Pada 2009, AS mendadak hilang.
Warga sekitar rumah Maluyo menduga AS pulang ke rumah orangtuanya karena bercerai dengan Edi.
Warga baru tahu AS sudah meninggal saat membaca wasiat Edi.
"Wasiat isinya intinya pokoknya 'pak mak aku arem nyusul mboh tua (Bapak dan Ibu, saya mau menyusul kakek nenek) sama istri saya'," ucapnya.
Keluarga Ayu Selisa, kerangka yang ditemukan di septic tank di Karangjati RT 07 Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, berharap polisi bisa mengungkap penyebab meninggalnya anak perempuannya.
Ibunda Ayu Selisa, Anik Maidarningsih (51) saat ditemui di rumahnya di Badran RT 39 RW 9, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, menceritakan, Seli panggilan almarhum Ayu Selisa menikah dengan Edi Susanto pada usia cukup belia, yakni 16 tahun. Saat itu, Edi sekitar umur 19 tahun.
Setelah menikah, keduanya hidup berdua layaknya suami istri pada umumnya. Namun seiring berjalannya waktu, biduk rumah tangga pasangan muda ini terbuka.
Di usia satu tahun pernikahan, Edi yang tampak ramah di hadapan mertuanya ternyata kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada Seli.
Hal itu terungkap, ketika Seli menceritakan kehidupan pernikahannya kepada Anik. Edi bekerja sebagai buruh serabutan, Seli tak kerja.
“Pernah kasar, pernah cerita dislomoti (sundut) rokok. Sering nangis pengen pisah. Saya sebagai orang tua cuma bisa ngandani (memberitahu supaya sabar),” ujarnya kepada wartawan Kamis (26/12/2019).