Mertua Nia Ramadhani, Aburizal Bakrie berduka kehilangan sosok tercinta yang selalu setia membimbingnya. Dia mengunggah foto duka.
Facebook
Mertua Nia Ramadhani, Aburizal Bakrie berduka kehilangan sosok tercinta yang selalu setia membimbingnya. Dia mengunggah foto duka.
Setelahnya, Fahmi menjadi pimpinan Kongsi Delapan Grup pada tahun 1979. Grup tersebut mengumpulkan perusahaan konglomerasi yang didirikan bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan Pontjo Sutowo. Perusahaan tersebut bergerak di multisektor meliputi agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga perhotelan.Tak hanya sukses berkecimpung di dunia bisnis. Fahmi pun masuk ke kancah perpolitikan nasional dengan bergabung Partai Golkar pada tahun 1984. Fahmi kemudian menduduki jabatan penting sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar pada periode pengurusan 1998-2004.Tak lama, Fahmi Idris itu mulai masuk ke birokrasi pemerintahan. Saat menjadi Ketua DPP Golkar, Fahmi menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah pemerintahan Presiden ke-3 BJ Habibie. Fahmi menjabat sebagai Menakertrans pada 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.Fahmi kemudian dipercayakan untuk menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabinet Indonesia Bersatu saat masa kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Fahmi Idris lalu menjabat sebagai Menperin sejak 5 Desember 2005 hingga 20 Oktober 2009.Setelah tak menduduki posisi di pemerintah, Fahmi Idris juga terus berkiprah di bidang usaha. Fahmi Idris menduduki posisi sebagai Komisaris Transvision.Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menyampaikan Fahmi Idris mendapatkan gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Andalas, Padang, beberapa bulan lalu. Penganugerahan gelar kepada Fahmi dihadiri oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ace mengatakan Fahmi juga sempat menyelesaikan program doktor dalam bidang filsafat dari Universitas Indonesia.
Pada 2008, dia mengambil pendidikan master untuk hukum bisnis di Universitas Padjadjaran. Kemudian pada 2012, ia meraih gelar Doktor bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dari Universitas Negeri Jakarta.Setahun lalu, ia kembali meraih gelar Doktor Filsafat dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Kemudian belum lama ini, politikus Golkar itu meraih gelar profesor kehormatan dari Universitas Negeri Padang.