Fotokita.net - Terkuak, ahli beberkan penyebab air zamzam tak pernah habis meski terus diambil tanpa henti selama 4000 tahun, ini penjelasannya.
Siapa yang tak mengenal air Zamzam?
Air Zamzam disebut berbeda dengan air alami lainnya. Perbedaan ini terkait dengan kandungan mineral dan radiologi air tersebut.
Banyak ilmuwan berpendapat bahwa campuran kandaungan air Zamzam yang khas ini membuat air Zamzam lebih sehat.
Berdasarkan penelitian, kualitas air Zamzam pun tidak berubah setelah disimpan selama dua tahun.
Peneliti membuktikan kalau mikroba tidak tumbuh pada air yang ada di sumur Zamzam.
Berdasarkan penelitian dari Naeem dan Alsanussi pada 1983, menemunkan 34 elemen yang terkandung pada air Zamzam.
Kandungan kalsium (Ca), magnesium (Mg), sodium (Na), dan klorida (Cl) pada air ini lebih tinggi dari air biasa.
Sementara elemen antimony (Sb), beryllium (Be), bismuth (Bi), bromine (Br), kobalt (Co), iodine (I), dan molybdenum (Mo) kurang dari 0,01 ppm.
Hanya sedikit jejak kromium (Cr), mangaan (Mn), dan titanium (Ti) yang terdeteksi di air Zamzam.
Penelitian menunjukkan karakteristik radiologis air Zamzam yang dinyatakan sebagai seri 238U (uranium) (226Ra dan 214Bi), seri 232Th (thorium) (228Ra (radium), 228Ac (actinium), dan (titanium) 208Ti) dan juga dalam akumulasi hingga 40K (kalium) ) dan 137Cs (cesium).
Hasil studi hidrokimia pada air Zamzam juga menunjukkan kalau air ini mengandung natrium klorida yang berasal dari meteoritik.
Penelitian berbeda pada Februari 2012 meneliti soal kadar racun pada air Zamzam.
Alat timba kuno air Zamzam yang tersimpan di museum.
Penelitian ini muncul setelah muncul polemik soal kadar racun yang terkandung pada air Zamzam.
Sebab, air ini memang mengandung arsenik (As), kadmium (Cd), timbal (Pb), dan selenium (Se) yang dianggap berbahaya bagi tubuh.
WHO memang mengklasifikasikan arsenik sebagai bahan beracun bagi tubuh. Namun, beberapa tipe arsenik juga bisa digunakan sebagai obat.
Penelitian dari Alfadul and Khan pun menyebut kadar racun ini ada di bawah ambang berbahaya bagi tubuh, seperti dikutip Tandfonline.
Penelitian yang diterbitkan dari Jurnal Chemosphere itu menunjukkan kandungan alkali dari Arsenik dan Lithium pada air Zamzam yang dianggap berbahaya bagi tubuh itu malah kemungkinan menjadi kunci sumber penyembuhan dari air yang disucikan umat Muslim ini, seperti dilansir dari ScienceDirect.
Peneliti menelisik 30 contoh air Zamzam yang dikumpulkan dari para peziarah di beberapa negara.
Petugas pembersih membersihkan titik air Zamzam, setelah merebaknya virus corona, di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi pada 3 Maret 2020
Sebanyak 10 sampel dari peziarah Jerman yang diambil pada 2007, 10 sampel dari Frankfurt dan Berlin pada 2011, dan 10 sampel dari Mekah pada 2011.
Air Zamzam sendiri mengandung alkaline dengan kadar PH 8 serta rata-rata mengandung Lithium sebesar 15 μg L−1. Rata-rata kandungan Arsenik (27 μg L−1) dan NO3 (150 mg L−1) pada air ini tiga kali lebih tinggi dari standar WHO. Sementara kandungan Kalsium (95 mg L−1) dan Potassium (50 mg L−1).
Lantaran ini adalah penelitian pertama tentang kandungan racun pada air Zamzam di dunia, peneliti menyarankan perlunya penelitian lebih lanjut soal kandungan air ini ke depan. Demikian jurnal ini menyebutkan hasil penelitiannya.
Air zamzam adalah air yang berasal dari sumur di kawasan Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.
Biasanya, umat Islam yang melaksanakan ibadah Haji dan Umrah akan berkunjung ke sumur zamzam dan membawa pulang air zamzam sebagai oleh-oleh. Sumur zamzam terletak 11 meter dari Kakbah.
Saat ini, sumur zamzam berada di ruang bawah tanah yang dapat dilihat dari balik panel kaca.
Menurut salah satu keterangan, sumur zamzam menyedot air hingga 18,5 liter per detik sehingga mampu menghasilkan 660 liter air per menit.
Dalam bahasa Arab, zamzam berarti “banyak” atau “melimpah ruah”. Pengertian ini sesuai dengan kondisi air zamzam yang tak pernah kering meski telah digunakan selama ribuan tahun. Air zamzam telah ada sejak zaman Nabi Ismail.
Secara ajaib, mata air zamzam keluar saat Nabi Ismail menangis karena kehausan di padang pasir bersama ibunya, Hajar.
Dokumen sejarah menunjukkan, zaman itu diperkirakan tahun 1910 SM sehingga jika disesuaikan dengan kalender Hijriah, air zamzam telah ada selama lebih dari 4.000 tahun.
Hal ini pun menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana air zamzam tidak pernah kering selama ribuan tahun.
Dilansir dari Egypt Today, 16 Agustus 2018, Abbas Sharaqi, Profesor Geologi dan Sumber Daya Air di African Research Institute, mengatakan, air di sumur zamzam tidak pernah kering karena terhubung dengan air tanah terbarukan.
“Tidak adanya penipisan dalam geologi berarti bahwa ia adalah air yang dapat diperbarui. Air tanah bisa diperbarui, seperti di sumur zamzam,” kata Profesor Sharaqi.
Profesor Sharaqi menjelaskan, air zamzam merupakan air terbarukan yang sumbernya adalah hujan di Kota Mekkah.
Mekkah merupaan daerah pegunungan dan salah satu lembahnya menampung air untuk sumur zamzam di dataran rendah.
Menurut Profesor Sharaqi, terdapat 14 meter endapan sungai yang terbentuk dari air hujan di pegunungan yang jatuh ke dataran rendah dan berubah menjadi sedimen.
Proses ini membutuhkan waktu jutaan tahun untuk membuat sumur zamzam yang panjangnya mencapai 14 meter.
Di bagian paling bawah terdapat kumpulan bebatuan yang menjadikan total kedalaman sumur zamzam mencapai 35 meter.
“Air di sumur zamzam digunakan sebagai air minum jamaah dan tidak digunakan untuk pertanian,” ujarnya.
“Sumur zamzam telah digunakan selama 4.000 tahun, ini membuat kami berpikir bahwa jika tidak ada hujan di Arab Saudi, mungkin airnya akan habis.
Namun, mengingat kondisi iklim yang stabil dan tidak berubah, sumur bisa terus ada,” tambah Profesor Sharaqi.
Kisah ajaib air Zamzam sudah masyhur sejak 2000 tahun sebelum Masehi. Hal ini membuat sumur Zamzam yang terletak di lembah gurun pasir di Mekah itu menjadi ternama.
Kisah sumur Zamzam sendiri telah tertulis diberbagai kitab suci, mulai dari Taurat, Alkitab, hingga Alquran.
Air Zamzam dalam sejarah singkatnya bermula dari kegelisahan Siti Hajar bersama putranya, Ismail, yang ditinggal Nabi Ibrahim di wilayah gurun yang kering dan tandus.
Cerita tersebut salah satunya diabadikan dalam Alquran. Siti Hajar, kala itu, berlari ke Bukit Marwah dan Shafa untuk mencari air dan makanan.
Namun mukjizat pun terjadi saat putranya Ismail yang terus menangis dan mengentak-entakkan kakinya ke tanah.
Ternyata, entakan kaki Ismail berhasil mengeluarkan air yang berlimpah. Siti Hajar pun kemudian berkata, 'Zamzam' yang artinya berkumpullah. Hingga akhirnya air berkumpul dan dinamakan Zamzam.
Air ini disucikan umat Muslim dan dipercaya bisa memberi pengobatan. Berdasarkan beberapa penelitian, air ini disebut efektif mengobati kanker dan menghambat pertumbuhan tumor.
Sebab, air zamzam disebut memiliki sifat oncolytic (sifat pencegahan dan penumpasan sel kanker) yang unik. Sebab, air zamzam memiliki faktor nekrosis antitumor yang kuat (TNFα) dan efek pada interleukin I (IL1).
Zamzam pun memiliki efek antiinflamasi yang kuat, sehingga mampu mengurangi peradangan, meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Selain itu, air ini juga diteliti mampu memberikan perlindungan beberapa penyakit seperti seperti katarak kongenital, masalah nefrogenik, dan diabetes.
(*)