Sosok Eny dan suaminya juga termasuk golongan keluarga mampu. Menurut Fadly, Eny dan suaminya bekerja di Departemen Keuangan.
"Gelarnya Ibu Eny dra. Ibu Eny itu kalau nggak salah kerja sama dengan suaminya," aku dia.
"Kalau yang saya dapat informasinya, itu pokoknya dia seringnya di Departemen Keuangan," imbuhnya.
Namun kondisi Eny berubah drastis sejak ia ditinggal suaminya. Tak hanya berpengaruh dalam kondisi keuangan, faktor tersebut juga membuat kesehatan Eny memburuk.
"Sejak ditinggal itu baru mulai kesulitan," kata dia.
Eny, kata Fadly, juga sempat dijenguk oleh keluarganya. Menurutnya, ada mobil berpelat luar kota yang sempat datang ke rumah terbengkalai tersebut beberapa tahun silam.
"Sebenarnya kalau saya tahunya ada keluarganya yang pernah datang ke sini. Mungkin setahun dua tahun lalu. Nggak tahu siapa. Kalau lihat pelatnya, itu daerah pelat Jawa Timur," kata dia.
"Nah, itu nitipin uang untuk Tiko. Dua tahun yang lalu mungkin. Gitu-lah ceritanya," imbuhnya.
Ibu Eny dan Tiko sempat menjual perabotan rumah mewahnya kepada para tetangga. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Fadly Hariadi menceritakan bahwa perempuan paruh baya itu menjual perabotannya lewat sepucuk surat. Kemudian surat tersebut disampaikan kepada tetangga.