Follow Us

youtube_channeltwitter

Jokowi - Ma'ruf Dilantik, Sederet Pekerjaan Rumah Telah Menanti. Salah Satunya, SD Inpres di Karawang yang Tak Lagi Punya Ruang Kelas Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 20 Oktober 2019 | 14:14
Seorang guru membimbing siswa di SD Negeri Malangsari II, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019). Mereka belajar di kelas darurat.
KOMPAS/MELATI MEWANGI

Seorang guru membimbing siswa di SD Negeri Malangsari II, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019). Mereka belajar di kelas darurat.

Sisa reruntuhan sebagian gedung SD Negeri Malangsari II, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019).
KOMPAS/MELATI MEWANGI

Sisa reruntuhan sebagian gedung SD Negeri Malangsari II, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019).

Di bawah terpal, puluhan siswa kelas 2 dan 3 sibuk menyalin soal yang tertulis di papan tulis. Beberapa di antara mereka mengayunkan buku ke arah leher dan ketiak, berupaya menyejukkan diri.

Akan tetapi, keterbatasan itu tak mengurangi semangat siswa. Tak ada sekat pemisah ruang di antara kelas. Suara siswa bersahut-sahutan dan melebur jadi satu.

Masih semangat

Ika (26), salah seorang guru, dibuat kewalahan karena dipanggil sana-sini. Ia bahkan nyaris jatuh karena tersandung batu di samping meja. Padahal, jarak antarmeja siswa berdekatan, tapi semua heboh ingin mendapatkan atensi Ika.

Erna (29), guru lainnya, juga kesulitan menyelesaikan materi tematik dalam waktu dua jam. Jika waktu tak mencukupi, sisa materi akan menjadi PR. Belum lagi karena lokasinya berdekatan dengan sawah, sejumlah aktivitas pertanian dinilai memecah konsentrasi siswa. Siang itu, aroma menyengat pupuk urea tercium hidung.

Baca Juga: Pendidikan Bagi Generasi Masa Depan Suku Anak Dalam. Lihat Foto Kesehariannya!

Akan tetapi, semuanya tak cukup meruntuhkan semangat siswa belajar. Haikal (9), siswa kelas V, misalnya, sudah datang sejak pukul 08.00, padahal kelas baru dimulai pukul 09.30. Semangatnya begitu menggebu untuk belajar. Hal ini juga dilakukan siswi-siswi lainnya. Mereka berangkat awal agar dapat kursi deretan depan.

Sambil menunggu kelas sebelumnya usai, ia mengobrol dengan teman-temannya. Kemudian, mereka pun berebut memilih kursi di kelas. ”Pilih di depan supaya bisa memperhatikan bu guru,” ucap Haikal.

Aura (10) juga tak kehilangan semangat. Dia selalu meminta ibunya, Winda (29), mengantarnya ke sekolah pukul 08.00 karena ingin bermain dengan teman-temannya. Sambil menunggu kelas sebelumnya usai, Aura dan sejumlah anak menari dengan koreografi dan lantunan musik sisa latihan Festival Goyang Karawang #2 lalu.

Winda prihatin dengan kondisi ruang kelas yang tak kunjung diperbaiki. Ia sendiri merasakan tak nyaman berteduh di bawah terpal saat cuaca terik saat menunggu anaknya belajar.

”Meski kondisinya seperti ini, anak-anak tetap semangat belajar dan datang ke sekolah,” ujarnya sambil tersenyum.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

x