Follow Us

Lihat Deretan Foto Gereja Ayam yang Bikin Kita Teringat Film AADC2

Gregorius Bhisma Adinaya - Kamis, 21 Februari 2019 | 19:54
Rumah Doa Bukit Rhema dengan bentuk burung merpati.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Rumah Doa Bukit Rhema dengan bentuk burung merpati.

Fotokita.net - Siapa sih yang enggak heboh dengan film AADC 2. Yup, film sekuel dari "Ada Apa Dengan Cinta" itu memang bikin penontonnya jadi baper.

Bahkan, saking ngefansnya, banyak penggemar film yang berburu foto lokasi syuting tayangan layar lebar itu. Salah satunya, Gereja Ayam.

Yup, mendengar kata Gereja Ayam bagi sebagian besar orang dapat membawa kembali ingatan mereka terhadap sebuah film dalam negeri berjudul "Ada Apa Dengan Cinta 2". Bukan tanpa alasan, pasalnya tempat tersebut memang menjadi salah satu lokasi syuting Rangga dan Cinta—dua tokoh utama dalam film.

Seorang pekerja di tempat yang memiliki nama "asli" Rumah Doa Bukit Rhema ini mengatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan memang meningkat setelah film tersebut tayang di bioskop. "Kebanyakan mereka penasaran sama bentuk bangunannya sih," ucapnya.

Baca Juga : Indonesia Masuk Era Industri 4.0, Foto-foto Ini Bikin Kita Yakin Tradisi Leluhur Nusantara Tak Hilang

Bangunan yang terletak di Desa Gombong, Magelang, Jawa Tengah ini memang berbentuk unik. Dengan bagian yang menyerupai ekor dan paruh, bangunan ini sejatinya berbentuk burung merpati. Namun masyarakat sudah terlanjur "jatuh hati" dengan nama Gereja Ayam.

Bagi pengunjung yang tidak kuat berjalan menanjak, terdapat penyewaan jasa pengantaran dengan menggunakan kendaraan
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Bagi pengunjung yang tidak kuat berjalan menanjak, terdapat penyewaan jasa pengantaran dengan menggunakan kendaraan

Daniel Alamsjah, sang pemiliki, mengungkapkan bahwa ia mendapatkan sebuah mimpi untuk membangun sebuah rumah ibadah di atas bukit. Kemudian pada tahun 1989 saat ia dalam perjalanan menuju kampung halaman sang istri, ia melihat lokasi tersebut mirip dengan yang ada di dalam mimpinya.

"Saya berdoa sepanjang malam di sana dan saya mendapat wahyu bahwa saya harus membangun rumah doa di tempat itu," ujarnya. Satu tahun kemudian, pemilik tanah menawari lahan seluas 3.000 meter persegi di Rhema Hill.

Baca Juga : Foto-foto Fenomena Langka Super Snow Moon Ini Bikin Kita Tercengang!

Rumah doa ini dibangun untuk semua orang dengan latar belakang dan agama yang berbeda-beda. Di dalam bangunan ini pun tersedia banyak ruangan untuk berdoa.

Di dalam bangunan tersedia banyak ruangan doa.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Di dalam bangunan tersedia banyak ruangan doa.

Pengunjung berfoto di sebuah ruangan doa.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Pengunjung berfoto di sebuah ruangan doa.

"Mungkin karena saya orang Kristen, jadi orang-orang mengira saya membangun sebuah gereja. Namun itu bukan gereja. Saya membangun sebuah rumah doa, tempat bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan," kata Alamsjah.

Baca Juga : Deretan Foto Sewaktu Uji Coba MRT Rute Lebak Bulus - Bundaran HI

Namun dalam perjalanannya, pada tahun 2000 pembangunan sempat terhenti karena terkendala biaya. Bangunan yang hampir jadi itu pun kemudian digunakan sebagai rumah rehabilitasi dan terapi.

Dinding doa dan harapan. Pengunjung dapat menuliskan doa dan harapannya, kemudian ditempelkan pada dinding yang sudah disediakan.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Dinding doa dan harapan. Pengunjung dapat menuliskan doa dan harapannya, kemudian ditempelkan pada dinding yang sudah disediakan.

Pengunjung mengantre untuk bisa naik menuju puncak bangunan atau mahkota burung.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Pengunjung mengantre untuk bisa naik menuju puncak bangunan atau mahkota burung.

Di dalam bangunan, dinding-dinding dihiasi dengan lukisan.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Di dalam bangunan, dinding-dinding dihiasi dengan lukisan.

Saat ini Rumah Doa Bukit Rhema sudah rampung dan berdiri kokoh di atas bukit. Walaupun berada di ketinggian, tempat ini tidak sulit dijangkau. Jalanan akses menuju bangunan dibuat dengan baik.

Di dalam bangunan juga terdapat sebuah kafe dan tempat jajanan. Sehingga bagi pengunjung yang sudah berada di atas bangunan dan merasa lapar, mereka tidak perlu turun dan keluar dari bangunan untuk mencari makanan.

Baca Juga : Deretan Foto Sewaktu Uji Coba MRT Rute Lebak Bulus - Bundaran HI

Dari bagian kepala bangunan untuk menuju mahkota atau rooftop, pengunjung harus menggunakan tangga kecil melingkar.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Dari bagian kepala bangunan untuk menuju mahkota atau rooftop, pengunjung harus menggunakan tangga kecil melingkar.

Dari puncak bangunan, pengunjung dapat melihat Candi Borobudur dan gugusan gunung yang melingkari Magelang.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Dari puncak bangunan, pengunjung dapat melihat Candi Borobudur dan gugusan gunung yang melingkari Magelang.

Mahkota burung atau puncak bangunan.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Mahkota burung atau puncak bangunan.

Source : nationalgeographic.co.id

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest