Follow Us

Ada-ada Saja, Ayam Jantan Ini Jadi Sumber Sengketa Warga di Pengadilan. Untunglah, Ia Mampu Merebut Hati Sang Hakim. Begini Kronologisnya...

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 11 September 2019 | 07:10
Inilah Maurice, ayam antan yang menjadi simbol ketegangan desa dan kota di wilayah Prancis.
GETTY IMAGES via BBC Indonesia

Inilah Maurice, ayam antan yang menjadi simbol ketegangan desa dan kota di wilayah Prancis.

Fotokita.net - Ada-ada saja kejadian di wilayah Prancis ini. Warga kota yang tak terima dengan kehidupan alami di desa protes hingga membawa perkara ke pengadilan. Tentu, saat kasus ini muncul, perdebatan menjadi ketegangan berikutnya.

Sengketa berawal ketika Jean-Louis Biron yang punya rumah di Oleron, satu pulau di lepas pantai Atlantik, yang masih dalam wilayah Prancis, merasa terganggu dengan kokok Maurice.

Oleron dikenal sebagai salah satu kawasan populer orang-orang kota untuk memiliki rumah kedua.

Baca Juga: Bukan Lagi Perkara Kerusuhan, Bahaya Ini Diam-diam Ancam Jayapura. Apakah Warga Papua Telah Menyadarinya?

Karena merasa terganggu, Biron membawa kasus ini ke pengadilan, dengan harapan, pemilik Maurice, Jacky Fesseau dan istrinya Corrine, melakukan sesuatu agar ayam itu tak menjadi sumber gangguan pada pagi hari.

"Kokokan ayam dimulai pada jam 4.30 pagi dan terus berlanjut sepanjang pagi sampai sore hari," tulis Biron lewat sebuah surat resmi kepada tetangganya di tahun 2017.

Ketika pasangan Fesseau berulang kali menolak membungkam Maurice, Biron menuntut mereka ke pengadilan.

Kasus ini kemudian menjadi sumber perdebatan nasional di wilayah Prancis.

Baca Juga: Dulu Saling Bunuh, Kini Bergandengan Tangan. Begini Potret Suram Suku Asli Amazon yang Tak Lagi Berperang Demi Kelestarian Tempat Tinggalnya.

Ayam jantan bernama Maurice dan salah satu pemiliknya, Corrine Fesseau.
REUTERS via BBC Indonesia

Ayam jantan bernama Maurice dan salah satu pemiliknya, Corrine Fesseau.

Pengadilan di Prancis memutuskan seekor ayam jantan bernama Maurice tetap dibolehkan untuk berkokok.

Sengketa ini dianggap mewakili ketegangan hubungan antara warga kota dan warga desa. Namun setelah melewati beberapa kali sidang, hakim memutuskan Maurice harus tetap dibolehkan untuk berkokok di pagi hari.

Baca Juga: Badai Pasti Berlalu, Beginilah Foto-foto Panorama Langit Nan Cantik Usai Badai Menerjang Suatu Wilayah...

Peningkatan urbanisasi di Prancis menyebabkan terjadinya bentrokan gaya hidup masyarakat pedesaan yang semakin diserbu "orang kota".

"Daerah pedesaan harus tidak berubah dan mereka seharusnya tidak mengatakan: 'Kita seharusnya membungkam keributan pedesaan,'" kata Corrine Fesseau seperti dikutip kantor berita Reuters setelah keputusan pengadilan.

"Hari ini Maurice memenangkan perang bagi seluruh Prancis," kata Fesseau.

Maurice mendapat dukungan penduduk dan sebuah petisi elektronik guna menyelamatkannya agar tidak dibungkam mendapatkan sekitar 140.000 tanda tangan.

Pendukung lainnya mencetak wajah ayam tersebut pada kaus.

Baca Juga: Bertemu Jokowi, Puluhan Tokoh Papua Sampaikan Berbagai Permintaan Ini. Bukan Cuma Itu, Salah Satu Tokoh Papua Berani Kasih Lahan Gratis Asalkan Permintaan Dipenuhi

Dukungan bagi ayam jantan di antaranya berbentuk kaus dan petisi yang ditandatangani hampir 140.000 orang.
REUTERS via BBC Indonesia

Dukungan bagi ayam jantan di antaranya berbentuk kaus dan petisi yang ditandatangani hampir 140.000 orang.

"Idenya untuk mendukung Maurice di samping juga menyatakan kemarahan bahwa seekor ayam jantan dapat dilibatkan dalam kasus hukum," kata Benoit Guitton, pedagang setempat yang menjual kaus Maurice.

"Apa selanjutnya? Apakah mereka akan melarang suara burung camar dan merpati?" demikian isi petisi yang diterbitkan situs Prancis, Mes Opinions.

Baca Juga: Sembari Doakan Kesembuhan, Yuk Kita Intip Foto-foto Rumah Apik Milik BJ Habibie. Ada Ornamen yang Buktikan Cinta Tanpa Batasnya Pada Ainun Habibie!

Pengacara Biron berusaha membuat Fesseau untuk membayar denda dalam jumlah besar jika ayam jantan tersebut terbukti mengganggu keheningan.

Tetapi pengadilan kota Rochefort mendukung Maurice dan bahkan memerintahkan Biron untuk membayar Rp15,4 juta karena merugikan pemilik ayam.

Ini dapat menjadi dasar kasus lain: pejabat hukum di daerah Landesa akan memulai pengkajian kasus sejenis pada bulan Oktober yang melibatkan bebek dan angsa yang "berkotek terlalu keras".

Baca Juga: Habibie Terbaring Sakit, Lihat Foto Kenangan Tokoh Bangsa Ini Naik Moge Bareng Pak Harto Hingga Foto Bareng Mantan Presiden di Istana Merdeka Nan Bersejarah

Desa mengejek untuk menghadapi serbuan orang kota. Papan ini untuk membuat mereka mewaspadai suara lonceng gereja dan kokok ayam.
GETTY IMAGES via BBC Indonesia

Desa mengejek untuk menghadapi serbuan orang kota. Papan ini untuk membuat mereka mewaspadai suara lonceng gereja dan kokok ayam.

Masalah hukum lain terkait dengan suara lonceng gereja dan sapi yang berisik.

"Semakin banyak orang yang pindah ke desa, bukan untuk menjadi petani tetapi untuk tinggal di sana," kata Jean-Louis Yengue, ahli geografi University of Poitiers.

"Semuanya berusaha mempertahankan wilayahnya."

Baca Juga: Mengapa Pimpinan dan Karyawan Gelar Aksi Tutup Logo KPK dengan Kain Hitam di Gedung Merah Putih, Akankah Korupsi Kembali Merajalela? Lihat Foto-foto Aksi Mereka

Tetapi bagi sejumlah orang penting di Saint-Pierre D'Oleron, desa tempat tinggal Fesseau, masalahnya lebih besar lagi.

"Ini adalah puncak ketidaktoleranan - Anda harus menerima tradisi setempat," kata Christophe Sueur, wali kota Saint-Pierre-d'Oleron. (BBC Indonesia)

Source : BBC Indonesia

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest