Dalam perjalanan keluar tersebut, pandangan bagus terfokus kepada salah satu ibu yang tengah menggendong anaknya sembari berlari keluar stadion.

Cerita pilu sosok ibu di tragedi Kanjuruhan tersebar luas. Tangisnya pecah anak yang digendong sudah tak bernyawa. Ya Allah annakku!
Bagus mendengar ibu itu berteriak tentang kondisinya anak yang ia gendong sudah tidak bernafas lagi.
“Ibu paruh baya itu menggendong anaknya sambil menangis dan berkata ‘Ya Allah anakku ga onok (Ya Allah anakku sudah tak bernyawa),” tutur bagus menirukan sang ibu.
Bagus juga menjelaskan, saat itu situasinya kacau dan banyak korban-korban yang berjatuhan akibat berdesak-desakan menghindari gas air mata.
“Situasinya chaos. Polisi melempar gas air mata ke arah tribun. Kami berupaya menyelamatkan diri,” tuturnya.

Cerita pilu sosok ibu di tragedi Kanjuruhan tersebar luas. Tangisnya pecah anak yang digendong sudah tak bernyawa. Ya Allah annakku!
Bagus menuturkan, kondisi di dalam stadion penuh kepanikan. Suporter berhamburan berupaya menyelamatkan diri masing-masing.
Namun, justru banyak suporter yang kehilangan nyawa di tengah kepanikan yang terjadi.
Dirinya dan beberapa wartawan lainnya juga berusaha membantu korban yang terjatuh dan terinjak-injak.

Cerita pilu sosok ibu di tragedi Kanjuruhan tersebar luas. Tangisnya pecah anak yang digendong sudah tak bernyawa. Ya Allah annakku!