Karena panik, tak pelak terjadi saling dorong, bahkan saling injak, hingga memperparah jatuhnya korban.
“Kami para jurnalis memutuskan tinggal untuk menemani dan membantu yang kehilangan,” ujarnya.

Cerita pilu sosok ibu di tragedi Kanjuruhan tersebar luas. Tangisnya pecah anak yang digendong sudah tak bernyawa. Ya Allah annakku!
(*)