Follow Us

Suaminya Pimpin Autopsi Ulang Brigadir J, Istri Ketua Dokter Forensik Punya Jabatan Mentereng di RSPAD Gatot Subroto, Foto Sosoknya Muncul di Medsos

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 27 Juli 2022 | 13:16
Istri Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang pimpin autopsi ulang Brigadir J ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD.
Facebook

Istri Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang pimpin autopsi ulang Brigadir J ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD.

Dedi menjelaskan autopsi ulang ini dilakukan oleh tim expert atau ahli di bidangnya, sehingga dia meyakini hasilnya akan sahih.

"Proses ekshumasi ini dilaksanakan oleh tim expert dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang sudah melakukan asesmen terhadap dokter-dokter bahkan ikut melaksanakan autopsi ulang dari berbagai rumah sakit dan dari berbagai universitas," papar Dedi.

Tim dokter yang melakukan autopsi ulang ini dipastikan Irjen Dedi bersifat independen dan imparsial. "Artinya bahwa hasil autopsi ulang yang dilaksanakan pada hari ini, ini memiliki dua konsekuensi. Konsekuensi pertama dari sisi keilmuan harus betul-betul sahih dan bisa dipertanggungjawabkan," ucapnya.

Baca Juga: Diminta Ikut Autopsi Ulang Brigadir Yosua, Ahli Forensik Polri yang Tangani Kasus Pembunuhan Subang Beri Jawaban Begini, Foto Sosoknya Kembali Ramai Dibahas

Istri Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang pimpin autopsi ulang Brigadir J ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD.
Facebook

Istri Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang pimpin autopsi ulang Brigadir J ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD.

Hasil autopsi ulang juga diharapkan dapat memenuhi rasa keadilan. Proses autopsi ulang ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan bukti yang akan memperkaya alat bukti yang dimiliki penyidik tim khusus.

"Konsekuensi kedua, karena ekshumasi dalam rangka keadilan dilaksanakan oleh pihak yang berwenang dan oleh kedokteran forensik, ini harus memiliki konsekuensi yuridis. Yang berwenang siapa, dalam hal ini penyidik," katanya.

Hasil autopsi ulang juga diharapkan dapat memberikan tambahan alat bukti demi kepentingan penyidikan. "Penyidik akan sangat kepentingan untuk meminta hasil autopsi yang kedua ini sebagai tambahan alat bukti yang nanti akan dibuka dan diungkap di persidangan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyebut, proses ekshumasi atau autopsi ulang ini dilakukan sebagai komitmen Polri mengungkap kasus ini. "Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen dari Bapak Kapolri sesuai arahan dari Bapak Presiden agar kasus ini dibuka secara terang benderang," tegas Dedi.

Dokter Ade Firmasnyah Sugiharto yang memimpin proses autopsi ulang jenazah Brigadir J atau Brigadir Yosua bukanlah sosok asing dalam dunia kedokteran forensik. Setelah meraih gelar dokter umum dari FKUI tahun 2005, Ade mengambil spesialisasi patologi forensik.

Tahun 2009, dokter Ade berhasil mendapatkan beasiswa dari University of Washington. Pada tahun 2017, dokter Ade berhasil meraih gelar doktor dari UI.

Saat menyandang gelar doktor, Ade sempat menyinggung jumlah dokter forensik di Indonesia masih sangat minim. Dari 34 provinsi, hanya ada 158 dokter forensik per 2015. Padahal peran profesi ini sangat penting untuk mengungkap kasus-kasus pidana yang laporannya sering diterima kepolisian.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest