Setelah mendapat izin, pihak keluarga menemukan dua jari Brigadir Yoshua patah. Ia juga mengatakan terdapat luka di jari kelingking Yosua. "Jarinya ini ada dua yang patah, ada luka di jari kelingking," kata Rohani, pada program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Selasa (12/7/2022).
Keluarga korban juga membuka baju yang dikenakan mendiang untuk memeriksa luka di sekujur tubuh Brigadir Yoshua. Keluarga kemudian menemukan terdapat empat luka tembak, luka sayatan di bagian wajah, luka benda tajam, dan lebam di perut Brigadir Yosua.
Meninggalnya Brigadir Yosua menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Dalam sebuah tayangan video Facebook yang diunggah oleh tante Brigadir Yosua atau Brigadir J, Rohani Simanjuntak pada Sabtu (9/7/2022) memperlihatkan tangisan histeris sang ibunda anggota polisi itu.
Sang ibunda yang tak terima Brigadir Yosua tewas tertembak itu tampak menangis meraung-raung dan teriak histeris saat melihat anaknya sudah tak bernyawa.
Dalam tayangan video itu, ibunda Brigadir Yosua yang terus-menerus menangis tak berhenti berteriak menyebut bahwa ia tak percaya kalau anaknya yang disayangi itu sudah tewas terbunuh.
"Tuhan tolong kami Tuhan, mamah sudah tak bisa bernapas nak, nak, mamah tak bisa bernapas, kau sangat tulus nak, kau anak yang tulus nak," teriak ibunda Brigadir Yosua atau Brigadir J, seperti dalam tayangan video di Facebook Rohani Simanjuntak itu.
Menurut sang ibunda, Brigadir Yosua atau Brigadir J merupakan sosok anak yang baik dan tak pernah mengeluh. Kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J seolah seperti mimpi buruk bagi sang ibunda. Adapun ibunda Brigadir J tak percaya anaknya melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam seperti yang dituduhkan.
(*)