Follow Us

Ganja Medis Legal, Studi Ini Bilang Risiko Penggunaannya oleh Remaja Jadi Cenderung Rendah. Benarkah?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 24 Juli 2019 | 06:50
Menurut WHO, ganja medis boleh digunakan.
briarwooddetox.com

Menurut WHO, ganja medis boleh digunakan.

Fotokita.net - Di banyak negara, ganja termasuk daftar narkoba yang terlarang. Namun kini, ada sejumlah negara yang melegalkan pemakaian ganja untuk keperluan medis dan penelitian.

Meski begitu, bukan perkara mudah dalam hal pengawasan pemakaian ganja untuk keperluan medis dan penelitian. Tentu saja, pemerintah negara itu butuh kebijakan dan aparat penegak hukum yang tegas dalam menjalankan aturan.

Di kawasan Asia Tenggara, Thailand resmi menjadi negara pertama yang melegalkan ganja untuk keperluan medis dan penelitian.

Baca Juga: Penelitian Ini Kuatkan Asal Muasal Tanaman Ganja Berasal dari Dataran Tinggi Ini. Apa Buktinya?

Legalisasi itu telah disahkan oleh parlemen Thailand pada Selasa (25/12/2018).

“Ini adalah hadiah tahun baru dari dewan, kepada pemerintah dan rakyat Thailand,” kata Somchai Sawangkarn, Kepala Panja RUU Legalisasi Ganja dalam sebuah siaran televisi, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Penggunaan ganja untuk medis memang semakin meningkat. Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ketika penggunaan ganja untuk keperluan medis dilegalkan di suatu negara bagian, kecenderungan para remajanya untuk menggunakan ganja, lebih rendah.

Baca Juga: Bukti Visual Penggalian di Makam Kuno Cina Ini Nyatakan Manusia Isap Ganja Sejak 2500 Tahun Silam

Ganja
iStockphoto

Ganja

Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ketika penggunaan ganja untuk keperluan medis dilegalkan di suatu negara bagian, kecenderungan para remajanya untuk menggunakan ganja, lebih rendah.

Meski undang-undang penggunaan ganja baik untuk medis maupun rekreasi membatasi penggunaan hanya untuk orang dewasa, akses tersebut mungkin mempermudah akses memperoleh ganja itu bagi para remaja dan kemungkinan mereka akan menggunakannya, kata para peneliti menulis dalam American Journal of Drug and Alcohol Abuse, seperti dilaporkan Reuters.

Source : VOA Indonesia

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest