Follow Us

Hati-hati, Jika Terus-terusan Berlaku Keji Pada Kaum Minoritas Ini, Indonesia Lama-lama Bisa Dapat Hadiah Peluru Kendali dari Iran. Begini Ceritanya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 12 Januari 2020 | 10:17
Qasem Soleimani, Pimpinan Jenderal Tertinggi Iran yang gugur dalam serangan udara oleh Amerika Serikat pada Jumat (3/1/2020)
AFP PHOTO / KHAMENEI.IR

Qasem Soleimani, Pimpinan Jenderal Tertinggi Iran yang gugur dalam serangan udara oleh Amerika Serikat pada Jumat (3/1/2020)

Fotokita.net - Posisi komandan legendaris Brigade al-Quds Mayjen Qassem Soleimani sudah dianggap orang kuat kedua setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Posisi khusus Soleimani di mata rakyat Iran tecermin dari prosesi pemakamannya di Kota Kerman, Selasa (7/1/2020).

Dengan konteks latar belakang itu, tentu saja figur Mayjen Qassem Soleimani yang merupakan komandan legendaris Brigade al-Quds dari tahun 1998-2020 menjadi pujaan rakyat Iran.

Baca Juga: Di Tengah Ancaman Perang Dunia 3, Jutaan Orang Tak Menyadari Bahwa Ternyata Selama Ini Iran Memata-matai Indonesia Gara-gara Masalah Itu

Sudah rahasia umum kalau Brigade al-Quds memasok senjata ke Hezbollah di Lebanon, faksi-faksi Syiah di Irak dan Suriah, kelompok Al-Houthi di Yaman, serta kaum minoritas Syiah Hazara di Afghanistan.

Maka, tidak berlebihan jika elite penguasa dan rakyat Iran menganggap bangkitnya kaum Syiah di Timur Tengah tak terlepas dari jasa dan pengaruh revolusi Iran tahun 1979.

Lebih khusus lagi berkat jasa Brigade al-Quds yang mengemban misi revolusi Iran tahun 1979, yakni perlindungan kaum Syiah di mancanegara dan pengembangan pengaruh Iran di seluruh dunia.

Baca Juga: Iran Lancarkan Serangan Membabi Buta ke Markas Pasukan Amerika dengan Rudal, Akankah Firasat Paranormal Kondang Ini Soal Perang Dunia 3 Bakal Segera Jadi Nyata?

Warga Iran berdatangan di sekeliling mobil yang membawa jenazah Jenderal Qasem Soleimani.
AFP/Atta Kenare

Warga Iran berdatangan di sekeliling mobil yang membawa jenazah Jenderal Qasem Soleimani.

Pemakaman itu dihadiri jutaan orang yang berdesak-desakan hingga menimbulkan 50 korban meninggal dunia. Akibat membeludaknya peziarah, pemakaman Soleimani diputuskan ditunda.

Membanjirnya manusia yang menghadiri prosesi pemakaman Soleimani itu dilukiskan setara dengan membeludaknya manusia ketika prosesi pemakaman Pemimpin Revolusi Iran, Ayatollah Imam Khomeini.

Wajar jika kemudian Iran bersumpah akan melancarkan aksi balas dendam atas tewasnya Soleimani karena hal ini sudah menyangkut harga diri rakyat dan negara Iran.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest