.750 ton amonium nitrat yang telah disimpan secara tidak aman selama enam tahun.

Baca Juga: Bikin Merinding, Video Ledakan Besar yang Hancurkan Kota Beirut Lebanon Jadi Viral, Israel Buru-buru Lakukan Hal Ini

Kini pihak berwenang Lebanon menempatkan pejabat pelabuhan sebagai tahanan rumah dan laporan telah muncul bahwa simpanan bahan peledak itu disita dari seorang pengusaha Rusia misterius.

Namun, di sisi lain pejabat pelabuhan memiliki argumennya sendiri, mereka menuding pemerintah karena mereka mengklaim telah berulang kali memperingatkan pihak berwenang tentang kargo berbahaya di Gudang 12.

Sumber yang dekat dengan investigasi menyalahkan insiden itu pada 'kelambanan dan kelalaian'.

"tidak ada yang dilakukan oleh komite dan hakim yang terlibat dalam mengeluarkan bahan peledak," katanya.

Baca Juga: Memilukan, Lagi Enak-enak Ambil Foto Nikah Tiba-tiba Ledakan Dahsyat Hancurkan Beirut Lebanon, Momen Bahagia Pengantin Seketika Berubah Jadi Duka

Sebuah foto mengejutkan tampaknya menunjukkan fasilitas penyimpanan yang dikemas dengan buruk dengan satu ton tas bahan peledak, yang diketahui digunakan oleh teroris dalam bom rakitan.

Situs web investigasi Bellingcat menganalisis foto itu dan mengatakan itu tampaknya cocok dengan gudang dermaga yang meledak kemarin.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest