Malam itu di rumah sakit, ingatan Rudy sudah kabur, antara sadar dan tidak sadar. Samar-samar terdengar doa-doa para pastor yang dipanggil pihak rumah sakit.
Lalu ia melihat cahaya putih, setelah itu semuanya gelap. Karena dikira sudah meninggal, Rudy dibawa ke kamar jenazah oleh para perawat.
Mereka membicarakan betapa malangnya anak Indonesia ini, meninggal sendirian jauh dari Tanah Airnya.
Namun di kamar jenazah tersebut Rudy kembali siuman, oleh karena itu dibawa kembali ke ruang inap kritis.
Mendengar putra tercintanya sakit, Mami memutuskan menjenguk Rudy. Namun karena ternyata Rudy sudah pulang kembali ke Aachen, prioritas Mami berubah.
Tanpa setahu Rudy, ia langsung menuju rumah Ilona diantar oleh Marzuki. Pembicaraan antara dua perempuan berlainan bangsa dan usia itu berlangsung cukup lama.
Setelah itu Mami menemui Rudy yang pada waktu itu sudah sembuh dan pulang ke indekosnya, seolah tidak terjadi apa-apa.
“Rud, Mamimu ini akan jauh lebih tenang kalau kamu di Jerman ini ada yang mengurusi,” kata Mami kepada Rudy.
Baca Juga: Akui Ada Dualisme dalam Kewenangan, BJ Habibie Pernah Setujui Batam Jadi Pusat Kasino. Asalkan...