Follow Us

Gempa M 7,1 Picu Tsunami Kecil dan Gempa Susulan Puluhan Kali , Warga Maluku Utara Berhamburan Saat Tengah Malam. Inilah Penyebab Gempa Itu

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 15 November 2019 | 08:53
Ilustrasi gempa.
iStockphoto

Ilustrasi gempa.

Fotokita.net - Gempa bumi magnitudo 7,1 mengguncang Jailolo, Maluku Utara, Jumat malam (15/11/2019) dini hari. Gempa tersebut berpotensi tsunami.

Lalu pada pukul 02.48 Wita dini hari, gempa susulan kembali terjadi di Manado dan beberapa wlayah di Sulut. Gempa terasa cukup kuat dan berlangsung beberapa detik. Gempa dirasakan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kota Bitung.

Warga di Kota Ternate, Maluku Utara, berlarian keluar rumah setelah gempa bermagnitudo 7,1 mengguncang pada hari Kamis (14/11/2019), pukul 23.17 WIB.

Lalu setelah muncul ada peringatan dini gempa tersebut berpotensi tsunami, warga pun segera mengungsi ke daerah yang tinggi.

Baca Juga: Amerika yang Mengaku Adidaya, Lumpuh Karena Gempa. Deretan Foto Hitam Putih Ini Menunjukkan Kisah Tragis Tahun 1906

Sementara itu, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Jumat (15/11/2019) pukul 02.29 Wita, terjadi 19 kali gempa susulan pascagempa bermagnitudo 7,1 di Jailolo, Maluku Utara.

Seperti diketahui, BMKG merilis gempa terjadi pada Kamis (14/11/2019) pukul 23.17 WIB Pusat gempa berada 137 km Barat Laut Jailolo, Maluku Utara, dengan posisi 1.67 LU dan 126.39 BT.

Kedalaman pusat gempa 73 km. Dari pantauan BMKG, tsunami justru terjadi di daerah Bitung dan Ternate dengan ketinggian 9 centimeter.

Gempa Maluku Utara
inatews.bmkg.go.id

Gempa Maluku Utara

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado Edward Henry Mengko, menjelakan melalui pesan singkat, untuk kejadian gempa bumi dengan kekuatan signifikan, biasanya diikuti dengan gempa susulan.

"Update terbaru hingga pukul 02.29 Wita, sudah terjadi 19 kali gempa susulan. Kisaran magnitudo 3,2 sampai 5,0," ujar Edward. Sementara itu, dari hasil pemantauan alat pemantau pasang surut (tide gauge) yang terpasang di tepi pantai, tsunami terdeteksi dengan ketinggian 0,10 meter (10 centimeter) di Bitung pada pukul 00.08 WIB atau 01.08 Wita.

Ketinggian 0,09 meter (9 centimeter) di Jailolo pada pukul 23.43 WIB atau 00.43 Wita. Kemudian, ketinggian 0,06 meter (6 centimeter) di Ternate pada pukul 23:43 WIB atau 00:43 Wita. "Warning tsunami sudah dinyatakan berakhir," kata dia.

Baca Juga: Gempa Kecil Terus Melanda, Warga Bogor Takut Rumah Bakal Roboh. Apa Penyebab Gempa Itu Terus Muncul Hingga 76 Kali?

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa magnitudo 7,1 yang mengguncang Jailolo, Maluku Utara, akibat adanya sesar dalam lempeng laut Maluku. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dikutip Antara, Jumat (15/11/2019).

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamam hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ini akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam lempeng laut Maluku," kata Rahmat.

Hasil analisis mekanisme sumber, lanjut Rahmat, menunjukkan bahwa gempa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo 7,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 7,1.

Baca Juga: Gempa Banten Bikin Panik, Warga Jakarta Berhamburan dari Gedung Tinggi Hingga Orang Banten Keluar Bawa Infus. Lihat Rekaman Fotonya!

Episenter gempa bumi dirasakan di daerah Bitung dan Manado IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Gorontalo dan Ternate III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah), di Buol II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan yang digantung bergoyang).

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan status ancaman "waspada" untuk daerah Minahasa Utara bagian Selatan (Sulawesi Utara). (Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest