Follow Us

Ada-ada Saja, Ayam Jantan Ini Jadi Sumber Sengketa Warga di Pengadilan. Untunglah, Ia Mampu Merebut Hati Sang Hakim. Begini Kronologisnya...

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 11 September 2019 | 07:10
Inilah Maurice, ayam antan yang menjadi simbol ketegangan desa dan kota di wilayah Prancis.
GETTY IMAGES via BBC Indonesia

Inilah Maurice, ayam antan yang menjadi simbol ketegangan desa dan kota di wilayah Prancis.

Pengacara Biron berusaha membuat Fesseau untuk membayar denda dalam jumlah besar jika ayam jantan tersebut terbukti mengganggu keheningan.

Tetapi pengadilan kota Rochefort mendukung Maurice dan bahkan memerintahkan Biron untuk membayar Rp15,4 juta karena merugikan pemilik ayam.

Ini dapat menjadi dasar kasus lain: pejabat hukum di daerah Landesa akan memulai pengkajian kasus sejenis pada bulan Oktober yang melibatkan bebek dan angsa yang "berkotek terlalu keras".

Baca Juga: Habibie Terbaring Sakit, Lihat Foto Kenangan Tokoh Bangsa Ini Naik Moge Bareng Pak Harto Hingga Foto Bareng Mantan Presiden di Istana Merdeka Nan Bersejarah

Desa mengejek untuk menghadapi serbuan orang kota. Papan ini untuk membuat mereka mewaspadai suara lonceng gereja dan kokok ayam.
GETTY IMAGES via BBC Indonesia

Desa mengejek untuk menghadapi serbuan orang kota. Papan ini untuk membuat mereka mewaspadai suara lonceng gereja dan kokok ayam.

Masalah hukum lain terkait dengan suara lonceng gereja dan sapi yang berisik.

"Semakin banyak orang yang pindah ke desa, bukan untuk menjadi petani tetapi untuk tinggal di sana," kata Jean-Louis Yengue, ahli geografi University of Poitiers.

"Semuanya berusaha mempertahankan wilayahnya."

Baca Juga: Mengapa Pimpinan dan Karyawan Gelar Aksi Tutup Logo KPK dengan Kain Hitam di Gedung Merah Putih, Akankah Korupsi Kembali Merajalela? Lihat Foto-foto Aksi Mereka

Tetapi bagi sejumlah orang penting di Saint-Pierre D'Oleron, desa tempat tinggal Fesseau, masalahnya lebih besar lagi.

"Ini adalah puncak ketidaktoleranan - Anda harus menerima tradisi setempat," kata Christophe Sueur, wali kota Saint-Pierre-d'Oleron. (BBC Indonesia)

Source : BBC Indonesia

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest