Fotokita.net - Pada Kamis, 28 Mei, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa pemerintah provinsi telah mendapatkan bantuan dua mobil PCR dari BNPB.
Satu mobil PCR bernomor polisi B-7190-TDB diserahterimakan kepada Gugus Kuratif Covid-19 Pemprov Jawa Timur di halaman Rumah Sakit Lapangan Jalan Indrapura, Surabaya pada Rabu siang, 27 Mei.
Adapun satu mobil lainnya diterima sehari setelahnya.
“Alhamdulillah kami kembali mendapat bantuan dari BNPB berupa dua unit mobil PCR. Bantuan ini penting karena saat ini kebutuhan mesin PCR test untukswabmemang yang paling dibutuhkan karena validitasnya paling tinggi,” ujar Khofifah dalam siaran persnya.
Jumat pagi, dua mobil bantuan BNPB tersebut bertolak ke Lamongan dan Tulungagung untuk melayani swabtestdi dua daerah tersebut.
Dalam jadwal yang diterimaTempodari Pemprov Jawa Timur, pada Jumat, mobil PCR tersebut memang jatahya RSUD Iskak Tulungagung dan RSUD Soegiri Lamongan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Dua hari sebelumnya, atau Rabu, 27 Mei, jadwal mobil melayani RS Unair dan Asrama Haji Surabaya. Sehari setelahnya, Kamis, 28 Mei, jadwal mobil di RSUD Sidoarjo dan Asrama Haji.
Wali Kota Tri Rismaharini menjadwalkan tes Covid-19 ke sejumlah warga di Surabaya.
Namun, ia mendadak geram lantaran mengetahui dua mobil PCR bantuan dari BNPB yang diklaim Risma diperuntukkan bagi Surabaya dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.
Kemarahan Risma meledak saat menghubungi seseorang melalui telepon.

Khofifah Vs Risma.
Mobil laboratorium PCR bantuan BNPB itu sedianya dijadwalkan beroperasi di Kelurahan Tanah Kali Kedinding Surabaya, Jumat (29/5/2020).
Melansir Surya.co.id, warga telah menunggu melakukan tes. Namun rupanya mobil dialihkan ke wilayah Tulungagung dan Lamongan sehingga batal beroperasi di Surabaya.
Risma pun geram dan menghubungi seseorang diduga pejabat Pemprov Jatim melalui telepon.
"Saya dapat (chat) WhatsApp Pak Doni Monardo kalau (mobil laboratorium) itu untuk Surabaya. Apa-apaan ini, kalau mau boikot jangan gitu caranya. Saya akan ngomong ini ke semua orang," kata Risma marah.
Masih dengan nada tinggi, ia mengatakan tidak bisa menerima keputusan pengalihan mobil tersebut.
"Pak, saya enggak terima loh Pak, betul saya enggak terima," ujar Risma di ujung telepon.

Khofifah Salurkan Bantuan Alat Kesehatan & APD Ke RS Rujukan Covid-19
Risma mengatakan, sebelumnya telah menghubungi sendiri Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Ia pun menunjukkan percakapannya meminta bantuan alat fast lab dengan Doni melalui WhatsApp.
Dalam chat itu, Doni menyanggupi akan mempercepat proses pengiriman.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Suban Wahyudiono juga mengklaim telah berkirim surat pada BNPB tanggal 11 Mei 2020 terkait permohonan bantuan 15 mesin PCR.
Bahkan, kata Suban, Gubernur Jatim, Pangdam V Brawijaya dan dirinya juga menghubungi sendiri Doni Monardo terkait permintaan mesin PCR itu.
"Bahkan, sehari sebelum mobil datang saya diberi nomor sopir dan tim medis yang ikut di mobil tersebut," tutur dia.

Wali Kota Surabaya, Risma
Suban menjelaskan mengapa mobil PCR itu perlu ditempatkan di Tulungagung.
"Sesuai statmen kepala BNPB, mobil laboratorium dioperasikan di daerah-daerah di Jawa Timur yang membutuhkan tes swab," kata dia.
Analisa kebutuhan dilakukan untuk menentukan lokasi tujuan beroperasinya mobil laboratorium PCR.
"Mengapa hari ini mobil berada di Tulungagung, karena di daerah tersebut, jumlah PDP tertinggi kedua di Jatim sebanyak 588 PDP. Bahkan, di Tulungagung, 172 PDP meninggal dunia," ujar dia.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengemukakan, pihaknya akan segera menjadwalkan 2 unit mobil laboratorium PCR siaga di Surabaya, Sabtu (30/5/2020).
"Besok Insya Allah kami jadwalkan. Sekarang satu mobil masih di Lamongan karena di sana masih banyak pasien. Semoga besok (Sabtu) bisa terlaksana," kata Joni, Jumat (29/5/2020) malam.

Tri Rismaharini sesaat setelah menerima bantuan khusus dari BIN untuk penanganan covid-19 di Surabaya
Adapun beberapa lokasi yang dipilih adalah RSUD dr Soewandhie dan Rumah Sakit Husada Utama serta Kampung Tangguh di Kecamatan Rungkut Surabaya.
Ia menyebut kekisruhan dan saling klaim diakibatkan adanya miskomunikasi.
"Kemarin sore sebelum mobil diberangkatkan ke Lamongan dan Tulungagung, tim sudah menganalisa tentang kebutuhan PCR. Ada juga dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, namun yang bersangkutan tidak menyampaikan permintaan swab di Surabaya," kata dia.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpamitan kepada warga Surabaya. Hal itu disampaikan Risma saatPerayaan Hari Jadi ke-727 Kota Surabaya di Balai Kota Surabaya, Minggu (31/5/2020).
"Ini mungkin perayaan Hari Jadi Kota Surabaya yang terakhir bagi saya, karena tahun depan saya harus meninggalkan balai kota. Karena itu, saya mohon maaf kalau mungkin ada perkataan dan perilaku saya yang kurang berkenan di hati teman-teman sekalian," tutur Risma.

Risma Pamit di Tengah Kasus Covid-19 di Surabaya Masih Tinggi, Begini Pesannya untuk Warga Surabaya!
Risma mengatakan, sebuah kota atau daerah itu bisa dikatakan berhasil atau tidak tergantung pada jajaran pemerintahannya.
Tidak mungkin kota itu langsung serta-merta berhasil tanpa ada upaya dan desain dari pengelola kotanya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh jajaran Pemkot Surabaya untuk selalu bergerak, berpikir, dan jangan berhenti memajukan pembangunan Kota Surabaya.
Sebab, hal itu akan sangat berpengaruh pada masa depan anak cucu warga Surabaya.
Ia berharap anak cucu Surabaya kelak tidak hanya menjadi penonton di kotanya sendiri.
"Saya minta tolong yang ada di Pemkot Surabaya untuk terus bergerak, berpikir dan berpikir terus jangan sampai berhenti. Ayo kita terus majukan kota tercinta ini. Kalau kota ini maju, maka anak cucu kita akan survive di kotanya sendiri," tutur Risma.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menggelar prosesi potong tumpeng yang dilakukan bersama jajarannya untuk merayakan Hari Jadi Kota Surabaya ke-727 yang jatuh pada setiap tanggal 31 Mei di Balai Kota Surabaya, Minggu (31/5/2020).
Menurut dia, maju itu bukan hanya kotanya terbebas dari banjir dan indah, tetapi maju itu manusianya juga harus diajak untuk seiring dengan pembangunan kotanya.
Ia juga mencontohkan ketika awal-awal menjadi Wali Kota Surabaya. Saat itu, kata Risma, banjir terjadi di mana-mana, bahkan ia hingga tiga hari tidak tidur untuk menyelesaikan banjir tersebut.
Ada salah satu staf yang mengatakan bahwa banjir tersebut merupakan banjir kiriman dari luar Kota Surabaya.
"Saya ingat betul omongan staf itu. Saya sampaikan kepada dia bahwa Gusti Allah sudah menciptakan Surabaya berada di tepi pantai di ujung Jawa Timur, itu sudah pemberian Tuhan.
Dampaknya apa? Ya kita harus selesaikan banjir itu, hingga sekarang sudah tidak ada lagi banjir kiriman itu. Jadi artinya, kita bisa mengubah itu," ujar Risma.
Pada kesempatan itu, Risma berkali-kali mengajak warga terus bergerak dan melangkah memajukan Kota Surabaya.
Apabila berhasil membantu atau menolong orang, dan orang tersebut berhasil membantu banyak orang, maka ada kenangan yang bisa ditinggalkan.
"Ayo setiap individu harus bergerak untuk memajukan Surabaya, karena kita harus berjuang demi anak-anak kita semua," ujar Risma.(Kompas.com/Kontributor Surabaya, Ghinan Salman)