Follow Us

Manakala Hape Baru Punya Fitur Kamera Makin Canggih, Ternyata Penjualan Ponsel Jadul Malah Meningkat Signifikan. Apa Penyebabnya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 24 November 2019 | 13:30
Nokia 1200
YouTube/Adrian Alcon Zurawka

Nokia 1200

Fotokita.net - Di tengah kemajuan teknologi yang kian menggila, produsen handphone alias hape seolah berlomba menawarkan beragam fitur canggih, mulai dari kamera dengan kemampuan fotografi mumpuni hingga jeroan yang mendukung aplikasi game terkini.

Maklum, saat ini, semua orang telah terkoneksi dengan jaringan internet hingga membuat mudah segalanya. Habis memotret pun, setiap orang bisa langsung mengunggahnya ke media sosial melalui hape.

Dalam satu jam, bisa jadi lebih dari 10 kali Anda memeriksa ponsel dan sosial media Anda meski tidak ada notifikasi atau pesan yang masuk.

Belum lagi untuk bermain game atau sekadar berkirim pesan melalui Whatsapp. Interaksi Anda dengan ponsel Anda akan makin intens.

Baca Juga: Dibekali Kamera Paling Mumpuni, Tetap Saja Orang Indonesia Enggak Mau Beli Lagi HP Korea Sejuta Umat Ini. Nasibnya Sekarang Kalah Bersaing dengan Ponsel China

Tapi menurut Sky News, penjualan global ponsel cerdas (smartphone) hanya naik sebesar 2% tahun 2017 lalu sementara ponsel zaman dulu (dumb phone) malah naik sebesar 5%.

Apa yang membuat penjualan ponsel zaman dulu malah masih dibeli oleh penggunanya?

Penelitian oleh Ofcom menunjukkan bahwa 78% masyarakat Inggris tak bisa hidup tanpa ponsel mereka dan menghabiskan 3 jam 14 menit untuk memeriksanya.

"Anda memeriksanya berulang kali. Bisa jadi 150 kali sehari dan Anda terus terhubung dengan Facebook dan Instagram Anda dan mulai meninggalkan interaksi sosial di dunia nyata,"

Nokia 1110
Android Headlines

Nokia 1110

"Semakin Anda melakukannya, semakin Anda merasa terus ingin melakukannya dan terkadang itu melelahkan," kata Mary Erskine, seorang pelanggan yang memilih membeli ponsel zaman dulu.

Faktanya, apa yang dialami oleh Erskine juga apa yang selalu kita alami sejak mengenal smart phone.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest