Follow Us

Bukan Lagi Perkara Kerusuhan, Bahaya Ini Diam-diam Ancam Jayapura. Apakah Warga Papua Telah Menyadarinya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 10 September 2019 | 19:11
Kondisi lereng Gunung Cycloop terpantau dari Jalan Sosial, Sentani, Papua, Kamis (21/3/2019). Kondisi kaki gunung banyak beralif fungsi dari cagar alam menjadi kebun dan perumahan. Kawasan hutan seluas 31.479,9 hektar itu merupakan pengendali pasokan air bagi warga Jayapura, Papua.  KOMPAS/HENDRA A
Kompas Nasional

Kondisi lereng Gunung Cycloop terpantau dari Jalan Sosial, Sentani, Papua, Kamis (21/3/2019). Kondisi kaki gunung banyak beralif fungsi dari cagar alam menjadi kebun dan perumahan. Kawasan hutan seluas 31.479,9 hektar itu merupakan pengendali pasokan air bagi warga Jayapura, Papua. KOMPAS/HENDRA A

Fotokita.net - Gamel Nasser (37), warga Kelurahan Entrop, Kota Jayapura, Papua mengaku, saat ini pasokan air dari PDAM menurun drastis. Karena kondisi itu, dia terpaksa menghemat pemakaian air. ”Dalam seminggu biasanya warga bisa mendapatkan air selama tiga kali dengan durasi 8 jam. Saat ini, durasinya hanya dua hingga lima jam,” ujarnya.

Kondisi berbeda dialami Dian Tjauw (32), warga Kelurahan Imbi. Akibat kekeringan, dia harus membeli 2.000 liter air untuk memenuhi kebutuhan selama seminggu. ”Saya harus mengeluarkan biaya hingga Rp 160.000 untuk keperluan itu,” ucapnya.

Baca Juga: Bertemu Jokowi, Puluhan Tokoh Papua Sampaikan Berbagai Permintaan Ini. Bukan Cuma Itu, Salah Satu Tokoh Papua Berani Kasih Lahan Gratis Asalkan Permintaan Dipenuhi

Salah satu intake PDAM Jayapura yang debitnya menurun drastis pada September 2019.
PDAM JAYAPURA

Salah satu intake PDAM Jayapura yang debitnya menurun drastis pada September 2019.

Debit air di sejumlah sumber mata air milik Perusahaan Daerah Air Minum Jayapura menurun drastis hingga separuh dari pasokan normal 895 liter per detik. Penurunan debit ini merupakan yang terparah dalam 27 tahun terakhir.

Hal itu disampaikan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura Entis Sutisna, Selasa (10/9/2019), di Jayapura, Papua. Entis mengatakan, penurunan drastis di antaranya terjadi di empat fasilitas intake (sumber air), yakni di Bhayangkara, Ajen, Entrop, dan Borgonji.

Baca Juga: Wiranto Klaim Mahasiswa Papua Menyesal Pulang Kampung, Benarkah Isi Maklumat Rakyat Papua Ini yang Jadi Pemicu Mereka Kembali ke Jayapura?

Kondisi debit air di salah satu intake PDAM Jayapura yang menurun drastis pada September ini.
PDAM JAYAPURA

Kondisi debit air di salah satu intake PDAM Jayapura yang menurun drastis pada September ini.

Debit air dari intake Ajen turun dari 50 liter per detik menjadi 25 liter per detik, sementara debit air intake Entrop dari 75 liter per detik menjadi 35 liter per detik dan debit air intake Borgonji turun dari 50 liter per detik menjadi 10 liter per detik. Penurunan paling parah dialami intake Bhayangkara yang debitnya anjlok dari 25 liter per detik menjadi hanya 1 liter per detik.

Baca Juga: Sempat Dikira Wali Kota Malang, Lelaki di Dalam Video Ini Cium Kaki Orang Papua. Begini Alasan Dia Lakukan Hal Itu...

”Biasanya, penurunan debit air pada Agustus hingga Oktober maksimal hanya 30 persen. Pada tahun ini, penurunan debit air paling parah, yakni hingga 50 persen,” kata Entis. Hal ini juga tercatat paling parah dalam 27 tahun terakhir.

Source : Kompas.id

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest