Misalnya begini, kondisinya bercanda-canda tertawa atau tegang, itu kami tanya," terang Anam panjang lebar saat menggelar konferensi pers terkait hasil pemeriksaan di Kantor Komnas HAM.
Anam menerangkan, para ajudan Irjen Ferdy Sambo yang diperiksa menyatakan kalau mereka masih tertawa-tawa saat itu. Rentang waktunya bahkan sangat dekat dengan insiden penembakan tersebut.
"Beberapa orang yang ikut dalam forum (perkumpulan) itu ngomongnya memang tertawa. Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," Anam menjelaskan.
Sayangnya, Anam tidak menjelaskan secara detail topik apa yang sedang dibahas para ajudan sehingga membuat mereka tertawa. Kata Anam, kondisi saat itu sangat rukun dan santai, tidak timbul ketegangan apapun.
"Soal tertawa kita tanya, ini kondisinya (ada) tekanan atau nggak dan sebagainya, (dijawab) bagaimana tekanan, orang tertawa-tawa kok. Itu banyak yang ngomong demikian," ucapnya.
Gelagat Bharada E dibongkar, jenderal tukang gebuk teroris ini sampai dibikin terheran-heran. Foto ajudan Ferdy Sambo mendatangi Komnas HAM jadi pemicunya.
Jenderal tukang gebuk teroris itu adalah mantan Kadensus 88 Antiteror Polri, Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto. Jenderal bintang dua ini menyebut, Bharada E sebagai sosok yang sangat sakti karena kekuatannya bisa melebihi jenderal.
Bekto meyakini bahwa Bharada E punya daya tarik yang paling tinggi dalam kasus tewasnya Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Bharada E disebut Bekto sebagai orang yang paling punya kekuatan tinggi dalam kasus ini dan paling sakti.
Bekto Suprapto menyampakain hal itu saat berbincang-bincang dengan Mantan Kadiv hukum Polri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi dan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri), Susno Duadji dalam video yang diunggah lewat kanal YouTube Polisi Ooh Polisi, Kamis 28 Juli 2022.
"Bharada E ini terkesan sebagai sosok yang paling menarik perhatian," kata Bekto Suprapto. "Bahkan tokoh yang paling kuat, paling sakti. Dianggap melebihi jenderal kekuatannya," tambahnya.