Ia mengundurkan diri karena mendaftar sebagai calon legislatif lewat partai politik yang berbeda pada Pemilu 2019.
Saat ini, Inggard kembali terpilih sebagai anggota DPRD DKI periode 2019-2024, namun melalui Fraksi Partai Gerindra.

Ramai Gaji Anggota DPRD DKI Capai Rp 111 Juta Per Bulan, Ternyata Setelah Dipotong Tinggal Rp 45 Juta
Dulu, Inggard juga dikenal sebagai pengkritik kebijakan Ahok. Saat Ahok mengeluarkan izin reklamasi, Inggard dengan vokal mengkritik kebijakan tersebut.
Menurutnya, desakan dari pimpinan partainya saat itu untuk menyetujui kebijakan tersebut berpotensi menimbulkan tindakan transaksional.
Selain izin reklamasi, Inggard juga mempermasalahkan pembelian lahan RS Sumber Waras. Menurut Inggard, pembelian lahan seharusnya tidak dilanjutkan. Namun, Inggard menyatakan diri sebagai pengkritik kebijakan Pemprov DKI pada saat itu, bukan pengkritik Ahok.

Setelah anggaran mengenai lem aibon ramai diperbincangkan, kini muncul lagi anggaran pulpen dengan nominal yang mengagetkan
Selama berada di Partai Nasdem, Inggard dikenal sebagai anggota yang sering bertentangan dengan partainya. Salah satunya ketika Partai Nasdem mendeklarasikan diri mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Bertentangan dengan partai, Inggard justru menjadi sekretaris pansus angket di DPRD Jakarta yang bertujuan untuk melengserkan Ahok pada saat itu. Pansus tersebut memiliki tujuan untuk melengserkan Ahok dari jabatan gubernur ketika itu.

Anies dan Ahok saat debat calon Gubernur Jakarta.
Inggard menjadi sekretaris dalam pansus angket tersebut. Ketika proses pansus berjalan, Fraksi Partai Nasdem mencabut dukungannya terhadap pansus angket itu. Meski ada keputusan partai, Inggard bergeming dan tetap dalam pansus itu.