Tinggal di Negara Kaya, Intip Potret Warga Israel yang Hidup Miskin Akibat Kebijakan Ini

Selasa, 18 Mei 2021 | 16:50
Kolase

Tinggal di negara kaya, ternyata ada sejumlah warga Israel yang hidup di garis kemiskinan hingga mengemis di jalanan.

Fotokita.net - Israel dikenal negara kaya dengan pendapatan tinggi. Namun, ternyata tak semua warga Israel menikmati kemakmuran itu. Mereka hidup miskin lantaran pemerintah Israel menerapkan kebijakan ini.

Israel terus menerus berkonflik dengan Palestina. Negara yang berdiri sejak14 Mei 1948 di atas wilayah yang saat ini disebut sebagai Palestina setelah Inggris hengkang dari daerah itu seakan tak pernah berhenti dari desingan peluru.

Israel tak hanya bermusuhan dengan Palestina. Negara ini juga memiliki sejarah pertikaian dengannegara-negara tetangganya di kawasan Timur Tengah. Akar konflik di kawasan itu memiliki sejarah panjang.

Baca Juga: Jarang Tersorot Kamera, Umat Yahudi di Indonesia: Orang Tak Bisa Bedakan Yahudi dan Israel

Meski terus dilanda konflik dan perang, ekonomi Israel malah termasuk negara berpendapatan tinggi.

Untuk ukuran negara di kawasan Timur Tengah, Israel dinilai berhasil dalam memajukan sektor industrinya, terutama industri manufaktur.

Sejak 1970-an, ketika negara-negara Arab masih mengandalkan sumber uang dari minyak, Isarel sudah lebih dulu mengembangkan sektor industri hingga menghasilkan banyak pendapatan bagi negara kecil ini.

Baca Juga: Foto Pilu Anak-anak Palestina yang Trauma Akibat Serangan Keji Israel

Apabila merujuk padalaman resmi Kementerian Luar Negeri Israel, kunci keberhasilan sektor industri negaranya taklepas dari banyaknya tenaga ahli yang melakukan eksodus dari negara-negara Eropa selama pecah Perang Dunia II untuk menghindari persekusi.

Menurut catatan, sampai tahun 1970-an, industri-industri yang sudah berkembang pesat di Israel antara lain pupuk, pestisida, farmasi, bahan kimia, plastik, dan logam berat.

Tahun 2008, Israel sudah memiliki industri manufaktur dengan jumlah pekerja mancapai 384.000 orang yang sebagian besar merupakan pekerja terampil.

Baca Juga: Foto Serangan Israel di Al-Aqsa Dikutuk, Begini Cara Soeharto Akali Pembelian Jet Tempur Skyhawk dari Negeri Yahudi

Dengan keterbatasan wilayah, pada tahun 2008, Israel sudah memiliki 11.000 pabrik yang menghasilkan 58 miliar dollar AS, dan separuhnya di ekspor ke seluruh dunia.

Bahkan selain industri manufaktur, sektor pertanian di Israel adalah termasuk yang paling maju di dunia dengan produktivitas lahan yang sangat tinggi karena memanfaatkan teknologi tinggi.

Israel adalah salah satu negara pengekspor alat-alat pertanian dan peternakan canggih terbesar secara global.

Baca Juga: Video Via Vallen Jajan Agar-agar di Palestina Disorot, Sang Biduan Terkejut Saat Tahu Kondisi Penjualnya

AP/Ariel Schalit

Para penduduk keturunan Arab merupakan kelas pekerja yang memiliki pendapatan cukup untuk keperluan sehari-hari.

Israel juga merupakan negara di mana perusahaan-perusahaan teknologi tumbuh sangat subur.

Saat era 1980-an, banyak orang yang bekerja di Silicon Valley bermigrasi ke Israel.

Meski telah tinggal di Israel, para warga Yahudi ini mendirikan pusat-pusat penelitian dan pengembangan untuk perusahaan-perusahaan teknologi AS, seperti Microsoft, IBM, dan Intel.

Berikutnya, pada tahun 1990-an, para insinyur terampil juga berdatangan dari negara-negara bekas Uni Soviet untuk bermigrasi ke Israel, membuat negara itu semakin diberkati dengan kelimpahan sumber saya manusia terampil.

Baca Juga: Foto Ambulans Kota Padang di Palestina Viral, Gubernur Sumbar Buka Suara

Israel mencatatkan pertumbuhan industri teknologi sebesar 8 persen per tahun. Perusahaan-perusahaan baru di sektor teknologi terus bermunculan bak jamur di musim hujan.

Kondisi ini membuat ranking penelitian dan pengembangan (R&D) Israel selalu menempati peringkat 10 besar dunia.

Baca Juga: Foto Cantik Erlin Sarintan, Selebriti yang Bikin Dewi Perssik Berduka Saat Lebaran: Tabah Ya Sayang

AP Photo/Sebastian Scheiner

Mereka merupakan penduduk yang berdiam di tanah Israel sebelum pendirian negara pada 1948.

Sektor teknologi yang sebelumnya hanya menyumbang sebesar 37 persen dari produk industri meningkat menjadi 58 persen di tahun 1985, dan kembali meningkat jadi 70 persen pada 2006.

Hampir 80 persen produk berteknologi diekspor ke luar. Ekspor produk teknologi asal Israel meningkat empat kali lipat dari 3 miliar dollar AS di tahun 1991 menjadi 12,3 miliar dollar AS di tahun 2000, lalu menjadi 29 miliar dollar AS di tahun 2006.

Negara itu juga menerima banyak pendanaan untuk pengembangan riset dan teknologi dari negara lain, seperti AS, Kanada, Italia, Austria, Perancis, Irlandia, Belanda, Spanyol, China, Turki, India, dan Jerman.

Baca Juga: Foto Aksi Jakarta Youth Choir, Paduan Suara Sarat Prestasi yang Dikritik Nyanyi Asmaul Husna di Istiqlal

Banyaknya perusahaan besar di bidang teknologi tentu menyumbang pemasukan besar untuk Pemerintah Israel dari sisi pajak, sumber devisa, ataupun penyerapan jumlah tenaga kerja.

Ini belum termasuk royalti dari paten-paten yang dibuat di perusahaan Israel.

Dikutip dari data Bank Dunia, total produk domestik bruto (PDB) Israel pada tahun 2019 tercatat sebesar 394,65 miliar dollar AS.

Baca Juga: Foto Tampan Putra Najwa Shihab Viral, Netizen: Bismillah Dapat Anaknya

REUTERS/Ammar Awad

Seorang anak berunjuk rasa terkait Palestina di Tel Aviv, Israel. Kurikulum Israel, murid diajari bahwa perang Arab-Israel pada tahun 1948, tahun Israel berdiri.

Sebagai perbandingan, Indonesia di tahun yang sama mencatatkan PDB sebesar 1,12 triliun dollar AS. Namun begitu, jika diukur dari jumlah penduduknya, pendapatan per kapita Israel tahun 2019 sebesar 43.588 dollar AS.

Indonesia di tahun 2019 mencatatkan pendapatan per kapita sebesar 4.135 dollar AS, jauh di bawah Israel. Sementara jika dibandingkan negara-negara tetangganya, Israel juga unggul telak.

Pada 2019, berturut-turut jumlah PDB Yordania sebesar 44,53 miliar dollar AS dengan pendapatan per kapita 4.405 dollar AS, dan Mesir 303,09 miliar dollar AS dengan pendapatan per kapita 3.019 dollar AS. Lalu, Arab Saudi 792,96 miliar dollar AS dan pendapatan per kapitanya sebesar 23.139 dollar AS.

Baca Juga: Foto Shalat Id di Rumah Viral, Sorban Anies Baswedan Bikin Salah Fokus

Sebagai informasi, negara maju biasanya memiliki pendapatan per kapita di atas 30.000 dollar AS. Namun, pendapatan per kapita juga bukan standar tunggal sebuah negara dikatakan sebagai negara maju atau berkembang.

Beberapa faktor pengukur lainnya antara lain ketersediaan infrastruktur, angka kemiskinan, tingkat pengangguran, angka buta huruf, serta tingkat kematian ibu dan bayi.

Hasil survei menunjukkan tingkat kemiskinan anak-anak Arab-Israel meningkat akibat kebijakan rasis terhadap mereka. Mereka keturunan Palestina.

Baca Juga: Foto Bikini Ayu Maulida Putri, Model Cantik yang Memukau Miss Universe 2020 dengan Kostum Komodo

dok.

Tinggal di negara kaya, ternyata ada sejumlah warga Israel yang hidup di garis kemiskinan hingga mengemis di jalanan.

Qud Press dalam laporannya sebagaimana ditulis oleh Middle East Monitor mengatakan, data yang dikeluarkan oleh Departemen Keselamatan Anak Israel menyebutkan, 80 persen anak-anak Arab di Israel hidup di bawah garis kemiskinan.

"Sekitar 370 ribu anak di Israel hidup di bawah garis kemiskinan," media Israel, Walla, melaporkan. "Ini artinya, satu dari tiga anak hidup di bawah garis kemiskinan," tambahnya.

Tingkat kemiskinan di antara keluarga Arab-Israel meningkat tajam dalam kurun waktu 17 tahun ini. Pada 2000 jumlah kemiskinan itu mencapai 53 persen, selanjutnya meningkat menjadi 62 persen pada 2016.

Baca Juga: Profil Satgas Nanggala, Intelijen Tempur Kopassus yang Tembak Mati Lesmin Walker Komandan KKB Papua

Menurut data yang dimiliki oleh pejabat Israel, ada 1,8 persen warga Palestina-Israel di negeri itu atau disebut dengan warga Arab-Israel.

Jumlah mereka sekitar 160 ribu orang keturunan Palestina yang hidup tanpa tempat tinggal ketika kaum Zionis menguasai wilayah mereka pada 1948. Mereka sangat menderita akibat diskrimiasi di lapangan kerja dan perumahan.

Menurut laporan organisasi antikemiskinan, Latet, jumlah rumah tangga Israel yang hidup di bawah garis kemiskinan telah tumbuh hampir 50 persen selama pandemi virus corona.

Baca Juga: Kerap Foto Mesra dengan Happy Asmara, Ternyata Lagu Denny Caknan Sempat Tak Laku Hingga Cuma Dibayar Segini

dok.

Tinggal di negara kaya, ternyata ada sejumlah warga Israel yang hidup di garis kemiskinan hingga mengemis di jalanan.

Pengangguran telah melonjak hingga lebih dari 20 persen sejak pertama kali memberlakukan karantina wilayah nasional pada awal wabah pada Maret.

Laporan itu mengungkapkan, jumlah rumah tangga Israel yang hidup dalam kemiskinan meningkat dari 20,1 persen menjadi 29,3 persen pada 2020.

Sekitar 850 ribu rumah tangga di Israel kekurangan perumahan, pendidikan, perawatan kesehatan dan makanan, dengan 268 ribu jatuh ke dalam kemiskinan sejak awal pandemi.

Menurut laporan yang diterbitkan Rabu (9/12), industri pariwisata vital negara telah menyusut menjadi hampir nol dan ribuan bisnis telah tutup.

Baca Juga: Foto Yuni Sophia Istri Bupati Nganjuk yang Viral di Aplikasi Smule Hingga Duet dengan Happy Asmara

Lebih buruk lagi, Pemerintah Israel telah berselisih tentang mengeluarkan anggaran nasional, yang mengakibatkan pemotongan besar-besaran pada layanan sosial.

Laporan oleh LSM antikemiskinan terbesar di Israel ini, didasarkan pada temuan dari serangkaian survei dan studi yang dilakukan Latet dari Juli hingga Oktober 2020.

Saat ini, Israel, yang memiliki populasi sekitar 9,25 juta jiwa menghadapi 348.000 kasus virus corona dan setidaknya 2.932 kematian.

Baca Juga: Foto Cantik Chaca Dhani Wirianata, Istri Ajudan Prabowo Subianto yang Viral Karena Mirip Mulan Jameela

dok.

Tinggal di negara kaya, ternyata ada sejumlah warga Israel yang hidup di garis kemiskinan hingga mengemis di jalanan.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya