Follow Us

Pernah Minta Proyek Infrastruktur Dihentikan, Sosok Ini Soroti Peran Menko Luhut Binsar yang Kelewat Dominan dalam Kabinet: 'Sekalian Saja Jadikan Perdana Menteri!'

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 21 November 2019 | 07:00
Presiden Jokowi bersama Menteri Kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan
Dok KKP

Presiden Jokowi bersama Menteri Kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan

FAISAL: Maksud saya, growth itu akan di bawah 5%, kurs rupiah bisa terpukul. Tetapi itu sebentar, karena Presiden Jokowi sudah kejedot dengan ketidak disiplinannya.

Berarti selama ini Jokowi di-entertain sama menteri-menteri yang tidak benar. Ada reshuffle nanti. Ini very quick. Maka saya bilang ada gejolak kecil. Saya bilang ini waspada fiskal. Apalagi kalau dilihat harga minyak naik terus.

Nah, subsidi tidak dinaikkan, dan harga jadi murah. Kalau harga murah kita tidak peduli, impornya naik. Sekarang defisit minyak Januari–Agustus sudah US$ 9,4 miliar.

Selama Januari-Agustus tahun lalu US$ 6,8 miliar. Defisit ini akan ikut merusak rupiah. Jadi meskipun semester I 2017 lalu surplus neraca perdagangan kita menjadi yang terbesar sejak tahun 2012, namun sebetulnya kita punya masalah di depan mata

Baca Juga: Bikin Heboh Gara-gara Masuk Anggaran Disdik DKI, Rupanya Lem Aibon Diimpor Keluarga Ketua Penasihat Ekonomi Jusuf Kalla dari Negara Ini

KONTAN: Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah gejolak kecil yang Anda sebut?

FAISAL: Jalan keluarnya, ya tolong infrastruktur di-reschedule setahun aja. Atau, bagusnya dua tahun, jadi kelar pada 2020. Nggak bikin kiamat, kok. Ongkosnya akan lebih mahal untuk Pak Jokowi kalau terjadi gejolak kecil.

Kalau diteruskan kemungkinan Jokowi tidak mampu, oposisi bisa dibilang akan semakin ugal-ugalan. Walaupun saya katakan, secara politik Jokowi itu makin kuat. DPR kan tidak apa-apa segala macam.

KONTAN: Pemerintah bilang akan melakukan upaya ekstra menggenjot pajak, misalnya dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2017 yang merupakan kelanjutan UU Pengampunan Pajak. Apakah ini bisa membuat target pajak tercapai?

FAISAL: Itu cara sapu jagad. Dengan segala cara, baik PP atau yang lainnya, agar bisa terkejar penerimaan pajaknya. Tapi kalau Pak Jokowi tidak mau infrastrukturnya dipotong, ya dilakukanlah cara-cara sapu jagad itu.

Ibaratnya, induk ayam semakin stres, ya tidak bertelur dia. Induk ayam maksudnya swasta. Padahal, investasi pemerintah cuma 10%. Sisanya, 90% adalah investasi swasta.

Jadi sebanyak 10% diamankan at the cost of 90%. Neto nya pertumbuhan tidak akan tercapai. Kalau tidak ada gejolak saja, pertumbuhan kita cuma 5%. Apalagi kalau muncul gejolak kecil.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest