Follow Us

Jokowi - Ma'ruf Dilantik, Sederet Pekerjaan Rumah Telah Menanti. Salah Satunya, SD Inpres di Karawang yang Tak Lagi Punya Ruang Kelas Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 20 Oktober 2019 | 14:14
Seorang guru membimbing siswa di SD Negeri Malangsari II, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019). Mereka belajar di kelas darurat.
KOMPAS/MELATI MEWANGI

Seorang guru membimbing siswa di SD Negeri Malangsari II, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019). Mereka belajar di kelas darurat.

Fotokita.net - SD Negeri Malangsari II, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019), tak ubah seperti pengungsian. Atap tiga ruang kelasnya hancur dan sebagian tembok runtuh.

Berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Karawang. Pada suatu malam di bulan Desember 2017, gedung sekolah itu roboh diterpa angin besar. Nasibnya, serupa dengan banyak SD lain di era ”inpres”.

Dibangun tahun 1982, tubuh tua sekolah hasil Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar itu kian renta.

Dibuat dengan gelontoran rupiah ketika Indonesia tengah mengalami kejayaan minyak bumi, kini sekolah inpres kerap terdengar ambruk akibat minim perawatan.

Baca Juga: Berkisah Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Deretan Foto Ini Bikin Kita Terharu Pada Semangat Luhur Sang Guru

Hak sebagian siswa di Karawang, Jawa Barat, terenggut. Mereka terpaksa belajar di kelas darurat dan mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara bergiliran di atas puing sekolah yang ambruk sejak dua tahun lalu.

Secuil potret yang mungkin terjadi dan menjerat hidup generasi penerus bangsa lainnya. Pekerjaan rumah besar untuk pemimpin terpilih bangsa ini.

Hampir dua tahun, pengajuan bantuan renovasi tak kunjung datang. Pengajuan itu baru direalisasikan Agustus lalu. Namun, bangunan roboh itu masih belum disentuh. Hal itu membuat siswa berdesakan menempati tiga kelas lainnya yang selamat dari musibah itu. Kegiatan belajar-mengajar pun terpaksa dilakukan dalam dua sesi.

Waktu pelajaran juga harus dilakukan lebih singkat. Siswa kelas 1, 2, dan 3 hanya belajar dari pukul 07.30 hingga 09.30. Setelah itu, ruang kelas darurat tersebut menjadi milik kakak kelas, siswa kelas 4, 5, dan 6, hingga pukul 11.30.

Keterbatasan itu membuat kegiatan belajar tak ideal. Bersebelahan langsung dengan sawah, selembar terpal berukuran sekitar 4 meter x 3 meter dibentangkan pada keempat sudut. Di tengah-tengahnya, ada tiang bambu sebagai penyangga.

Baca Juga: Pendidikan bagi Anak-Anak Suku Anak Dalam

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest