Follow Us

Bukan Lagi Perkara Kerusuhan, Bahaya Ini Diam-diam Ancam Jayapura. Apakah Warga Papua Telah Menyadarinya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 10 September 2019 | 19:11
Kondisi lereng Gunung Cycloop terpantau dari Jalan Sosial, Sentani, Papua, Kamis (21/3/2019). Kondisi kaki gunung banyak beralif fungsi dari cagar alam menjadi kebun dan perumahan. Kawasan hutan seluas 31.479,9 hektar itu merupakan pengendali pasokan air bagi warga Jayapura, Papua.  KOMPAS/HENDRA A
Kompas Nasional

Kondisi lereng Gunung Cycloop terpantau dari Jalan Sosial, Sentani, Papua, Kamis (21/3/2019). Kondisi kaki gunung banyak beralif fungsi dari cagar alam menjadi kebun dan perumahan. Kawasan hutan seluas 31.479,9 hektar itu merupakan pengendali pasokan air bagi warga Jayapura, Papua. KOMPAS/HENDRA A

Bencana kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Novan/Kompas.id

Bencana kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia.

Ia menuturkan, penurunan debit air tak hanya karena faktor kemarau yang berkepanjangan. Ada pula faktor perambahan hutan di sekitar mata air sehingga memengaruhi berkurangnya debit.

Dari hasil temuan PDAM Jayapura, hingga tahun ini, lanjut Entis, terdapat pembukaan ladang di sekitar mata air dengan cara menebang dan membakar hutan.

Baca Juga: Penuntut Papua Merdeka, Apakah Sudah Siap Bikin Strategi untuk Solusi Dua Kampung Darurat Kusta dan Lepra di Papua Ini?

Grafik titik api di wilayah Papua dan Papua Barat pada Minggu (8/9/2019).
BBMKG WILAYAH V JAYAPURA

Grafik titik api di wilayah Papua dan Papua Barat pada Minggu (8/9/2019).

”Peranan akar pada pohon sangat penting sebagai cadangan air permukaan. Selama ini PDAM Jayapura sangat mengandalkan air permukaan,” katanya.

Ia berharap masyarakat bersama tokoh adat membantu pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian hutan. Hal ini demi menjaga agar krisis air di Jayapura tidak semakin parah.

Baca Juga: Begini Kiprah Benny Wenda yang Disebut Moeldoko Sebagai Dalang Kerusuhan di Papua, Dari Buronan Pemerintah Indonesia Hingga Hidup Sejahtera di Eropa

Kondisi lereng Gunung Cycloop terpantau dari Jalan Sosial, Sentani, Papua, Kamis (21/3/2019). Kondisi kaki gunung banyak beralif fungsi dari cagar alam menjadi kebun dan perumahan. Kawasan hutan seluas 31.479,9 hektar itu merupakan pengendali pasokan air bagi warga Jayapura, Papua.  KOMPAS/HENDRA A
Kompas Nasional

Kondisi lereng Gunung Cycloop terpantau dari Jalan Sosial, Sentani, Papua, Kamis (21/3/2019). Kondisi kaki gunung banyak beralif fungsi dari cagar alam menjadi kebun dan perumahan. Kawasan hutan seluas 31.479,9 hektar itu merupakan pengendali pasokan air bagi warga Jayapura, Papua. KOMPAS/HENDRA A

Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili mengimbau masyarakat agar lebih hemat menggunakan air saat musim kemarau yang diperkirakan masih berlangsung hingga Oktober.

Masyarakat juga diminta tidak membuka ladang dengan cara membakar lahan. BBMKG Wilayah V Jayapura mendata hotspot atau titik panas di Papua terus bertambah selama dua hari terakhir. Sebanyak 38 titik panas terpantau hingga Selasa ini yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Merauke (32 titik), Mappi (5 titik), dan Tolikara (1 titik).

Baca Juga: Siapakah Benny Wenda, Orang Papua yang Disebut Moeldoko Sebagai Dalang Kerusuhan di Bumi Cendrawasih

Source : Kompas.id

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest