Tusuk dari Belakang Pembelian Andalan Rusia Sukhoi SU-35, Amerika Banggakan Keunggulan Jet Tempur F-35 Lightning II Kepada Menhan Prabowo

Selasa, 04 Agustus 2020 | 11:45
Petty Officer 3 Vance Hard

Jet Tempur F-35B yang tergabung dalam MEU-31 lepas landas dari geladak USS America

Fotokita.ID- Beberapa waktu laluMenteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyatakan minatnya untuk memborong pesawat tempur Eurofighter Typhoon.

Jenis jet tempur tersebut merupakan salah satu armada perang paling mahal yang dibuat Eropa.

Dikutip dari harian Kompas, Selasa (21/7/2020), Prabowo berkirim surat kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner mengenai tawaran untuk membeli 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas pakai milik Austria.

Baca Juga: Disebut-sebut Bakal Segera Dibubarkan Presiden Jokowi, Ternyata 3 Lembaga Ini Justru Selamat, Berikut Daftar 18 Badan yang Resmi Dialihkan Fungsi dan Tugasnya

Thenational.ae

Eurofighter Typhoon

Informasi mengenai surat penawaran itu diungkap media Austria, Kronen Zeitung. Dalam artikelnya, kepemilikan pesawat Eurofighter Typhoon sebenarnya jadi perdebatan publik di Austria.

Ini karena ada indikasi korupsi pembelian pesawat tersebut oleh Austria beberapa tahun silam.

Pesawat tersebut juga dianggap sebagai pemborosan anggaran negara karena biaya operasionalnya yang mahal, yakni mencapai 80.000 euro atau Rp 1,3 miliar per jam.

Baca Juga: Biarpun Punya Utang Rp 5.100 Triliun, Indonesia Justru Diprediksi Jadi Negara dengan Ekonomi Terbesar ke-5 Dunia Hingga Pukul Telak Malaysia, Kok Bisa?

Di Austria, rencana memensiunkan Typhoon ini masih tarik ulur. Tahun 2017, situs flightglobal.com mencatat, Menhan Austria mengatakan akan memensiunkan 15 Tranche 1 Eurofighter Typhoon tahun 2020.

Namun, janes.com menulis pada 6 Juli 2020, Menhan Austria Klaudia Tanner mengatakan akan mempertahankan pesawat Typhoon ini karena ada kontrak dengan Airbus yang jika diputuskan akan memakan biaya penalti.

Baca Juga: Setelah Bikin Ketar-ketir, Pemerintah Resmi Umumkan Gaji ke-13 PNS yang Segera Cair di Bulan Ini, Berikut Rincian yang Diterima ASN Golongan I - IV

Eurofighter
Eurofighter

pesawat tempur Eurofighter Typhoon AU Austria

Dalam surat berkop Kementerian Pertahanan RI tertanggal 10 Juli 2020 dan ditandatangani Menhan Prabowo Subianto, disebutkan bahwa Indonesia ingin memenuhi kebutuhan organisasi angkatan bersenjatanya.

Prabowo mengatakan mendapat informasi Austria memiliki pesawat tempur Typhoon yang dibeli tahun 2002. Saat ini Austria memiliki 15 pesawat itu.

"Saya ingin menawarkan membeli 15 pesawat tersebut untuk TNI AU dan semoga proposal saya ini menjadi pertimbangan resmi," tulis Prabowo di surat tersebut.

Agar bisa kita ketahui, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia via faisalbasri.com, untuk memenuhi kebutuhan strategisnya dalam menjaga keamanan NKRI, di dalam APBN 2020, Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi anggaran APBN terbesar di tahun 2020, yakni sebesar Rp 131 triliun, angka ini meningkat dari anggaran tahun lalu yang sebesar Rp 110 triliun.

Kemudian dalam kebijakan pemerintah refocusing anggaran, anggaran Menhan Prabowo, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020, Anggaran Kemenhan kini menjadi Rp 117 triliun.

Baca Juga: Dulu Blak-blakan Jadi Tukang Kritik Pemerintah, Seniman Yogyakarta Ini Akhirnya Mau Turuti Permintaan Jokowi di Depan Raffi Ahmad dan Andre Taulany, Ternyata Begini Alasannya

“Jadi mau pakai kebijakan apapun, defisitnya dinaikkan itu seperti menaruh air di ember yang bolong, bocor terus,” jelas Fasial Basri, ekonom senior dari Universitas Indonesia.

Adapun untuk tahun anggaran 2021, Prabowo untuk Kemenhan telah mengajukan alokasi anggaran sebesar Rp 129,3 triliun. Nilai pagu anggaran Menteri Prabowo tersebut terungkap dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) Tahun 2021 yang bertajuk Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto

Tertulis di dalam dokumen tersebut, pagu indikatif Kementerian Pertahanan TA 2021 adalah sebesar Rp 129,3 triliun.

Secara rinci, dokumen tersebut menjelaskan bahwa alokasi anggaran tersebut antara lain bersumber dari rupiah murni Rp113,1 triliun (87,5%), pagu penggunaan PNBP Rp2,1 triliun (1,6%), pagu penggunaan BLU Rp3,1 triliun (2,4%), dan SBSN Rp900 miliar (0,7%).

Kementerian Pertahanan beralasan anggaran tersebut akan digunakan untuk mendukung pencapaian target prioritas pembangunan nasional bidang pertahanan.

Adapun, program-program tersebut meliputi program penggunaan kekuatan, program modernisasi alutsista dan non-alutsista dan sarana dan prasarana pertahanan, program pembinaan sumber daya pertahanan dan program profesionalisme dan kesejahteraan prajurit.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sentil Prabowo Agar Cepat Habiskan Anggaran Kementerian, Sang Menhan Langsung Borong Alutsista Buatan Pindad, Begini Detailnya

Komsomolsk-on-Amur Aircraft Plant
Komsomolsk-on-Amur Aircraft Plant

Bukan Su-35, Jet Tempur Beruang Merah Ini Bakal Jadi Lawan Berat Bagi F-35 Sekaligus F-22 Raptor Milik AS

Maret lalu, Indonesia sempat lakukan transaksi dengan militer Rusia untuk membeli produk alutsista mereka.

Mengetahui itu, Amerika Serikat (AS) meradang hebat bahkan blak-blakan larang Indonesia membeli produk negeri Beruang Merah.

Padahal, Indonesia sudah terlanjur akuisisi jet tempur kelas berat Sukhoi Su-35 11 unit, gelontorkan dana 1,1 miliar dolar AS.

Lalu apakah pelarangan AS ini membuahkan hasil?

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Sebut Ahok Tak Bisa Berbuat Apa-apa, Belum Genap Satu Tahun Jadi Komut Pertamina Suami Puput Nastiti Devi Sudah Berani Keluarkan Ancaman: Main Politik Sama Saya Mah Sudah Biasa

Rupanya benar, Indonesia pada 15 Maret 2020 dikabarkan sampai batalkan pesanan.

Padahal segala infrastruktur, pelatihan hingga banyak hal disiapkan menyambut datangnya Super Flanker itu.

Meski berang, Rusia lewat Dubesnya untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva membenarkan batalnya pembelian jet tempur itu.

"Bukan rahasia bahwa Amerika Serikat memberikan tekanan yang tidak disembunyikan pada negara-negara yang berniat membeli peralatan pertahanan Rusia."

Baca Juga: Ada 6 Negara Maju yang Masuk Jurang Resesi, Indonesia Malah Diprediksi Jadi Negara dengan Perekonomian Terbesar ke-5 di Dunia: Penanganan Covid-19 Akan Sangat Menentukan

"Tujuannya jelas - untuk membuat negara-negara ini menolak untuk mendapatkan senjata dari Rusia dan beralih ke Washington. Tentu saja persaingan tidak adil yang melanggar aturan dan norma bisnis yang transparan dan sah," tambah Lyudmila.

Tentu jika tak boleh membeli Su-35, AS harus memberikan ganti untung yang besar kepada Indonesia.

Tawaran F-16 Viper pun dilontarkan kepada Indonesia.

Baca Juga: Lahir Prematur dengan Penyakit di Alat Kemaluan, Anak Sulung Sule Bisa Bertahan Gegara Ini: Ayah Kerja Mama Nyinden dan Aku Ditaruh di Tempat Bungkus Kendang

Terlalu lemah jika hanya F-16 Viper, Indonesia minta jet tempur siluman F-35 Lightning II plus Fighting Falcon jika tak mau Su-35 bersarang di hanggar Skuadron Udara 14 TNI AU.

Lantas seperti apa kemampuan F-35 hingga Indonesia memintanya?

Dalam beberapa aspek Su-35 jelas kalah dengan F-35.

Melansir f35.com, aspek pertama dan yang paling kentara kenapa F-35 tak bisa dibandingkan dengan Su-35 ialah fitur 'Stealth' atau bahasa ilmiahnya Low Observable (LO).

Baca Juga: Sesumbar Punya Tim Riset Obat Covid-19 Hingga Bergelar Profesor, Begini Sosok Hadi Pranoto yang Lulus S3 dari IPB: Kita Anak Bangsa Bukan Penjahat Negara

f35.com
f35.com

Pasaran F-35 bakal terdongkrak karena predikat sudah teruji dalam pertempuran

Dengan keunggulan stealth yang sulit diendus radar ini membuat F-35 sukar ditembak jatuh lantaran Radar Cross Section (RCS) nya amat kecil.

Ini berarti juga F-35 bisa diaplikasikan sebagai pesawat pengintaian.

Kedua, F-35 menganut pakem First Look, First Shoot, First Kill

Jika kalian tahu F-35 mempunyai kecepatan dan manuver tak signifikan itu ada sebabnya.

Baca Juga: Disemprot IDI Gegara Klaim Temukan Obat Corona, Ternyata Formula Penyembuh Covid-19 Milik Hadi Pranoto Sudah Dapat Izin Edar dari BPOM, Inilah Penjelasannya

Kenapa? Hal ini digantikan dengan sistem avioniknya yang amat canggih.

Contoh saja adanya radar AESA AN/APG-81 yang dapat menjejak targetnya dari jarak amat jauh.

National Interest
National Interest

F-35

Dengan ini F-35 bisa mengunci lawan terlebih dahulu dan menembaknya dari jarak jauh tanpa harus terlibat dogfight yang membutuhkan manuver ekstrim layaknya Su-35.

Baca Juga: Dapat Perintah Langsung dari Jokowi, Ternyata Kasus Korupsi Djoko Tjandra Juga Seret 2 Nama Kondang Ini, Catatan Lama Kembali Dibuka?

Dalam pertempuran barang siapa dapat melihat lawan lebih dulu maka ia mempunyai kesempatan mengeliminasi musuh.

Ketiga, Playmaker pertempuran!

Adanya Sistem Target Elektro Optik (EOTS) di moncong F-35 memungkinkan pilot untuk melihat segala sesuatu di sekitarnya secara jelas.

Selain bisa mengeliminasi lawan sendiri, F-35 bisa berbagi data pertempuran ke sesama kawan baik di laut, darat dan udara.

Baca Juga: Blak-blakan Bilang Istana Buta Demokrasi, Rocky Gerung Anggap Gibran Jadi Korban Atas Ambisi Ayahnya Sendiri: Jokowi Lebih Otoriter Dibanding Pak Harto

Foxtrot Alpha
Foxtrot Alpha

Radar AESA AN/APG-81

F-35 bisa membagikan data macam target sasaran, jumlah musuh, hingga memandu rudal yang diluncurkan dari platform kapal, sistem pertahanan udara maupun dari jet tempur kawan.

Hal ini dapat memperbesar keberhasilan misi dan memperkecil jumlah korban bagi kawan.

F-35 bagaikan playmaker dalam sepak bola yang bisa mengkreasikan serangan, mengatur ritme permainan maupun membuat gol sendiri. Komplit!

Melihat ketiga faktor di atas memang patut disematkan jika F-35 adalah jet tempur yang hanya bisa dilawan jika musuh sama-sama mempunyai sistem pertahanan udara terintegrasi.

(Seto Aji)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Melihat Kemampuan Menakjubkan Jet Tempur Siluman F-35 Lightning II, Calon Pengganti Su-35 Indonesia"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma