"Jadi gini, dia bawa surat. Nulis noted. Assalamualaikum Ibu Haji. Ini saya butuh beras, saya mau jual pot. Terus ya sudah, dibantu" kata Fadly kepada wartawan yang menjumpainya.
"Jadi Tiko bawa pot ke rumah, bawa hordeng di rumah dijual. Barang-barang dari rumahnya," imbuhnya.
Fadly tak merinci tahun pasti kejadian tersebut. Namun, menurutnya, saat itu Tiko masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
"Saat itu mungkin Tiko masih SD mau SMP. Ya sudah, kita bantu. Tapi nggak ke semua warga. Hanya kita-kita saja yang memang dianggap dekat," tambah Fadly.
Fadly menambahkan, warga juga sempat mendatangi rumah Ibu Eny untuk memberikan bantuan. Namun warga tak diperbolehkan masuk lantaran kondisi kejiwaan Ibu Eny makin buruk.
"Cuma, kalau kita nolongin langsung nih, bawain dia beras ke rumah, baru buka pintu itu, langsung diusir histeris, 'Heh, dia kamu ngapain itu? mau maling dia itu'. Tapi dia nggak pernah mengganggu keluarga di sini," katanya.
"Itu cuma karena dia nggak ingin ada yang masuk rumah. Dan dia merasa masih mampu, nggak mau dibantu. Kira-kira gitu secara umumnya," tambahnya.
Ibu Eny dan Tiko tinggal di rumah mewah yang terbengkalai selama 12 tahun. Saat pertama dibersihkan, kondisi rumah mewah Ibu Eny tersebut memprihatinkan. Terkini, foto kondisi rumah mewah setelah dibersihkan beredar di media sosial.
"Sangat prihatin," kata Ketua grup zona 6 petugas penanganan prasarana sarana umum (PPSU) Cakung, Usman A Latief, saat ditemui di rumah Bu Eny, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1/2023).
Selain itu, kata Latief, aroma tidak sedap juga melingkupi rumah tersebut. Ia memaklumi lantaran rumah tersebut tak ditempati selama 12 tahun.