Pantas Deolipa Yumara Berani Gugat Bareskrim, Mantan Pengacara Bharada E Punya Sosok Bekingan Sakti, Jangan Lagi Tanya Foto Wajahnya

"Ini kan penunjukan dari negara, dari Bareskrim. Tentunya saya minta fee saya dong. Saya akan minta jasa saya sebagai pengacara yang ditunjuk negara, saya minta Rp 15 triliun supaya saya bisa foya-foya," terang Deolipa kepada wartawan pada Jumat (12/8/2022).

Deolipa menegaskan, statusnya sebagai kuasa hukum Bharada E dari tanggal 6-10 Agustus 2022 berdasarkan penunjukan negara.

Jika permintaan bayaran sebesar Rp 15 triliun tersebut tidak dibayarkan, Deolipa mengancam akan menggugat sejumlah pejabat negara.

"Negara kan kaya, masa kita minta Rp 15 triliun enggak ada? Ya kalau enggak ada, kita gugat," tuturnya.

Sejumlah pihak yang akan dituntut jika bayaran tidak dibayarkan tersebut antara lain, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Gugatan akan dilayangkan secara perdata ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Deolipa Yumara dan Muhammad Boerhanuddin hanya empat hari sejak 6 hingga 10 Agustus 2022 menjadi pengacara Bharada Richard Eliezer atau Bharada E. Mereka menggantikan pengacara sebelumnya Andreas Nahot Silitonga yang mengundurkan diri tanpa alasan jelas.

Resmi menjadi pengacara, Deolipa dan Boerhanuddin langsung bikin pernyataan mencengangkan. Salah satunya, tidak ada tembak menembak antara kliennya dengan Brigadir J.

Baca Juga: Begini Alasan Kabareskrim Murka ke Pengacara Bharada E, Foto Deolipa Yumara Jadi Sorotan

Facebook

Mantan pengacara Bharada E ternyata punya sosok bekingan sakti, pantas Deolipa Yumara berani gugat Bareskirim. Foto wajahnya dirahasiakan.

Apa yang disampaikan pengacara Bharada E sendiri membantah pernyataan polisi sebelumnya yang mengatakan ada peristiwa saling tembak.

Lantas, informasi dari Deolipa dan Burhanuddin ini lantas dibenarkan langsung oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers Ferdy Sambo sebagai tersangka.

Berdasarkan temuan Tim Khusus, memang tidak ditemukan baku tembak karena narasi itu adalah akal-akalan Ferdy Sambo untuk menutupi dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.