Follow Us

Kisah Unik Kebiri dalam Sejarah Panjang Peradaban Manusia. Tapi, Ulama Kita Masih Belum Satu Suara Soal Hukuman Kebiri, Apa Dasarnya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 27 Agustus 2019 | 07:06
Kebiri dilakukan untuk sembuhkan homosekesual
ushmm.org/Listverse

Kebiri dilakukan untuk sembuhkan homosekesual

Harganya di pasaran juga lebih mahal. Sementara di Persia, kebiri sudah dipraktikkan 3.000 tahun sebelum masehi. Kasim diposisikan sebagai pendeta yang disucikan.

Namun banyak juga orang kasim kala itu yang berprofesi sebagai pemusik, penyanyi, pelayan, koki, tentara, penjaga harem, dan pegawai.

Di peradaban Yunani Kuno, Plato menganggap orang kasim adalah orang yang berbahaya dan kejam. Ini masuk akal mengingat orang kasim saat itu adalah tawanan perang yang dikebiri paksa, sehingga mereka memendam amarah.

Baca Juga: Teka-teki Lokasi Ibu Kota Baru Terkuak, Rupanya Ada 5 Negara yang Juga Pernah Punya Rencana Pindahkan Ibu Kota

Raja-raja Persia biasa mengambil penduduk terbaik dari tanah jajahan untuk dikebiri dan melayani kerajaan.

Tersangka Aris dijatuhi hukuman vonis kebiri kimia
Kolase YouTube/ kompas.com & pixabay

Tersangka Aris dijatuhi hukuman vonis kebiri kimia

Kerajaan Asyur atau Asiria mengirimkan 500 bocah kasim ke Raja Darius I setiap tahun. Begitu juga Etiopia yang wajib mengirimkan 100 orang kasim ke Persia setiap tahun.

Setelah Islam berkembang, kebiri tak terlalu diakui. Nabi Muhammad sendiri tak memiliki budak yang dikebiri.

Kendati demikian, budaya memiliki harem di peradaban Timur Tengah membuat kebiri masih dipraktikkan. Orang kasim adalah pelayan yang dipercaya untuk menjaga harem, tempat yang berisi sejumlah wanita. Harem baru dilarang di Arab pada tahun 1962.

Baca Juga: Glenn Fredly dan Mutia Ayu Saling Pajang Foto Pernikahan, Inilah Sosok Fotografer yang Abadikan Momen Bersejarah Itu

Di China, praktik kebiri dilakukan sejak Dinasti Xia (2205-1776 sebelum masehi). Awalnya, kebiri hanya dilakukan bagi tawanan perang atau orang dari suku pedalaman.

Orang kasim dipercaya karena tak punya keluarga atau ambisi membangun dinastinya sendiri. Mereka bertugas melayani kerajaan dan para bangsawan. Termasuk sang kaisar yang biasanya punya puluhan istri dan selir.

Source : Kompas.com, Republika

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest