Fotokita.net - Akui pemilik suara tuding Jusuf Kalla jadi dalang OTT Edhy Prabowo, calon wali kota Makassar kini kebingungan, KPK diminta segera lakukan ini.
Benarkah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai dalang di balik penangkapan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhir bulan lalu?
Tudingan tersebut beredar dari rekaman suara calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto.
Danny Pomanto sudah mengakui, bahwa suara di rekaman itu benar suaranya.
Calon Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengakui bahwa rekaman suara itu memang dirinya, namun bukan untuk menfitnah atau mencemarkan nama baik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini mengungkapkan, jika dirinya berbicara saat itu sedang berada di rumah pribadinya pada tanggal 27 November 2020 lalu saat menerima tamu dari Laskar Merah Putih (LMP).
Saat itu, terjadi diskusi ringan dengan tamunya membahas kondisi terkini politik nasional yang dimuat dalam majalah Gatra dan Tempo.
“Diskusi ringan itu di rumah pribadi saya yang merupakan area private. Diskusi ringan itu bersama LMP membahas kondisi terkini politik nasional yang dimuat dalam majalah Gatra dan Tempo tentang analisis hubungan JK-Anis-KPK dan Edy Prabowo dibahas dalam majalah Gatra dan Tempo,” kata Danny kepada KOMPAS.com ketika dikonfirmasi, Minggu (6/12/2020) dinihari.
Danny mengaku tidak mengetahui adanya orang yang merekam diskusi tersebut. Setelah rekaman diskusi ringan itu tersebar, barulah dirinya tahu bahwa sedang dijebak menjelang pemilihan Wali Kota Makassar yang tinggal beberapa hari lagi.
“Kami sudah tahu pelaku perekamnya, menyusup masuk dalam LMP yang sedang berdiskusi ringan dengan saya.
Itupun yang dibahas sudah dimuat di beberapa media, jadi kami menganalisis saja apa yang disajikan media kepada pembacanya,” tuturnya.
Danny menuturkan, jika rekaman diskusi ringan itu telah dipotong-potong dan disebarluaskan untuk menjatuhkan citranya dalam pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.
Di mana, rekaman suara itu direkam oleh tim salah satu paslon pesaing dirinya, kemudian diedit dan disebarkan secara masif di berbagai media sosial.
“Jadi dia yang merekam sendiri, sebar sendiri dan tersinggung sendiri. Ini rekaman menjadi bahan serangan politik kepada saya.
Ini disinyalir sebagai pemufakatan jahat untuk memfitnah dan menyudutkan saya dengan harapan Danny-Fatma kalah dalam Pilwali Kota Makassar 2020. Ini ternyata sudah lama direncanakan,” tuturnya.
Dengan begitu, kata Danny, pihaknya pun telah melaporkan orang yang melakukan perekaman, melakukan editing dan menyebarkan diskusi ringan di rumah pribadinya.
“Tadi malam (Sabtu 5/12/2020) juga kita sudah laporkan ke Polrestabes Makassar terkait tindak pidana pencemaran nama baik melalui ITE. Kuasa hukum saya melaporkan orang yang merekam, mengedit dan menyebarkan.
Kita sudah tahu orangnya dan kita tunggu pihak penyidik menindak lanjuti laporan tersebut,” ujarnya.
Paslon Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi mendapatkan nomor urut satu dalam kontestasi Pilkada Makassar 2020.
KPK diminta Klarifikasi
Beredarnya rekaman suara yang menuding Jusuf Kalla (JK) sebagai dalang penangkapan Edhy Prabowo bakal di bawah ke ranah hukum.
Juru Bicara (Jubir) Wakil Presiden RI ke-12 JK, Husain Abdullah meminta Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) memanggil calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto.
Permintaan itu untuk mengklarifikasi beredarnya rekaman suara Danny, berkaitan penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Dalam rekaman tersebut, JK dituding sebagai dalang di balik penangkapan Edhy.
"Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti itu?
Danny seperti tidak punya lagi sopan santun sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan,” ujar Husain dalam keterangannya, Sabtu (5/12/2020).
Ia juga menyinggung soal falsafah orang Bugis-Makassar terkait adat dan istiadat dalam menghormati orang tua.
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla saat mengunjungi kegiatan donor darah TNI
"Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah seperti itu, karena secara budaya dan agama tahu resikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan,” sambung dia.
Ia juga menerangkan bahwa sejak tak lagi menjabat sebagai wakil presiden, JK lebih banya disibukkan dengan aktivitas sosial.
Oleh karena itu, menurut dia, tidak masuk akal bila JK mengusik kehidupan orang lain.
Lebih jauh, Husain menambahkan, Danny bakal berhadapan dengan hukum apabila terbukti rekaman tersebut merupakan suaranya.
"Danny tentu akan berhadapan dengan hukum.
Apalagi melibatkan KPK, sehingga KPK pun perlu mengklarifikasi dan membersihkan dirinya dari tuduhan Danny Pomanto,” tegasnya.
Husain berpendapat, masalah yang diduga dimunculkan Danny menyangkut fitnah kepada JK, juga merendahkan KPK di tengah prestasinya menangkap Edhy Prabowo.
"Danny telah mencederai kerja keras KPK.
Yang tidak kalah bahayanya, Danny telah mengadu domba tokoh tokoh nasional.
Yang bisa berdampak buruk terhadap hubungan hubungan antar elite yang selama ini berjalan baik,” bebernya.
Isi rekaman suara
Sebelumnya, beredar rekaman suara yang diduga merupakan suara Danny Pomanto di tengah publik.
Rekaman itu diketahui memiliki durasi 1 menit 58 detik.
Dilansir dari Kompas.tv suara tersebut tampak menjelaskan kepada lawan bicaranya mengenai OTT yang dilakukan KPK terhadap Edhy.
Menurut orang yang berbicara, OTT itu merupakan pengalihan isu kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Berikut transkip isi rekaman tersebut:
Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla).
JK (dan) Anies tuh. Maksudnya kontrolnya di JK. Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo.
Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak.
Ini kan politik saja. Terbaca ya. Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq.
Ini mau digeser (isu) JK dan Habib Rizieq.
JK yang main, karena JK yang paling diuntungkan dengan ini.
Coba lihat siapa yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo?
JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan.
Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pade di sini, calon presiden to.
Berarti Anies dan JK yang diuntungkan.
Apalagi, dia mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK berarti.
Chaplin yang untung. Jago memang mainnya.
Tapi kalau kita hafal apa yang dia mau main ini.
Diakui
Sementara itu, Danny mengakui bahwa rekaman suara yang beredar adalah suaranya.
Ia menerangkan, percakapan itu terjadi di kediamannya di Jalan Amiruddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya.
Baca Juga: Belum Juga Terima BLT BPJS Rp 1,2 Juta Gelombang 2? Cepat Adukan Pakai Cara Ini
Dalam rumah saya orang rekam.
Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu.
Sebenarnya saya korban ini," kata Danny seperti dilansir dari Tribun Makassar.
Ia mengaku heran mengapa rekaman percakapannya dapat menyebar ke publik.
Sebab, percakapan tersebut bersifat pribadi.
Namun, ia mengaku bahwa dampak dari tersebarnya rekaman percakapan itu terhadap dirinya tidak ada.
Sebab, obyek pembahasannya merupakan ranah nasional.
Ekspor Lobster Meski begitu, ia merasa dirugikan dengan beredarnya rekaman percakapan tersebut.
"Karena itu kan penyebaran dan saya merasa dirugikan.
Kan saya dibenturkan dengan orang lain. Orang punya hak untuk punya pendapat dalam rumah saya sendiri, rumah saya itu," ucapnya.
(Tribunnews.com/Kompas.com)