Follow Us

Dokter Muda Berkerudung nan Cantik Ini Suka Cita Bagikan Pengalaman Kerja di Pedalaman Papua. Lihat Foto-fotonya di Tempat Tugas

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 19 Agustus 2019 | 14:46
Dokter Amalia.
Dok. Pribadi

Dokter Amalia.

“Untuk jaringan, tergantung cuaca. Kalau hujan ada petir, hilang sinyal, kami naik-naik pohon buat cari sinyal,” kata Amalia. Jalanan di 5 kampung pada distrik yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini ini juga belum diaspal.

Baca Juga: Tukang Foto Norwegia Ini Berikan Kesaksian Saat Bencana Tsunami Banten, Keluarganya Bisa Selamat Setelah Lakukan Hal Ini

Hal ini menyebabkan mobilitas menjadi sangat terbatas. “Jadi dari kabupaten ke distrik Ninati jalannya tidak aspal semua. Jalannya tanah liat yang kalau hujan jadi lumpur, tidak bisa dilewati kendaraan. Kampung Ninati yang kena aspal namanya Kampung Tembutka,” kata Amalia.

Dokter Amalia bertugas di pedalaman Papua
Facebook

Dokter Amalia bertugas di pedalaman Papua

Tak hanya akses jalan, keterbatasan air dan listrik juga jadi masalah tersendiri di Distrik Ninati.

“Ternyata harus hujan dulu baru deh bak mandi terisi. Untuk keperluan mandi dan mencuci, kami biasa ke sungai. Untuk konsumsi kami ambil dari mata air di dekat rumah-rumah warga,” kisah Amalia.

Amalia menambahkan, ketersediaan listrik di Ninati yang disuplai dari tenaga solar juga tidak dapat dipastikan waktunya. “Kadang solar susah dicari, bisa sebulan hanya sekali (nyala), bisa juga sebulan itu satu atau dua minggu nyala terus karena ada dana dari kampung (untuk membeli solar),” kata dia.

Baca Juga: Tak Lagi Hidup Berpindah di Belantara, Suku Terasing yang Tak Bisa Bahasa Indonesia Ini Ikut Upacara dan Perayaan Kemerdekaan

Ia berharap, jalan di Distrik Ninati segera diaspal. Selain memudahkan proses merujuk pasien, akses jalan yang baik juga memudahkan masyarakat untuk berinteraksi dengan dunia luar dan menjual hasil tanamnya ke kota.

“Saya sendiri merasakan kesulitan untuk merujuk pasien karena jalannya hancur sekali. Masyarakat di sana juga butuh informasi, mereka perlu contoh agar bisa lebih maju pemikirannya,” ujar Amalia.

Semua pelayanan kesehatan yang disediakan di Puskesmas diberikan secara gratis bagi masyarakat. Di Distrik Ninati, tingkat pendidikan masyarakat masih rendah.

Untuk hidup sehari-hari, mereka mengandalkan hasil bertanam dan mencari ikan di sungai. Selain itu, mereka juga menerima dana bantuan dari pemerintah setiap 3 bulan sekali. (Penulis: Luthfia Ayu Azanella)

Source : Kompas.com

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest