Follow Us

Terjadi Sebelum Perang Teluk Pecah, Muhammad Ali Nekat Temui Saddam Hussein Demi Tujuan Ini. Ternyata Pertemuan Itu Nyaris Gagal Gara-gara Hal Sepele

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 16 November 2019 | 09:29
Petinju Muhammad Ali, jadi satu-satunya orang Amerika Serikat yang bisa lunakkan hati Saddam Husein
Intisari/NDTV.com

Petinju Muhammad Ali, jadi satu-satunya orang Amerika Serikat yang bisa lunakkan hati Saddam Husein

Seminggu kemudian, Ali yang menderita parkinson kehabisan obatnya, dia tidak bisa bangun dari tempat tidurnya dan berbicara.

Penghubung Ali dari Kedubes Amerika, Vernon Nored menemukan obat di Rumah Sakit Irlandia di Baghdad dan memberikan pada Ali.

Pada hari berikutnya, Saddam setuju bertemu dengan Ali pada 29 November, pertemuan tersebut terbuka dan media datang untuk meliputnya.

Setelah Ali dengan sabar mendengarkan Hussein, dia mengatakan kepadanya bahwa dia akan mengambil para sandera dari Irak.

Baca Juga: Lahir di Rumah Sakit dan Ditangani Dokter yang Sama, Begini Perbedaan Proses Persalinan Jan Ethes dan La Lembah Manah. Apa Alasannya Menantu Jokowi Itu Harus Operasi Caesar?

Tetapi Hussein berkata, "Saya tidak akan membiarkan Muhammad Ali kembali ke AS tanpa memiliki sejumlah warga negara Amerika menemaninya."

Pada 2 Desember 1990, Ali dan 15 orang lelaki itu kembali ke Amerika Serikat dengan selamat.

Hanya beberapa minggu kemudian, pada 6 Januari 1991, Amerika Serikat mulai membom Irak.

Ali sendiri masih diliputi oleh kritik bahwa misinya adalah peningkatan diri, bahwa ia hanya mencari publisitas yang lebih banyak.

Tetapi Ali menepis hal itu, lalu dia mengatakan, "Saya memang membutuhkan publisitas, tetapi tidak untuk apa yang saya lakukan untuk kebaikan!"

"Saya perlu publisitas untuk buku saya, saya butuh publisitas untuk perkelahian saya, saya perlu publisitas untuk film saya, tetapi tidak untuk membantu orang," katanya. (Afif Khoirul M).

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Kisah Muhammad Ali datang ke Irak Temui Saddam Husein Demi Bebaskan 15 Sandera"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest