Follow Us

Simpan Rahasia Presiden Soeharto, Kakek Dito Mahendra Bolak-Balik ke Luar Negeri Karena Emban Misi Khusus Ini, Foto Keluarganya Sengaja Diunggah

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 18 Juni 2022 | 09:17
Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH menyimpan banyak rahasia mantan Presiden Soeharto. Foto keluarganya sengaja diunggah.
Facebook

Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH menyimpan banyak rahasia mantan Presiden Soeharto. Foto keluarganya sengaja diunggah.

“Berkesenian itu membuat kita merasa lebih dekat satu sama lain secara batin. Tidak pernah pudar. Baik oleh waktu, situasi, kondisi, dan oleh pengaruh apapun,” ujar Sarasmani Sampurno, kepada wartawan, saat dijumpai di ruang perpustakaan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Senin (8/1/2018).

Semangat kebersamaan, dan kekeluargaan itu rupanya memendam rindu, membuncah haru. Ia hadir mengenang sosok yang menginspirasi. Rindu yang tak terlihat, namun sesungguhnya ia ada.

“Inilah yang kami rasakan. Selama 18 tahun berpisah, kemudian kami berkumpul. Pada 11 April 2017 tepat 18 tahun wafatnya Pak Sampurno. Pada saat itu kami berkumpul dengan beberapa teman-teman. Kemudian Sulistyo Tirtokusumo mencetuskan gagasan memperingati wafatnya almarhum Sampurno SH. Mengilas balik berbagai kegiatan bapak yang meninggalkan kesan-kesan mendalam,” ujar istri almarhum Sampurno SH ini.

Baca Juga: Pantas Ngotot Polisikan Nikita Mirzani, Ternyata Dito Mahendra Cucu Tangan Kanan Presiden Soeharto, Foto Sosoknya Bersama Keluarga Cendana Terungkap

Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH menyimpan banyak rahasia mantan Presiden Soeharto. Foto keluarganya sengaja diunggah.
Facebook

Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH menyimpan banyak rahasia mantan Presiden Soeharto. Foto keluarganya sengaja diunggah.

Sebagai bentuk penghormatan dan peringatan pada sosok Sampurno, maka digagas ‘Pergelaran Tari Nusantara dan Mataya Langen Swara Bhisma Dwijatama’ yang akan digelar di Sasono Langen Budoyo TMII, Jakarta, Minggu (28/1/2018) mendatang, pukul 20.00 WIB.

Pergelaran kolosal yang diselenggarakan TMII dan Sekar Budaya Nusantara, pimpinan Nani Soedarsono ini, melibatkan para seniman tari dedikatif dan tokoh-tokoh seni, antara lain; Sulistyo Tirtokusumo, Sentot Sudiharto, Irawati Durban, Bulantrisna Djelantik, Elly D. Lutan, Dewi Sulastri, Blacius Subono, Ali Marsudi, Wasi Bantolo, Agus Prasetyo, Ida lala, Teguh Kenthus Ampiranto, Nanang Ruswandi, Rury Avianti, Irwan Riyadi. Didukung para senimaan Wayang Orang Bharata, dan penggiat seni dari Diklat Bina Seni Atmaja Pelangi Nusantara TMII.

Sampurno telah bekecimpung dalam kesenian, khususnya seni tari, sejak perang kemerdekaan Republik Indonesia, tahun1945. Pada era kepemimpinan Presiden Ir Soekarno, Sampurno, dipercaya menjadi Atase Kebudayaan Republik Indonesia, di Norwegia dan Kuala Lumpur Malaysia.

Sarasmani menceritakan, pada usia yang ke-16, sebagaimana pemuda Indonesia lainnya, Sampurno ikut berperang melawan Belanda dan kemudian menjadi Militer. “Tapi hati bapak rupanya lebih terpanggil menuju ke arah seni budaya,” ujarnya mengenang.

Di masa Pemerintahan Presiden Soeharto, Sampurno pernah bertugas sebagai Direktur Pendidikan Kesenian, dilanjutkan sebagai Direktur Pengembangan Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, selama 12 tahun.

Sampurno, kemudian menjadi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan selama 17 tahun, merangkap sebagai General Manager Taman Mini Indonesia Indah (TMII), selama 18 tahun. “Kami bersyukur atas kepercayaan yang kami anggap sebagai anugerah,” ujar Sarasmani.

Di samping menjalankan tugas utamanya, lanjut Sarasmani, Sampurno tidak lepas dari kegiatan berkesenian. “Selama ini saya mendampingi bapak, ikut saja mengalir seperti air mengikuti arusnya. Semua ini saya jalankan sepenuh hati dan jadilah saya seperti sekarang ini sebagai pecinta seni,” kenangnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest