Ketinggian 0,09 meter (9 centimeter) di Jailolo pada pukul 23.43 WIB atau 00.43 Wita. Kemudian, ketinggian 0,06 meter (6 centimeter) di Ternate pada pukul 23:43 WIB atau 00:43 Wita. "Warning tsunami sudah dinyatakan berakhir," kata dia.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa magnitudo 7,1 yang mengguncang Jailolo, Maluku Utara, akibat adanya sesar dalam lempeng laut Maluku. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dikutip Antara, Jumat (15/11/2019).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamam hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ini akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam lempeng laut Maluku," kata Rahmat.
Hasil analisis mekanisme sumber, lanjut Rahmat, menunjukkan bahwa gempa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo 7,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 7,1.
Episenter gempa bumi dirasakan di daerah Bitung dan Manado IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Gorontalo dan Ternate III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah), di Buol II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan status ancaman "waspada" untuk daerah Minahasa Utara bagian Selatan (Sulawesi Utara). (Kompas.com)