Follow Us

youtube_channeltwitter

Patut Dicoba Fotografi Batik Khas Cepu - Blora. Dijamin Bisa Ketagihan

- Selasa, 09 April 2019 | 06:00
Total pembatik di sini adalah 18 orang.
Rosa Panggabean

Total pembatik di sini adalah 18 orang.

"Ini motif ganja," ujar Pancasunu Puspitosari, wajahnya semringah seakan sudah bisa menebak reaksi saya. Nunu, panggilannya, adalah pemilik Batik Pratiwi Krajan, kelompok kerja batik kontemporer asal Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

Kain dengan motif yang tidak biasa itu awalnya merupakan pesanan seorang dokter asal Surabaya. Tidak jelas alasan pemilihan motif itu untuk dibuat menjadi batik, namun Nunu menerima pesanan tersebut dengan senang hati. Tidak diduga banyak pula peminatnya, sehingga motif ini tetap diproduksi.

Tidak sekali ini saja ia menerima pesanan untuk membuat motif-motif tidak biasa di atas jarik batik, yang kemudian diminati oleh banyak orang lain. Sebelumnya ia sempat mendapat pesanan batik bermotifkan gigi dari seorang dokter gigi asal Kalimantan. Kali lain, ada pula yang meminta untuk dibuatkan batik bermotif sate.

Namun sejatinya Batik Pratiwi Krajan terkenal dengan motif yang bernama "Batik Jatiku". Motif ini menggambarkan berbagai bagian dari pohon jati, dari tunas, daun, batang, ranting, sampai kambium—atau lingkaran tahun pada batang yang menunjukkan usia pohon. Jati adalah salah satu komoditas dagang utama di Cepu. "Batik Jatiku" mendapatkan sertifikat hak cipta dari Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual sejak 2016.

Baca Juga : Karya Apik dari Lokasi Bekas Pengungsi Perang Vietnam, Fotografer Batam Ini Tunjukan Artefak Sejarah

Pancasuni Puspitosari.
Rosa Panggabean

Pancasuni Puspitosari.

Rosa Panggabean

Batik motif pompa angguk.
Rosa Panggabean

Batik motif pompa angguk.

Perkembangan pesat usaha Batik Pratiwi Krajan ini tidak lepas dari program CSR oleh PT Pertamina EP (PEP) Asset 4 Field, Cepu. Sejak 2014 PEP sudah melihat potensi Batik Pratiwi Krajan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar. Sebagai apresiasi, PEP memberikan bantuan dari hulu ke hilir, mulai dari teknik membatik, penyediaan alat membatik, sampai pelatihan pemasarannya.

Selain aktif dan peduli terhadap lingkungan, sosok Nunu pun lekat dengan siswa-siswi SD Negeri 3 Karangboyo. Mengajar batik menjadi rutinitas setiap Sabtu bagi Nunu. “Saya senang mengajar adik-adik, karena batik merupakan warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Selain mengajar di sekolah, Batik Pratiwi Krajan juga terbuka untuk kunjungan, seperti Maret lalu TK Tunas Rimba 1 datang ke rumah produksi,” terangnya.

Baca Juga : Menarik, Fotografer Aceh Ini Dokumentasikan Khanduri Laot di Sabang

Tidak hanya mengajar siswa-siswi, ternyata kelompok batik yang berada di klaster Blora banyak yang “berguru” kepada Nunu dan kelompok Batik Pratiwi Krajan. “Di sini kami saling sharing ilmu dan bantu dengan yang di desa lain, seperti Sumber, Wado, dan Nglebur,” tambahnya.

Source : nationalgeographic.co.id

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

slide 4 to 6 of 15

Latest