Follow Us

Patut Dicoba Fotografi Batik Khas Cepu - Blora. Dijamin Bisa Ketagihan

- Selasa, 09 April 2019 | 06:00
Total pembatik di sini adalah 18 orang.
Rosa Panggabean

Total pembatik di sini adalah 18 orang.

Tidak hanya peduli dengan keberlangsungan produksi batiknya, Nunu juga memperhatikan dampaknya terhadap alam sekitar. Beberapa tahun belakangan ini Nunu sudah menggunakan pewarnaan alam yang lebih ramah lingkungan. Ia menggunakan bahan-bahan dari sekitar, seperti secang, mahoni, dan jati.

Batik Pratiwi Krajan juga sudah menerapkan instalasi pengelolaan limbah. Meskipun masih sederhana, tetapi terbukti upayanya ini telah berhasil menurunkan tingkat pencemaran limbah batik berdasarkan hasil uji air limbah di Balai Laboratorium kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Semarang.

Dengan 18 orang pembatik, kemampuan produksi Batik Pratiwi Krajan sekarang mencapai rata-rata 48 kain per minggunya. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen, Nunu sudah berencana untuk menambah orang dan membangun rumah produksi yang lebih besar masih di lokasi yang sama. Ia pun ingin melebarkan sayap usahanya dalam bidang fashion dengan menghasilkan produk jadi berupa pakaian.

Harga yang ditawarkan untuk selembar kain batik karya Nunu dan kelompok batiknya beragam dan cukup terjangkau, mulai dari Rp150.000 hingga Rp700.000 tergantung dari jenis kain dan tingkat kesulitan motif dan pewarnaan. Tak hanya sekadar membuat batik, tentunya Batik Pratiwi Krajan ini juga menyajikan produk dengan kualitas tinggi, baik produksi batik tulis maupun batik cap (stamping).

Baca Juga : Perilaku Tak Terpuji, Foto Ini Bikin Miris Para Pihak yang Peduli MRT

Afwan Daroni, Cepu Field Manager berharap usaha batik ini dapat terus berlanjut dan berkembang, sehingga kesejahteraan dan perekonomian masyarakat dapat meningkat. “Saya mengapresiasi keberhasilan kelompok Batik Pratiwi Krajan dalam memajukan batik khas Cepu, sekaligus Blora ini. Perusahaan akan mendukung terus agar batiknya dapat bersaing lebih luas dan memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat.”

Penulis: Ellen Saputri Kusuma

Source : nationalgeographic.co.id

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest