Dugaan pelecehan seksual yang disebut Sambo ‘merendahkan harkat dan martabat keluarga’ itu jugalah yang melatari Sambo membunuh Yosua.
Di lain pihak, Komnas Perempuan juga menemukan adanya pelecehan seksual terhadap Putri yang perlu ditindaklanjuti oleh penyidik kepolisian.
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan Putri sebelumnya mengaku enggan melaporkan kekerasan seksual itu karena malu dan takut terhadap ancaman pelaku.
“Dalam kasus ini, posisi sebagai seorang istri seorang petinggi kepolisian pada usia menjelang 50 tahun, memiliki anak perempuan, maupun rasa takut kepada ancaman, dan menyalahkan diri sendiri, sehingga merasa lebih baik mati. Ini disampaikan berkali-kali,” kata Andy.
Pengacara Yosua, Johnson Panjaitan, merasa heran terhadap temuan lembaga-lembaga tersebut. Ia mempertanyakan data-data yang diperoleh oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk mengambil kesimpulan itu.
Pasalnya, dalam rekonstruksi pembunuhan Yosua yang telah digelar, tidak ada soal pelecehan seksual itu. Pelecehan seksual sebelumnya juga bagian dari skenario kebohongan yang dilakukan Sambo.
Adapun Mabes Polri menyatakan temuan dugaan pelecehan seksual tersebut akan ditindaklanjuti. Pendalaman atas kasus itu akan dilakukan berdasarkan pada alat bukti dan fakta-fakta. “Dan apa pun hasil pendalaman akan didasari fakta dan alat bukti yang ada,” kata Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

Begini ucapan Brigadir J yang bikin darah Irjen Ferdy Sambo mendidih. Kata-kata ini keluar dari mulut ajudan kesayangan Putri Candrawathi.
(*)