Follow Us

Serba Salah, Lahan Penuh Sampah Dibersihkan Pemilik Lahan Malah Marah. Begini Curhat Petugas Dinas Kebersihan Jakarta Sewaktu Beberes Kampung Bengek yang Penuh Sampah...

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 04 September 2019 | 07:31
Lanskap Kampung Bengek yang menempati lahan milk PT Pelindo II di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, yang dikelilingi sampah, Senin (2/9/2019).
KOMPAS/RIZA FATHONI

Lanskap Kampung Bengek yang menempati lahan milk PT Pelindo II di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, yang dikelilingi sampah, Senin (2/9/2019).

Suasana aktivitas di Kampung Bengek, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (29/8/2019). Timbunan sampah plastik telah memadati kawasan ini sejak lama karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat.
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suasana aktivitas di Kampung Bengek, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (29/8/2019). Timbunan sampah plastik telah memadati kawasan ini sejak lama karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat.

Maju kena, mundur kena. Itulah yang dialami Slamet Riyadi dan para petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta di area yang digelari nama Kampung Bengek, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (2/9/2019). Kampung itu berdiri di atas lahan PT Pelabuhan Indonesia II alias IPC Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa.

Kampung Bengek jadi perhatian publik karena kekumuhan di sana boleh dikatakan sudah berlebihan. Sampah rumah tangga menghampar di lahan yang sampai saat ini pun IPC Cabang Sunda Kelapa belum bisa memastikan berapa luasnya. Kebanyakan sampah berupa kemasan plastik dan tas keresek, lainnya ada kemasan kardus dan stirofoam. Jika ”beruntung”, di titik tertentu bisa juga menemukan kotoran hewan… hingga kotoran manusia!

Baca Juga: Manusia Sebabkan Bumi Makin Panas dan Suhu Global Terus Naik. Adakah Tempat yang Aman untuk Kita Tinggal di Planet Ini?

Kambing mencari makan di antara tumpukan sampah di Kampung Bengek di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (2/9/2019).
KOMPAS/RIZA FATHONI

Kambing mencari makan di antara tumpukan sampah di Kampung Bengek di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (2/9/2019).

Di dekat, bahkan ada yang di atas, sampah-sampah itu, berdiri rumah panggung yang sebagian besar semipermanen. Kreativitas memanfaatkan material bekas berupa papan kayu, tripleks, asbes, dan seng menjadi nyawa rumah-rumah itu.

Tangan berasa kasar saat angin berembus, entah berapa banyak debu yang angin antarkan. Aroma mirip kandang ayam akrab di setiap sudut gang lingkungan kampung, yang lebarnya 60 sentimeter sampai 1 meter. Kondisi yang tidak manusiawi, tetapi sudah menjadi sesuatu yang diterima begitu saja oleh penghuni Kampung Bebek. Anak-anak pun tetap ceria bermain di gang-gang sempit ditemani lalat-lalat yang berhamburan.

”Kalau penyakit, mah, tinggal di gedong juga sama saja. Selama ini aman-aman saja, yang penting bisa buat tidur,” ujar salah satu warga Kampung Bengek, Sarwana (60).

Baca Juga: Dapat Pujian dari Berbagai Pihak, Gubernur Justru Kritik Pedas Kebijakan Susinisasi. Lantas, Bagaimana Tanggapan Menteri Susi Pudjiastuti?

Papan peringatan dari PT Pelindo II selaku pemilik lahan terpasang di Kampung Bengek di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Warga di lokasi ini telah hidup bertahun-tahun di lingkungan yang dikelilingi sampah, Senin (2/9/2019). Keterbatasan ekonomi dan tingginya biaya hidup di Ibu Kota m
KOMPAS/RIZA FATHONI

Papan peringatan dari PT Pelindo II selaku pemilik lahan terpasang di Kampung Bengek di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Warga di lokasi ini telah hidup bertahun-tahun di lingkungan yang dikelilingi sampah, Senin (2/9/2019). Keterbatasan ekonomi dan tingginya biaya hidup di Ibu Kota m

General Manager IPC Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa Reini Delfianti menekankan, pihaknya tidak pernah melarang aktivitas pembersihan sampah oleh Sudin LH Jakarta Utara di wilayah tersebut. ”Manajemen IPC justru berharap ada koordinasi, mengingat pembersihan di kawasan itu memerlukan alat-alat berat,” ucapnya, Selasa (3/9).

Masuknya alat-alat berat tanpa koordinasi dikhawatirkan IPC, mengingat warga di permukiman liar tadi sensitif terhadap kemunculan alat berat. Namun, Reini menekankan lagi, pihaknya bukannya membiarkan perumahan tumbuh di sana, apalagi IPC Cabang Sunda Kelapa sudah membangun tembok pagar serta portal.

Source : Kompas.id

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest