Bikin Merinding! Temukan 7 Kg Emas Batangan di Dalam Tempat Sampah, Tukang Sapu Bandara Malah Lakukan Hal Ini, Kini Dia Cuma Bisa Pasrah Menunggu Nasib Mujurnya

Senin, 15 Juni 2020 | 06:34
Pixabay/istara

Ilustrasi emas batangan.

Fotokita.net-Dari zaman dulu hingga sekarang, uang memiliki berbagai macam bentuk. Jika uang sekarang berupa uang kertas dan koin, lain halnya dengan bentuk uang pada zaman dahulu kala.

Dalam kaitanya dengan bentuk uang, terdapat satu istilah yang berhubungan erat dengan bentuk uang zaman dahulu. Istilah itu adalaggold standard.

Gold standard, yang disebut juga standar emas, merupakan sistem moneter dimana unit ekonomi menggunakan standar jumlah emas.

Baca Juga: Anaknya Dilantik Sebagai Prajurit TNI AD 3 Tahun Lalu, Orang Rimba yang Tinggal di Belantara Jambi Titip Pesan Begini Buat KSAD Andika Perkasa

Dengan kata lain, uang yang digunakan berupa emas. Terdapat tiga jenisgold standardyaituspecie,bullion, danexchange.

Dalam standarspecie, unit moneter dikaitkan dengan nilai koin emas yang beredar. Standarspeciemuncul dari penerimaan luas emas sebagai mata uang.

Baca Juga: Tak Lagi Bisa Mengelak, China Terdiam Saat Amerika Keluarkan Foto Satelit yang Buktikan Kebohongan Mereka Soal Virus Corona: Selalu Sembunyikan Hal Ini dari Dunia

Freepik
Freepik

ilustrasi emas batangan

Selanjutnya, standarbullion, atau standar emas batangan, adalah sistem dimana koin emas tidak beredar.

Pihak berwenang sepakat untuk menjual emas batangan berdasarkan permintaan dengan harga tetap sebagai imbalan dari mata uang yang beredar.

Sedangkan standarexchange,atau pertukaran emas, merupakan standar yang biasanya tidak melibatkan sirkulasi koin emas.

Baca Juga: Mengaku Sebagai Fotografer, Guru SMP Sukses Kelabuhi 25 ABG Ikut Pemotretan Tanpa Busana Hingga Ajak Hubungan Badan, Akhirnya Terbongkar dari Laporan Gadis Cilik

Fitur utama dari standar pertukaran emas adalah bahwa pemerintah menjamin nilai tukar tetap terhadap mata uang negara lain yang menggunakan standar emas, terlepas dari apa jenis uang kertas atau koin yang digunakan sebagai alat pertukaran.

Sejarah mencatat bahwa penggunaan emas sebagai uang sudah dimulai pada ribuan tahun yang lalu di Asia Kecil.

Baca Juga: Pamer Foto Bercelana Kelewat Pendek yang Bikin Imajinasi Laki-laki Makin Liar, Ternyata Penyanyi Jebolan Indonesian Idol Ini Sukses Pancing Hotman Paris Keluarkan Jurus Maut: 'DM Hotman Nanti Diajak Shopping'

Rost-9D/Getty Images/iStockphoto
Rost-9D/Getty Images/iStockphoto

Ilustrasi emas batangan

Selama Abad Pertengahan, solidus emas Bizantium yang umumnya dikenal sebagai bezant digunakan secara luas di seluruh Eropa dan Mediterania.

Namun, ketika pengaruh ekonomi Kekaisaran Bizantium menurun penggunaan bezant juga ikut menurun.

Akibatnya, wilayah Eropa memilih perak sebagai mata uang daripada emas.

Di zaman modern, Hindia Barat Inggris adalah salah satu daerah pertama yang mengadopsi standarspecieemas.

Baca Juga: Enggak Cuma 'I Am Geprek Bensu', Ternyata Ruben Onsu Juga Ajukan Gugatan Pada Pengusaha Kuliner di Bandung, Bagaimana Hasilnya?

Setelah proklamasi Ratu Anne tahun 1704, standar emas Hindia Barat Inggris adalah standar emas de facto.

Pada tahun 1717, Isaac Newton menetapkan rasiomintbaru antara perak dan emas. Hal ini berdampak pada mulai hilangnya perak dari peredaran sehingga membuat Inggris menggunakan standar emas.

Baca Juga: Dulu Cuma Jadi Selingkuhan, Akhirnya Artis Cantik yang Punya Penghasilan Gede Ini Malah Dipilih Sebagai Istri Sah Aktor Kondang

Ketika mengadopsi standar emas, banyak negara Eropa mengubah nama mata uang mereka. Misalnya dari Daler atau Gulden menjadi Crown.

Hal itu dikarenakan secara tradisional nama sebelumnya dikaitkan dengan koin perak dan yang terakhir dengan emas koin.

Pada saat Perang Dunia I pecah, standarspecieemas berakhir di Britania Raya dan seluruh Kerajaan Inggris.

Walaupun standarspecietelah berakhir, hal itu tidak menandakan bahwa standar emas juga ikut berakhir.

Baca Juga: Foto 2 Bungkus Indomie Goreng dengan Bumbu Saus yang Beda Jadi Viral, Inilah Sosok Peracik Mi Instan Terenak di Dunia yang Jarang Tereskpos

Pada tahun 1925,British Gold Standardmemperkenalkan standar emas batangan. Hal ini sekaligus mengakhiri periode standarspecieemas yang berarti mengakhiri peredaran koin mata uang emas.

Menyikapi pemberlakuan standar emas batangan, John Maynard Keynes, menentang berlakunya kembali standar emas.

Baca Juga: Bagaikan Bumi dan Langit, Krisdayanti Nyaman Tinggal di Rumah Seharga Rp 10 Miliar, Kehidupan Mantan Istri Raul Lemos Jauh dari Kesan Glamor: Ada Kursi Kondangan di Ruang Makannya

Ia berpendapat bahwa pemberlakuan kembali standar emas berbahaya karena rawan deflasi.

Hal ini benar adanya karena banyak negara lain yang mengikuti Inggris yang kembali memberlakukan standar emas mengalami periode stabilitas relatif tetapi juga deflasi.

Keadaan itu berlangsung sampai pada periode Depresi Hebat tahun 1929 hingga 1939 sehingga memaksa negara-negara keluar dari standar emas.

Baca Juga: Masih Suka Belanja di Pasar Tradisional Jakarta? Hati-hati, Ada 51 Pedagang yang Terbukti Positif Corona, Inilah Daftarnya

Nah, dengan melihat pentingnya emas batangan dalam nilai tukar ekonomi, saat Anda temukan benda seperti emas tak bertuan, tentu Anda akan mengambilnya.

Namun berbeda dengan kisah tahun lalu yang dialami tukang sapu ini.

Justru dia melakukan hal berbeda ketika mendapatkan benda yang bisa membuatnya kaya ini.

Baca Juga: Sempat Berganti Posisi Saat Antarkan dari Bandung ke Subang, Driver Ojol Ini Enggak Ngeh Jika Penumpangnya Bukan Manusia, Risa Saraswati Pun Dibikin Merinding

MelansirAsia Pacific Daily, Rabu (10/7/19) silam, tukang sapu di Bandara International Incheon, Korea Selatan menemukan sekantong emas.

Tak main-main ada 7 batang emas dengan berat mencapai satu kilo batangan emas untuk perbatangnya.

Namun, dia justru tidak mengambilnya dan kemudian melaporkan ke polisi untuk menyerahkan 7 kilo batang emas tersebut.

Jika tidak ada yang mengklaim kepemilikan emas batangan ini, maka emas tersebut akan diserahkan kepada tukang sapu tersebut.

Menurut survei olehSeoul Union News Agency, pemilik emas batangan ini diperkirakan adalah warga Korea.

Baca Juga: Masih Ingat Siti Aisyah? TKW Indonesia yang Ikut Terseret dalam Pembunuhan Tragis Adik Tiri Kim Jong Un, Akhirnya Bisa Cium Tangan Presiden Jokowi

Pexels/Michael Steinberg
Pexels/Michael Steinberg

Ilustrasi emas batangan

Pemantauan bandara menunjukkan dua orang membuang emas batangan atas permintaan pemiliknya.

Media Korea menduga pemilik emas batangan ini takut digeledah dan ketahuan.

Kantor berita itu juga mengungkapkan bahwa polisi telah menemukan pemilik emas batangan tersebut melalui pelacakan.

Baca Juga: Bak Hilang Ditelan Bumi Setelah Tak Lagi Ambil Job, Artis Senior Ini Ngaku Berhasil Lolos dari Kematian Sehabis Melahirkan Anak Semata Wayangnya

Pertama-tama, dia ditransfer dari Hong Kong ke Jepang, dan kemudian tiba di Korea Selatan, seharusnya menerima pemeriksaan yang begitu ketat.

Perlu diketahui, membeli strip emas di Hong Kong yang bebas pajak ke Jepang, Anda akan memperoleh sekitar 10%.

Baca Juga: Terjadi Perang? Sehabis Kerahkan Tentara Gabungan dan Sistem Senjata Canggih, China dan India Kirimkan Jet Tempur ke Perbatasan

Hal ini menyebabkan banyak tindakan kriminal dengan menjual emas secara ilegal dan baru-baru ini, pembelian emas bebas beas cukai dari Hong Kong dan transfer ke Korea Selatan ke Jepang meningkat secara signifikan.

Toutiao
Toutiao

Emas batangan ditemukan oleh tukang sapu bandara.

Menurut spekulasi oleh polisi, temuan emas batangan ini juga terkait dengan penjualan emas.

Saat ini 7 batang emas tersebut disimpan ke gudang bekas Bea Cukai di Bandara Incheon.

Baca Juga: Sepi Job Hingga Rela Jadi Tukang Cuci Piring Demi Nafkahi Keluarga, Aktor Senior Ini Tiba-tiba Bagikan Video Minta Pertolongan Pada Rumah Sakit, Ada Apa?

Terlepas apakah pemiliknya datang untuk mengklaim kepemilikan emas tersebut. Menurut hukum korea penemunya akan mendapatkan minimum 17,5 juta Won (Rp209 juta).

Namun dengan syarat benda tersebut bersih dan tidak terkait sindikat kriminal, jika terkait maka mereka semua akan disita. (Afif Khoirul M)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya