Follow Us

Heboh Soal Anggaran Pembelian Lem Aibon, Ternyata Alat Perekat yang Sudah Nempel Diingatan Kita Ini Juga Sering Disalahgunakan Sejak Dulu. Begini Penjelasannya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 31 Oktober 2019 | 13:12
Lem Aibon
Blibli

Lem Aibon

Fotokita.net - Setelah sempat bikin heboh warganet, anggaran pembelian lem Aibon yang diajukan oleh Dinas Pendidikan atau Disdik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 82,8 miliar tak lagi bisa kita temukan alias menghilang.

Bikin heboh warganet, Lantas sebenarnya dari mana asal mula produk lem Aibon ini?

Lem Aibon merupakan salah satu produk unggulan PT Aica Indonesia yang bernaung di bawah perusahaan asal Jepang dan bergerak di bidang industri manufaktur, termasuk dalam pembuatan bahan perekat dan lapisan permukaan untuk interior.

Dikutip dari website resminya, lem Aica Aibon adalah perekat serbaguna berkualitas tinggi yang sudah ada sejak tahun 1974. Di Jepang, nama produsen Aica Aibon adalah Aica Kogyo. Sedangkan, lem Aibon di Indonesia diproduksi oleh PT Aica Indonesia.

Lem Aibon yang pabriknya sudah eksis selama 35 tahun dan di Indonesia sendiri pabriknya berada di Bekasi dan Karawang. Produk lem Aibon juga telah menembus pasar di berbagai negara di benua Asia, di antaranya adalah China, Korea, Taiwan, Malaysia, dan Singapura.

Baca Juga: Punya Anggaran Daerah Rp 86 Triliun, Mengapa Jakarta Tak Mampu Mengurus Kampung yang Dikepung Sampah Ini? Foto-foto Tunjukkan Warga Kampung yang Nyaris Tak Pernah Injak Tanah Bebas Sampah!

Aica Aibon merupakan lem dengan daya rekat yang tinggi, sehingga hampir semua bahan termasuk kayu, kain, karet, baja, dan HPL (High pressure Laminated) dapat direkatkan.

Pemprov menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor untuk SD Negeri di Jakarta Barat tahun 2020. Hal itu disampaikan anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana dalam akun Instagramnya @willsarana.
Akun Instagram @willsarana

Pemprov menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor untuk SD Negeri di Jakarta Barat tahun 2020. Hal itu disampaikan anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana dalam akun Instagramnya @willsarana.

Lem Aibon yang berwarna kuning telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, namanya telah menjadi brand image untuk produk lem.

Lem Aibon adalah perekat multiguna yang terbuat dari karet sintetis dan pelarut organik. Aica Aibon tersedia dalam toluena dan non toluena, cat dan semprotan.

Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam dunia industri yang juga bersifat sebagai pelarut. Sama halnya dengan pelarut lainnya, toluena biasa digunakan sebagai obat inhalan (senyawa yang mudah menguap dengan menghasilkan efek toksik yang mirip dengan alkohol) karena sifatnya yang memabukkan.

Baca Juga: Bikin Heboh Gara-gara Masuk Anggaran Disdik DKI, Rupanya Lem Aibon Diimpor Keluarga Ketua Penasihat Ekonomi Jusuf Kalla dari Negara Ini

Inhalan terdapat pada pelarut yang mudah menguap dan biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti lem, pengencer cat, bensin dan cairan pembersih. Dalam bahan tersebut terdapat zat-zat psikoaktif yang menimbulkan depresi pada sistem saraf pusat oleh penggunanya.

Tren perilaku menyimpang yang banyak dilakukan oleh anak-anak dan remaja untuk nge-fly saat ini salah satunya menggunakan lem Aibon ini.

Menghirup bau lem Aibon atau yang lebih dikenal dengan "ngelem" adalah kebiasaan yang berbahaya, apalagi kalau kebiasaan ini dilakukan secara berkelanjutan.

Viral Anggaran Disdik DKI untuk Lem Aibon Hingga Rp 82,8 Miliar, Begini Tanggapan Dinas Pendidikan: 'Kami Sedang Cek Apakah Salah Ketik'
Kolase: Shopee dan instagram/willsarana

Viral Anggaran Disdik DKI untuk Lem Aibon Hingga Rp 82,8 Miliar, Begini Tanggapan Dinas Pendidikan: 'Kami Sedang Cek Apakah Salah Ketik'

Pakar kesehatan menyebut bahwa aktivitas ngelem sangat berbahaya. Bahaya ngelem tidak kalah hebatnya dari bahaya narkoba atau minuman keras.

Aktivitas ngelem sangat berpengaruh terhadap resiko kesehatan seperti halusinasi, kerusakan otak, masalah jantung, gangguan pernafasan, depresi, hilangnya kendali emosi dan beragam masalah kesehatan lainnya. Bahkan aktivitas menyimpang ini bisa berakhir dengan ancaman nyawa penggunanya.

Sebagai manusia yang menyayangi kesehatan diri sendiri dan orang lain, sudah sepatutnya kita memahami bahwa kebiasaan-kebiasaan yang membahayakan bagi tubuh seperti aktivitas ngelem sebaiknya dijauhi sejauh mungkin sampai tak terlihat lagi.

Baca Juga: Anggaran Getah-getih Bisa Beli Ribuan Kerak Telur dan Thai Tea! Foto-foto Ini Memamerkan Masa Kejayaannya

Cuitan Handoko Tjung, seorang selebtwit terkait anggaran dana Lem Aibon yang capai Rp 82 m
Tangkap layar Twitter/@handokotjung

Cuitan Handoko Tjung, seorang selebtwit terkait anggaran dana Lem Aibon yang capai Rp 82 m

Perekat serbaguna ini sering disalahgunakan untuk mabuk atau sensasi 'high'. Biasanya perilaku ini disebut dengan 'ngelem', yakni menghirup uap lem hingga mabuk.

Efeknya hampir mirip dengan jenis narkoba lainnya yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang dan rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam sesudahnya.

Menghirup uap lem sangat berbahaya, sebab pada kadar tertentu bisa menyebabkan kematian mendadak. Sama seperti narkoba pada umumnya, efek ngelem akan menyerang susunan saraf di otak sehingga bisa menyebabkan kecanduan.

Dalam jangka panjang sistem organ yang diserang adalah otak dan saraf, khususnya yang berhubungan dengan jantung dan pernapasan. Risikonya adalah kematian mendadak atau Sudden Sniffing Death.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest