Fotokita.net -Pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019, wabah tersebut kini sudah menyebar dengan menjangkiti lebih dari 4,4 juta orang di seluruh dunia.
Virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut juga membunuh hampir 300.000 orang, dan membuat ekonomi dunia berada dalam kelumpuhan.
China langsung merespons dengan menyebut AS melakukan penodaan setelah dituding hendak mencuri data mengenai vaksin virus corona.
Tudingan itu menjadi babak baru dalam ketegangan dua negara adidaya, yang dalam sebulan terakhir perang komentar mengenai asal usul virus itu.
Pada Rabu (13/5/2020), otoritas AS menuduh ada hacker dari dari China yang hendak mencuri data pengembangan mengenai vaksin virus corona.
Otoritas Negeri Paman Sam kemudian melontarkan peringatan bahwa upaya itu dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Beijing.
Badan Penyelidik Federal (FBI) dan Badan Keamanan Infrastruktur menyatakan, Beijing memperlihatkan "ancaman signifikan" dalam upaya mereka memerangi Covid-19.
Dalam konferesi pers seperti diwartakan AFP Kamis (14/5/2020), juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian langsung membantahnya.
"China menyuarakan ketidakpuasan yang amat sangat dalam dan menentang adanya penodaan ini," ujar Zhao kepada awak media di Beijing.
"Merujuk kepada masa lalu, justru AS-lah yang sudah menggelar operasi pencurian siber terbesar yang terjadi di seluruh dunia," lanjutnya.