Follow Us

Mengapa Orang Jadul Ogah Senyum Sewaktu Difoto? Sejarah Fotografi Ini Berhasil Mengungkapnya!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 06 Juli 2019 | 08:06
Hilangnya senyum dari muka orang jadul juga diakibatkan oleh efek lamanya waktu yang diperlukan oleh kamera kuno
Arsip Foto Masa Victoria

Hilangnya senyum dari muka orang jadul juga diakibatkan oleh efek lamanya waktu yang diperlukan oleh kamera kuno

Pemotretan dilakukan di dalam studio, mengeliminasi kemungkinan difotonya orang-orang tak mampu. Namun pada 1843, industri potret daguerreotype telah berevolusi dengan cepat. Walau masih mahal, orang mengantre untuk menjadi abadi dalam foto potret.

Baca Juga: Ada 8 Kelompok Perusuh, Lihat Lagi Foto-foto TNI-Polri yang Beribadah Saat Aksi 21-22 Mei 2019

Pada tahun 1837, Louis Jacques Mande Daguerre yang berkebangsaan Prancis menemukan teknik fotografi.
Foto arsip

Pada tahun 1837, Louis Jacques Mande Daguerre yang berkebangsaan Prancis menemukan teknik fotografi.

Hal lain yang menjadi alasan tidak terlihatnya gigi dalam foto pada era Victoria adalah masalah kesehatan. Pada masa itu, gigi yang rusak hanya bisa dicabut.

Tidak ada gigi patah yang bisa diperbaiki. Jadi mulut yang tertutup bisa jadi dinilai lebih menarik dibandingkan memperlihatkan gigi yang rusak.

Baca Juga: Hilangkan Rindu Kampung Halaman, Perempuan Muslim Rohingya Merias Diri di Tengah Pengungsian. Foto-foto Ini Bikin Kita Elus Dada!

Keadaan pun berubah pada Februari 1900, ketika Kodak mengeluarkan kamera Brownie. Dunia fotografi pun mengalami perubahan yang signifikan.

Difoto namun tidak tersenyum

Difoto namun tidak tersenyum

"Harganya hanya satu dollar dan amat mudah digunakan. Bahkan anak kecil pun mampu mengambil gambar dengan sempurna", demikian iklan yang tertulis pada masa itu.

Bila dikonversi ke dalam ekonomi saat ini, harga 1 dolar saat itu setara dengan 30 dolar. Dengan harga yang terjangkau, setiap orang berkesempatan untuk memiliki foto diri atau orang lain dalam keadaan tersenyum. (G. Bhima Adinaya/National Geographic Indonesia)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest