Dipindah Karena Hindari Banjir Jakarta, Foto Lokasi Ibu Kota Baru Terendam Air Jadi Sorotan

Selasa, 21 Desember 2021 | 08:25
BPBD

Foto lokasi ibu kota baru yang terendam banjir langsung menjadi perbincangan netizen di media sosial. Alasan pemindahan disinggung.

Fotokita.net - Pemerintah telah mengumukan rencana pemindahan ibu kota negara keKabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2019. Kini, lokasi ibu kota baru itu terendam banjir. Foto banjir menjadi sorotan netizen di media sosial.

Pada 26 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menjelaskan alasan mengapa Kaltimdipilih pemerintah sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru Indonesia sebagai pengganti DKI Jakarta.

Dalam pemaparannya, Jokowi menyebutkan 5 alasan pemilihan Kaltim sebagai lokasi ibu kota baru. Pertama, risiko bencana kecil, banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan maupun tanah longsor.

Kedua, lokasi tersebut dinilai strategis, berada di tengah-tengah wilayah Indonesia. Ketiga, lokasi itu dekat dengan kota yang sudah berkembang, yaitu Kota Balikpapan dan Samarinda. Keempat, telah memiliki infrastruktur relatif lengkap. Terakhir, terdapat lahan pemerintah seluas 180.000 hektare.

Kini, alasan utama pemindahan ibu kota ke wilayahPenajam Paser Utara di Kaltim menjadi sorotan. Sebab, ada tiga desa di Kecamatan Sepaku,Penajam Paser Utara yang terendam banjirsejak Jumat (17/12/2021). Foto banjir di lokasi ibu kota baru langsung menjadi sorotan netizen di media sosial.

Baca Juga: Foto Banjir Setinggi Pinggang Diunggah Abu Janda, Anies Baswedan Duluan Respons Begini

Kecamatan Sepaku diPenajam Paser Utara berbatasan langsung dengan lokasi ibu kota negara (IKN) atau ibu kota baru di Kaltim. Tepatnya, di sebelah barat. Ada 3 desa yang terendam banjir. Tiga desa yang dilanda banjir ialah Desa Bukit Raya, Desa Sukaraja, dan Kelurahan Sepaku. Banjir berlangsung selama 1-2 jam dan langsung surut mengikuti turunnya pasang-surut air laut.

Banjir tersebut terjadi akibat tingginya intensitas hujan disertai adanya pasang air laut yang membuat air sungai yang seharusnya mengalir ke laut tertahan dan meluap ke permukiman warga.

"Banjir kali ini berdampak pada 101 kepala keluarga dan 101 rumah serta sebuah musala terendam," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (20/12/2021). Dia menyebut saat kejadian, BPBD PPU bersama TNI-Polri, Dinas PUPR, Dinas Sosial, PMI, Masyarakat dan OPD terkait langsung turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi, pemantauan, dan pendataan

"Kejadian banjir tersebut berlangsung sekitar satu hingga dua jam, kemudian langsung surut mengikuti turunnya pasang surut air laut," sebut Abdul Muhari. Karakteristik bencana banjir di Kecamatan Sepaku tidak berlangsung lama alias cepat surut. Tinggi muka air akan segera turun bersamaan dengan turunnya air laut.

Baca Juga: Unggah Foto Jokowi, Ustaz Yusuf Mansur Malah Banjir Kritikan, Ada Apa?

Facebook

Foto lokasi ibu kota baru yang terendam banjir langsung menjadi perbincangan netizen di media sosial. Alasan pemindahan disinggung.

BPBD Kabupaten PPU secara terus menerus menginformasikan kepada masyarakat untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan meskipun banjir kali ini sudah surut.

Sebab, Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan memprediksi pasang surut air laut terjadi pada periode 15 - 23 Desember 2021 dengan perkiraan ketinggian pasang maksimum antara 2,6 meter - 2,8 meter. "BNPB mengimbau kepada masyarakat, diharapkan masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan meningkatkan kesiapsiagaan," ucap Muhari.

Fraksi PAN menyoroti peristiwa banjir itu. Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay mendorong pemerintah membuat studi tambahan soal Penajam Paser Utara.

"Ada banyak daerah yang kena banjir saat ini. Semua itu harus diperhatikan dan mendapat bantuan. Namun, banjir di Penajam Paser Utara ini sedikit mendapat sorotan karena dikaitkan dengan rencana pemindahan ibu kota," kata Saleh Partaonan Daulay, Senin (20/12/2021).

Baca Juga: Foto AHY Pimpin Doa di AS Banjir Komentar, Begini Kondisi SBY Usai Operasi Kanker Prostat

Facebook

Foto lokasi ibu kota baru yang terendam banjir langsung menjadi perbincangan netizen di media sosial. Alasan pemindahan disinggung.

"Kalaupun pemerintah serius mau memindahkan IKN, masih cukup waktu untuk mengelola lingkungan yang ada di sana. Membangun IKN kan tidak bisa sehari-dua hari. Butuh waktu 2 atau 3 tahun, bahkan lebih," imbuhnya.

Saleh menjelaskan studi tambahan diperlukan guna memastikan Penajam Paser Utara benar-benar layak jadi lokasi IKN baru. Anggota Komisi IX DPR itu mengingatkan masih ada waktu untuk mengelola Penajam Paser Utara.

"Tentu tidak ada salahnya jika dilakukan studi tambahan untuk mengetahui berbagai kemungkinan lain di luar hasil studi sebelumnya. Masih cukup waktu untuk mengelola lokasi tersebut, sehingga benar-benar visible dan sesuai kriteria untuk dijadikan IKN (ibu kota negara baru)," sebut Saleh.

Selain itu, Saleh juga meminta masyarakat tidak berasumsi terlalu jauh perihal kondisi Penajam Paser Utara sebagai lokasi IKN baru. Ketua DPP PAN itu mengimbau masyarakat agar menunggu penjelasan pemerintah.

Baca Juga: Foto Sirkuit Mandalika Diterjang Banjir Bikin Heboh, Kondisi Ganjar Pranowo yang Ikut Nonton Balapan Curi Perhatian

Facebook

Foto lokasi ibu kota baru yang terendam banjir langsung menjadi perbincangan netizen di media sosial. Alasan pemindahan disinggung.

"Masyarakat diminta untuk tidak langsung memvonis. Silakan ditunggu hasil studi dan kajian pemerintah. Pemerintah tentu berkepentingan untuk mengumumkannya kepada publik secara luas," imbaunya.

Banjir yang terjadi di Penajam Paser Utara memang sudah membuat Presiden Jokowi disindir tentang rencana pemindahan ibu kota baru Indonesia. Dilansir dari akun Twitter Christ Wamea, pegiat media sosial itu menyindir tentang rencana pemindahan ibu kota Indonesia.

"Mau menghindar banjir Jakarta ternyata ibu kota baru juga langganan banjir. Pemimpin ruwet," kata Christ Wamea. Penajam Paser Utara adalahlokasi yang ditargetkan akan untuk membangun ibu kota baru Indonesia. Foto lokasi ibu kota baru yang terendam banjir langsung menjadi perbincangan netizen di media sosial. Mereka kembali mengingat alasan pemindahan ibu kota negara itu.

Jokowi berujar jika pemindahan ibu kota Indonesia dimaksudkan untuk menghindari permasalahan-permasalahan yang ada di Jakarta seperti kemacetan dan banjir.

Namun, alasan tersebut justru dinilai jika pemerintah malah lari dari masalah, bukan menyelesaikannya. Selain itu, tidak sedikit pihak yang menolak rencana pembangunan ibu kota baru tersebut dengan berbagai perhitungan risiko, salah satunya yaitu mengenai pembiayaan yang merupakan aspek vital dalam proyek konstruksi.

Baca Juga: Mendadak Dicopot Kapolri, Foto Kapolres Padang Pariaman Beri Penghargaan Banjir Pujian, Polri Ungkap Penyebabnya

Facebook

Foto lokasi ibu kota baru yang terendam banjir langsung menjadi perbincangan netizen di media sosial. Alasan pemindahan disinggung.

Anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (Pansus RUU IKN) Hamid Noor Yasin mengatakan, banjir bandang yang melanda Kabupaten Penajam Paser Utara membuktikan lokasi tersebut bukanlah pilihan ideal dan tepat menjadi IKN.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU menyatakan, banjir ini disebabkan hujan yang terjadi bersamaan dengan pasang tinggi air laut. Akibatnya, luapan air sungai masuk ke pemukiman warga, terutama di dekat bantaran sungai.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG sendiri sebelumnya telah memberikan peringatan dini adanya hujan sedang hingga lebat dengan intensitas tinggi pada Jumat (17/12/2021).

Menurut Hamid, banjir yang berulang di PPU menguatkan sikap penolakan fraksinya di DPR, Fraksi PKS, atas rencana pemindahan IKN ke daerah itu.

"Secara ilmiah wilayah IKN sebagian besar tersusun atas batu lempung dengan sisipan batu pasir yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air, sehingga menyebabkan run off/air permukaan menjadi besar. Selain itu, potensi banjir juga dapat disebabkan air rob dari arah teluk Balikpapan," kata Hamid dalam keterangannya, Senin (20/12/2021).

Di sisi lain, Hamid mengapresiasi BPBD dan instansi terkait yang telah berusaha membantu warga terdampak banjir di PPU. Ia berharap, banjir serupa tak terjadi lagi dan pemerintah lebih serius menangani persoalan banjir di sana. Sementara itu Hamid berpandangan, Jakarta saat ini terus memperbaiki tata kelola banjir. Banjir di ibu kota sudah jauh berkurang dari sebelumnya.

Baca Juga: Foto Tampang Petugas Cleaning Service Bandara Soetta Viral, Sosoknya Banjir Penghargaan Gegara Serahkan Cek Rp 35,9 Miliar

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya