Akui Pemilik Suara yang Tuding Jusuf Kalla Jadi Dalang OTT Edhy Prabowo, Calon Wali Kota Makassar Kini Kebingungan, KPK Diminta Segera Lakukan Ini

Minggu, 06 Desember 2020 | 12:05
Sonora.ID

Danny Pomanto temui massa usai diperiksa di Mapolrestabes Makassar

Fotokita.net - Akui pemilik suara tuding Jusuf Kalla jadi dalang OTT Edhy Prabowo, calon wali kota Makassar kini kebingungan, KPK diminta segera lakukan ini.

Benarkah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai dalang di balik penangkapan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhir bulan lalu?

Tudingan tersebut beredar dari rekaman suara calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto.

Danny Pomanto sudah mengakui, bahwa suara di rekaman itu benar suaranya.

Baca Juga: Bukan Denny Siregar, Rekaman Suara Sosok Ini Bikin Gempar Jagat Maya Usai Sebut Jusuf Kalla Jadi Dalang Di Balik OTT Edhy Prabowo, Sengaja Alihkan Isu Habib Rizieq?

Calon Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengakui bahwa rekaman suara itu memang dirinya, namun bukan untuk menfitnah atau mencemarkan nama baik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini mengungkapkan, jika dirinya berbicara saat itu sedang berada di rumah pribadinya pada tanggal 27 November 2020 lalu saat menerima tamu dari Laskar Merah Putih (LMP).

Saat itu, terjadi diskusi ringan dengan tamunya membahas kondisi terkini politik nasional yang dimuat dalam majalah Gatra dan Tempo.

Baca Juga: Minta 2 Anak Buahnya Kumpulkan Cuan Rp 10 Ribu Per Paket Bansos Covid-19, Ternyata Juliari Batubara Cuma Punya 1 Mobil Mewah, Ini Total Kekayaan Sang Menteri

“Diskusi ringan itu di rumah pribadi saya yang merupakan area private. Diskusi ringan itu bersama LMP membahas kondisi terkini politik nasional yang dimuat dalam majalah Gatra dan Tempo tentang analisis hubungan JK-Anis-KPK dan Edy Prabowo dibahas dalam majalah Gatra dan Tempo,” kata Danny kepada KOMPAS.com ketika dikonfirmasi, Minggu (6/12/2020) dinihari.

Danny mengaku tidak mengetahui adanya orang yang merekam diskusi tersebut. Setelah rekaman diskusi ringan itu tersebar, barulah dirinya tahu bahwa sedang dijebak menjelang pemilihan Wali Kota Makassar yang tinggal beberapa hari lagi.

“Kami sudah tahu pelaku perekamnya, menyusup masuk dalam LMP yang sedang berdiskusi ringan dengan saya.

Baca Juga: Dilarang Ikuti Habib Rizieq Saat Diperiksa di Polda Metro, Pendukung Imam Besar FPI Malah Nekat Lakukan Ini, Kapolri Keluarkan Ancaman

Itupun yang dibahas sudah dimuat di beberapa media, jadi kami menganalisis saja apa yang disajikan media kepada pembacanya,” tuturnya.

Danny menuturkan, jika rekaman diskusi ringan itu telah dipotong-potong dan disebarluaskan untuk menjatuhkan citranya dalam pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.

Di mana, rekaman suara itu direkam oleh tim salah satu paslon pesaing dirinya, kemudian diedit dan disebarkan secara masif di berbagai media sosial.

Baca Juga: Lolos dari Masa Kritis Covid-19, Wali Kota Bogor Bima Arya Akui Kondisinya Tak Seperti Dulu, Sering Alami Gangguan Kesehatan Ini

“Jadi dia yang merekam sendiri, sebar sendiri dan tersinggung sendiri. Ini rekaman menjadi bahan serangan politik kepada saya.

Ini disinyalir sebagai pemufakatan jahat untuk memfitnah dan menyudutkan saya dengan harapan Danny-Fatma kalah dalam Pilwali Kota Makassar 2020. Ini ternyata sudah lama direncanakan,” tuturnya.

Baca Juga: Gagah Berani Ancam Sembelih Kepala Habib Rizieq, Oknum Polisi Ini Bikin Kapolres Pekalongan Buru-buru Datangi Markas FPI, Begini Nasibnya Sekarang

Dengan begitu, kata Danny, pihaknya pun telah melaporkan orang yang melakukan perekaman, melakukan editing dan menyebarkan diskusi ringan di rumah pribadinya.

“Tadi malam (Sabtu 5/12/2020) juga kita sudah laporkan ke Polrestabes Makassar terkait tindak pidana pencemaran nama baik melalui ITE. Kuasa hukum saya melaporkan orang yang merekam, mengedit dan menyebarkan.

Kita sudah tahu orangnya dan kita tunggu pihak penyidik menindak lanjuti laporan tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Bak Mimpi di Siang Bolong, Sudah Bikin Aib di Depan Bos Besar, Mantan Danjen Kopassus Ungkit Masa Lalu Anak Buah Kesayangannya: Saya Angkat Dia dari Got

Sonora.ID

Paslon Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi mendapatkan nomor urut satu dalam kontestasi Pilkada Makassar 2020.

KPK diminta Klarifikasi

Beredarnya rekaman suara yang menuding Jusuf Kalla (JK) sebagai dalang penangkapan Edhy Prabowo bakal di bawah ke ranah hukum.

Juru Bicara (Jubir) Wakil Presiden RI ke-12 JK, Husain Abdullah meminta Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) memanggil calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto.

Permintaan itu untuk mengklarifikasi beredarnya rekaman suara Danny, berkaitan penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Dalam rekaman tersebut, JK dituding sebagai dalang di balik penangkapan Edhy.

"Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti itu?

Baca Juga: Diperintah Kapolri Berkantor di Poso, Ini Sepak Terjang Kapolda Sulteng yang Ikut Bangun Kembali Rumah Warga Usai Dibakar MIT Pimpinan Ali Kalora

Danny seperti tidak punya lagi sopan santun sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan,” ujar Husain dalam keterangannya, Sabtu (5/12/2020).

Ia juga menyinggung soal falsafah orang Bugis-Makassar terkait adat dan istiadat dalam menghormati orang tua.

Baca Juga: Video Oknum Polisi Ancam Penggal Kepala Habib Rizieq Bikin Gempar, Rocky Gerung Beri Komentar Menohok: Penguasa Kurang Pas Hadapi Imam Besar FPI

Dok. PMI

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla saat mengunjungi kegiatan donor darah TNI

"Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah seperti itu, karena secara budaya dan agama tahu resikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan,” sambung dia.

Ia juga menerangkan bahwa sejak tak lagi menjabat sebagai wakil presiden, JK lebih banya disibukkan dengan aktivitas sosial.

Oleh karena itu, menurut dia, tidak masuk akal bila JK mengusik kehidupan orang lain.

Lebih jauh, Husain menambahkan, Danny bakal berhadapan dengan hukum apabila terbukti rekaman tersebut merupakan suaranya.

Baca Juga: Pemerintahan Papua Barat Bentukan OPM Jadi Sorotan, Alasan Ini Bikin Kita Rindu Pada Sosok Mantan Presiden RI Saat Tangani Akar Masalah Papua

"Danny tentu akan berhadapan dengan hukum.

Apalagi melibatkan KPK, sehingga KPK pun perlu mengklarifikasi dan membersihkan dirinya dari tuduhan Danny Pomanto,” tegasnya.

Husain berpendapat, masalah yang diduga dimunculkan Danny menyangkut fitnah kepada JK, juga merendahkan KPK di tengah prestasinya menangkap Edhy Prabowo.

"Danny telah mencederai kerja keras KPK.

Baca Juga: Sebar Deklarasi Pemerintahan Papua Barat Hingga Disorot Media Asing, Simak Profil Benny Wenda Petinggi OPM yang Puji Presiden RI Ke-4 Karena Alasan Ini

Yang tidak kalah bahayanya, Danny telah mengadu domba tokoh tokoh nasional.

Yang bisa berdampak buruk terhadap hubungan hubungan antar elite yang selama ini berjalan baik,” bebernya.

Isi rekaman suara

Sebelumnya, beredar rekaman suara yang diduga merupakan suara Danny Pomanto di tengah publik.

Baca Juga: Pantas Diterjunkan ke Sarang MIT Pimpinan Ali Kalora, Ternyata Begini Latihan Pasukan Elite Kodam Jaya yang Mampu Tembus Medan Berat Cuma dengan Alat Ini

Rekaman itu diketahui memiliki durasi 1 menit 58 detik.

Dilansir dari Kompas.tv suara tersebut tampak menjelaskan kepada lawan bicaranya mengenai OTT yang dilakukan KPK terhadap Edhy.

Menurut orang yang berbicara, OTT itu merupakan pengalihan isu kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Baca Juga: Pandai Kecoh Aparat Gabungan di Dalam Hutan, Ini Alasan Teroris Ali Kalora dan MIT Sulit Ditumpas Hingga Diburu Pasukan Intai Kebanggaan TNI

Berikut transkip isi rekaman tersebut:

Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla).

JK (dan) Anies tuh. Maksudnya kontrolnya di JK. Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo.

Baca Juga: Kasus Edhy Prabowo Diintervensi? Novel Baswedan Singgung Hal Ini Saat Ungkap Alasan Staf Ahli Istana Tak Ikut Ditahan Meski 1 Rombongan dengan Menteri KKP

Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak.

Ini kan politik saja. Terbaca ya. Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq.

Ini mau digeser (isu) JK dan Habib Rizieq.

JK yang main, karena JK yang paling diuntungkan dengan ini.

Coba lihat siapa yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo?

Baca Juga: Terlanjur Senang Mau Jalan-jalan, Rencana Libur Panjang Akhir Tahun 2020 Buyar, Jadwal Cuti Bersama Mendadak Dipotong Karena Alasan Ini

JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan.

Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pade di sini, calon presiden to.

Berarti Anies dan JK yang diuntungkan.

Apalagi, dia mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK berarti.

Chaplin yang untung. Jago memang mainnya.

Tapi kalau kita hafal apa yang dia mau main ini.

Baca Juga: Bukan Hanya Acara Maulid Nabi dan Nikahan Putrinya, Ternyata Polisi Periksa Habib Rizieq Karena 2 Kasus Ini, Luka Lama Diungkit Lagi?

Diakui

Sementara itu, Danny mengakui bahwa rekaman suara yang beredar adalah suaranya.

Ia menerangkan, percakapan itu terjadi di kediamannya di Jalan Amiruddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya.

Baca Juga: Belum Juga Terima BLT BPJS Rp 1,2 Juta Gelombang 2? Cepat Adukan Pakai Cara Ini

Dalam rumah saya orang rekam.

Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu.

Sebenarnya saya korban ini," kata Danny seperti dilansir dari Tribun Makassar.

Ia mengaku heran mengapa rekaman percakapannya dapat menyebar ke publik.

Baca Juga: Buru Teroris MIT Ali Kalora yang Renggut 4 Warga Desa, Ini Kehebatan Pasukan Paling Elite TNI, Kebanggaan Panglima Hadi Tjahjanto: Keberhasilan Operasi Dekati 100 Persen

Sebab, percakapan tersebut bersifat pribadi.

Namun, ia mengaku bahwa dampak dari tersebarnya rekaman percakapan itu terhadap dirinya tidak ada.

Sebab, obyek pembahasannya merupakan ranah nasional.

Baca Juga: Sikap Terbuka Anies Baswedan Dipuji Jokowi, Gubernur Provinsi Ini Ikut Tertular Virus Corona, Begini Kondisi Terkininya.

Ekspor Lobster Meski begitu, ia merasa dirugikan dengan beredarnya rekaman percakapan tersebut.

"Karena itu kan penyebaran dan saya merasa dirugikan.

Kan saya dibenturkan dengan orang lain. Orang punya hak untuk punya pendapat dalam rumah saya sendiri, rumah saya itu," ucapnya.

(Tribunnews.com/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya