Follow Us

Ibunda Brigadir Yosua Tidur Beralaskan Tikar, Rombongan Petinggi Polri Masuk Rumah Duka Tanpa Copot Alas Kaki, Begini Bukti Foto yang Disebarkan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 21 Juli 2022 | 10:14
Rombongan petinggi Polri Brigjen Hendra Kurniawan masuk rumah keluarga Brigadir Yosua tanpa copot alas kaki. Begini foto buktinya.
Facebook

Rombongan petinggi Polri Brigjen Hendra Kurniawan masuk rumah keluarga Brigadir Yosua tanpa copot alas kaki. Begini foto buktinya.

Sigit sendiri telah membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono untuk menangani kasus ini. Tim ini nantinya akan memberi masukan-masukan usai insiden terjadi.

"Saya kira kalau terkait hal seperti itu, tentunya nanti terkait dengan kaitannya dengan kasus, tentunya tim gabungan yang akan memberikan masukan. (CCTV) itu bisa kita lengkapi, tetapi terkait dengan hal ini sendiri tim tentunya akan mempertanggungjawabkan apa yang mereka dapatkan," paparnya panjang lebar.

Dalam kasus kematian Brigadir Yosua, keberadaan dan fungsional CCTV di sekitar lokasi kejadian menjadi perbincangan hangat. Pada awal pengungkapan kasus, CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo disebut mengalami kerusakan.

"Kami juga mendapatkan bahwa di rumah tersebut memang kebetulan CCTV-nya rusak sejak dua minggu lalu, sehingga tidak dapat kami dapatkan," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto dalam konferensi pers, Selasa (12/7/2022).

Baca Juga: Jabatan Karo Paminal Divpropam Terlanjur Diusik, Brigjen Hendra Kurniawan Justru Bantu Keluarga Brigadir Yosua dengan Cara Begini, Foto Sosoknya Ramai Dibahas

Rombongan petinggi Polri Brigjen Hendra Kurniawan masuk rumah keluarga Brigadir Yosua tanpa copot alas kaki. Begini foto buktinya.
Facebook

Rombongan petinggi Polri Brigjen Hendra Kurniawan masuk rumah keluarga Brigadir Yosua tanpa copot alas kaki. Begini foto buktinya.

Budhi yang saat ini sudah dinonaktifkan dari jabatanya mengatakan polisi bakal melakukan penyelidikan sesuai prinsip scientific crime investigation. Dia mengatakan hal itu penting agar kasus penembakan yang menyebabkan Brigadir Yosua tewas dengan tujuh luka tembak menjadi terang.

"Namun kemudian tentunya kami tidak berhenti sampai di situ. Secara scientific crime investigation kami berusaha untuk mengungkap, membuat terang peristiwa ini dengan mencari alat bukti lain secara saintifik," katanya.

Bukti petunjuk CCTV dinilai penting karena dapat mengungkap kasus tewasnya Brigadir J. Pihak keluarga Brigadir Yosua sangsi soal kabar korban tewas usai baku tembak dengan Bharada E hingga soal korban melakukan dugaan pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy.

Perbincangan seru tak lantas berhenti soal kondisi CCTV di rumah. Sebab, decoder CCTV di kompleks Irjen Ferdy Sambo juga sempat diganti. Hal ini diungkapkan Ketua RT setempat, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto. Dia mengatakan alat CCTV di pos satpam dekat rumah Ferdy Sambo diganti sehari usai kejadian.

"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo (yang diganti), (tetapi) CCTV alatnya yang di pos (yang diganti)," kata Seno kepada wartawan, Rabu (13/7).

Seno mengaku tak tahu detail bagaimana decoder CCTV tersebut diganti usai penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo. Dia mengaku hanya mendapat laporan tersebut dari satpam. "Digantinya hari Sabtu (9 Juli), saya tahunya hari Senin (11 Juli)," ujarnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest