Follow Us

Tenggelam Gara-gara Kasus Penyelundupan Onderdil Harley oleh Dirut Garuda, Persoalan Anggaran DKI Kembali Panas: Partai Jadul Semprot Politikus Milenial Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 06 Desember 2019 | 17:09
Sempat Heboh Masalah Anggaran Lem Aibon, Kini DPRD DKI Pertanyakan Anggaran Cap Capai Rp 556 Juta Untuk Satu RW!
WARTA KOTA/Angha Bhagya Nugraha

Sempat Heboh Masalah Anggaran Lem Aibon, Kini DPRD DKI Pertanyakan Anggaran Cap Capai Rp 556 Juta Untuk Satu RW!

Fotokita.net - Beberapa hari belakangan ini, warganet dan media massa ramai-ramai membincangkan kasus penyelundupan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton yang dilakukan oleh Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara.

Kini karier Ari Askhara di Garuda Indonesia terpaksa berhenti sejak tindakan dugaan penyelundupan yang ia lakukan.

"Dengan itu, saya akan memberhentikan Saudara Direktur Utama Garuda dan tentu proses ini kami, karena Garuda adalah perusahaan publik, akan ada prosedur lainnya," kata Erick Thohir dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Baca Juga: Heboh Soal Anggaran Pembelian Lem Aibon, Ternyata Alat Perekat yang Sudah Nempel Diingatan Kita Ini Juga Sering Disalahgunakan Sejak Dulu. Begini Penjelasannya

Gara-gara kasus penyelundupan yang membuat berang 2 menteri Jokowi itu, persoalan anggaran DKI Jakarta seperti tertutupi.

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali kena semprot anggota DPRD DKI Jakarta gara-gara bicara anggaran yang dianggap bermasalah dalam RAPBD 2020 DKI Jakarta.

Setelah William Aditya Sarana divonis bersalah karena mengumbar anggaran lem Aibon sebesar Rp 82 miliar, kali ini giliran Anthony Winza Probowo yang disemprot politikus PDI-P Cinta Mega karena bicara anggaran pengadaan komputer Rp 128,9 miliar.

Padahal, pembahasan soal anggaran itu disampaikan dalam rapat bersama Komisi C. Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menangkap ada kecemburuan PDI-P sebagai salah satu partai tua di DPRD DKI Jakarta atas langkah PSI.

Langkah PSI yang memainkan isu anggaran gendut cukup menuai simpati publik terhadap partai berlambang mawar itu. Sebaliknya, menimbulkan antipati pada DPRD.

"Ada kesan bahwa PSI memang ingin dipojokkan dan dianggap bahwa, citra buruk DPRD DKI Jakarta dalam proses pembahasan anggaran itu karena PSI ini," jelas Lucius kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2019).

"Ini solidaritas fraksi-fraksi lain juga, karena urusan transparansi dan akuntabilitas anggaran ini, PSI saja yang mendapat kredit," lanjut dia.

Baca Juga: Besar Pasak Daripada Tiang, Pemprov Ajukan Anggaran Balapan Formula E Hingga Triliunan Rupiah, Tapi Prediksi Pemasukan ke Kas Daerah Cuma Segini. Apa Reaksi Wakil Rakyat Kita?

Lucius tak menampik bahwa di fraksi-fraksi lain, ada pula politikus yang juga mendorong transparansi. Akan tetapi, panggung terlanjur direbut oleh PSI sejak William Aditya mengumbar anggaran lem Aibon.

Lucius menambahkan, selain mendorong transparansi anggaran, PSI memang mengincar panggung itu sejak awal untuk memoles citra dan kepentingan politik jangka panjang.

"Menurut saya itu lebih bisa menjelaskan kenapa upaya PSI Untuk menginformasikan proses pembahasan anggaran di DKI itu selalu dianggap salah oleh fraksi-fraksi lain," ujar Lucius.

Sosok William Aditya Sarana kini tengah menjadi sorotan publik lantaran unggahannya di media sosial terkait anggaran fantastis DKI
Kompas.com/ Ryana Aryadita Umasugi

Sosok William Aditya Sarana kini tengah menjadi sorotan publik lantaran unggahannya di media sosial terkait anggaran fantastis DKI

Cinta Mega berkeras menuding Anthony yang merupakan rekan satu komisinya telah membocorkan materi rapat di luar forum rapat.

Dia menyatakan, hal itu berbeda dengan pertanyaan dan komentar Anthony di dalam forum rapat soal anggaran satu set komputer dan perangkatnya senilai Rp 128,9 miliar dalam pos Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI.

"Enggak ada hubungan dengan (rapat) pembahasan, enggak ada hubungan lagi waktu dia nanya (di dalam rapat).Yang saya tegur itu adalah etika dia, jangan dulu di-share karena kan ini masih dalam perdebatan," ujar Cinta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Baca Juga: Sukses Bongkar Anggaran Pemprov Bernilai Fantastis ke Publik, Anggota DPRD DKI Termuda William Aditya Sarana Sempat Tak Dapat Restu Keluarga. Apa Alasannya?

Menurut Cinta, pernyataan Anthony bisa memunculkan opini buruk soal anggaran tersebut. Padahal, anggaran soal satu set komputer dan perangkatnya itu masih belum final dan belum diputuskan.

"Mungkin adik kami satu ini, dari PSI ini, belum berpengalaman, baru. Kalau saya kan sudah ada 10 tahun di Komisi C dan sangat mengerti teknik pembahasan," kata Cinta.

"Belajar dululah bagaimana teknis rapat, bagaimana demokrasi dalam rapat, bagaimana satukan persepsi. Jangan membawa-bawa diri, ini institusi, collective collegial," lanjutnya.

Illustrasi Heboh Anggaran 5M 'Influencer', Kadis Pariwisata DKI Putuskan Mundur
Instagram @edy_jsm

Illustrasi Heboh Anggaran 5M 'Influencer', Kadis Pariwisata DKI Putuskan Mundur

Sementara itu, Anthony membantah telah menyebarkan materi rapat di luar forum rapat. Dia mengomentari anggaran pengadaan komputer tersebut di dalam rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2020 yang digelar secara terbuka.

"Rapat tidak dinyatakan tertutup, berarti terbuka, dan statement itu saya utarakan di dalam rapat. Saya enggak pernah share rilis (materi rapat) apa pun ke media," kata Anthony. (Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest