Follow Us

Desa Tradisional yang Tersembunyi di Pegunungan Toraja Ini Punya Budaya Eksentrik. Lihatlah Foto-foto Indahnya!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 25 Juli 2019 | 06:43
Peti berukuran perahu dengan tengkorak manusia di atasnya.
iStockphoto

Peti berukuran perahu dengan tengkorak manusia di atasnya.

Fotokita.net - Hal yang membuat Ke'te Kesu menarik perhatian adalah keseriusan mereka terhadap kematian. Hal ini dapat dilihat dari ritual maupun upacara pemakaman yang mewah, kuburan yang menggantung, dan situs permakaman yang penuh dengan dekorasi.

Desa yang tak lekang oleh waktu ini, ditempati oleh sekitar 20 keluarga. Beberapa di antara mereka tinggal dalam Tongkonan–rumah adat masyarakat Toraja. Ada delapan Tongkonan di Ke'te Kesu, diatur berbaris dan berhadapan, lengkap dengan lumbung padi yang terhubung.

Baca Juga: Dusun Semiilr, Eco Park Instagramable. Berikut Foto-foto Indahnya

Upacara kubur di Tana Toraja.
Kompas.com

Upacara kubur di Tana Toraja.

Ke'te Kesu merupakan desa tradisional eksentrik yang tersembunyi di wilayah pegunungan TanaToraja, Sulawesi Selatan. Ia terletak di tengah hamparan sawah luas dan merupakan desa tertua di Sanggalangi.

Usia desa Ke'te Kesu diperkirakan mencapai 400 tahun. Uniknya, ia tidak pernah mengalami perubahan sejak pertama kali berdiri. Jika melihat keadaannya saat ini, bisa dibilang bahwa Ke'te Kesu menjadi semacam museum hidup–orang yang mengunjunginya dapat secara langsung melihat budaya dan tradisi unik dari masyarakat Toraja.

Baca Juga: Bukti Visual Penggalian di Makam Kuno Cina Ini Nyatakan Manusia Isap Ganja Sejak 2500 Tahun Silam

Rumah adat Toraja, Sulawesi
travel.kompas.com

Rumah adat Toraja, Sulawesi

Dinding Tongkonan dihiasi dengan tanduk kerbau dan ukiran yang indah–berfungsi sebagai penanda status pemilik rumah. Menurut masyarakat asli Toraja, hanya mereka yang berdarah bangsawan yang boleh membangun Tongkonan. Masyarakat biasa tinggal di rumah yang lebih kecil dengan desain yang tidak terlalu rumit seperti Tongkonan.

Jika dilihat dari luar, Tongkonan memiliki kekhasan bentuk atap seperti perahu besar. Proses pembangunan rumah adat ini pun cukup sulit. Untuk membangunnya, proses ini harus dibantu oleh seluruh anggota keluarga.

Salah satu Tongkonan telah diubah fungsinya menjadi museum. Ia memamerkan benda-benda unik dan bersejarah dari adat istiadat kuno. Keramik Tiongkok, patung, belati, parang, hingga bendera pertama yang pernah dikibarkan di Toraja pun terpajang di sana. Museum tersebut juga membuka workshop bagi pengunjung yang ingin melatih keterampilannya membuat karya seni dari bambu.

Baca Juga: Penelitian Ini Kuatkan Asal Muasal Tanaman Ganja Berasal dari Dataran Tinggi Ini. Apa Buktinya?

Tidak jauh dari Tongkonan, terdapat batu menhir di tengah sawah–penanda jalan menuju bukit mistis bernama Bukit Buntu Ke'su yang merupakan situs pemakaman kuno berusia 700 tahun.

Tana Toraja
Instagram/@pecintawisata

Tana Toraja

Di jalur bukit yang berbatu, berserakan tengkorak dan tulang manusia. Beberapa di antaranya bahkan menumpuk tinggi dalam bejana besar berbentuk perahu atau sampan.

Pada tebing bukit, dibuat beberapa lubang untuk menguburkan mayat. Berdasarkan tradisi setempat, warga yang berdarah bangsawan akan dimakamkan di lubang tertinggi, sementara orang biasa di kaki bukit. Masyarakat Toraja percaya, semakin tinggi lokasi seseorang dikubur, maka semakin mudah jalan mereka menuju surga.

Beberapa makam adat di Kete Kesu telah ditutup dengan jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah adat (tau-tau). Sebab, beberapa jenazah dapat dilihat jelas dari luar bersama dengan harta yang dikuburkan di dalamnya. Ada pula peti mati yang menggantung di dinding bukit. Peti kayu tersebut diukir dengan akurasi dan keindahan yang luar biasa.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan Kompetitor, Sony Siapkan Hape Berkamera 10x Zoom

Peti kayu yang menggantung di tebing bukit.
iStockphoto

Peti kayu yang menggantung di tebing bukit.

Warga Ke'te Kesu dikenal sebagai pengrajin yang sangat terampil. Ornamen unik pada bambu atau batu diukir dengan abstrak atau geometris.

Beberapa suvenir yang mereka buat dapat Anda beli di sana. Termasuk tatakan gelas, perhiasan, hiasan dinding, tau-tau, dan bahkan senjata tradisional. Harganya beragam, mulai dari yang murah hingga mahal. Untuk hiasan dinding yang rumit dan lukisan berukir misalnya, dapat dibanderol dengan harga jutaan rupiah.

Dengan keunikkan dan kekhasan tradisi mereka, desa Ke'te Kesu menjadi salah satu warisan megah Toraja yang patut Anda kunjungi.

Baca Juga: Mau Coba Kamera Mini Seukuran Flashdisk Ini? Ternyata Bisa Rekam Video Juga Lho!

Rumah Tongkonan yang saling berhadapan.
iStockphoto

Rumah Tongkonan yang saling berhadapan.

Cara menuju ke Ke'te Kesu

Untuk sampai ke Ke'te Kesu, Anda harus naik pesawat terlebih dahulu ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Selanjutnya, perjalanan dilakukan melalui jalur darat.

Tersedia bus dari Makassar menuju Rantepao Toraja. Perjalanan ke Rantepao memakan waktu selama delapan jam. Jika sudah sampai di Toraja, Anda harus melakukan perjalanan satu jam lagi ke desa Ke'te Kesu.

Baca Juga: Bukti Visual Suku-suku Kalimantan Berburu Kepala Manusia yang Bikin Ketakutan Penjajah Eropa

Desa Ke'te Kesu, Toraja.
iStockphoto

Desa Ke'te Kesu, Toraja.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest