Nah, justru kegilaan teroris Sunardi menggunakan profesi dokter untuk menutupi kejahatannya. Pura-pura baik, manusiawi, suka menolong, yang ketika ketahuan belangnya sebagai teroris, ketika dikejar aparat sebagai anggota organisasi teroris Jamaah Islamiyah justru melawan dan mengancam nyawa petugas.

Foto dokter Adib Khumaidi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang baru jadi hujatan. Dia punya jabatan mentereng di perusahaan obat.
Kelakuan Sunardi persis seperti 6 teroris FPI yang ditembak mati karena melawan petugas di peristiwa KM 50 Tol Cikampek. Glorifikasi dan belasungkawa terhadap teroris adalah kesalahan. IDI harusnya memberikan sanksi kepada Arif Budi Satria yang berduka karena teroris Sunardi didor oleh Densus 88.
IDI seperti MUI, kehilangan marwahnya. MUI pun kena batunya karena beberapa pentolannya adalah teroris. Di IDI pun anggotanya teroris: Sunardi namanya. Anggota Komisi Fatwa MUI yang mengriminalisasi Ahok juga teroris. Ketika Sunardi ditembak mati Densus 88, MUI lewat Anwar Abbas mengecam Densus 88.
MUI dibangun dengan mencaci-maki pemerintah, berseberangan dengan pemerintah, karena memelihara kepentingan duit besar 30 tahun: label sertifikasi halal MUI. Wujud negara dalam negara. Negara kalah karena kedok agama yang dipakai MUI.
Kepedean sebagai penentu benar salah membuat MUI jumawa. Keblinger yang menjadi bahan tertawaan umat yang waras. Karena MUI melabeli sertifikasi kulkas ada yang halal. Hahaha. Siapa yang makan kulkas?
Sebagai ormas alias LSM sepak terjang IDI tidak ada yang berani mengontrol. Sama dengan ormas MUI. Dan, tidak tahu penyebabnya, sejak lama IDI memusuhi Terawan.
Terlepas dari kontroversinya dengan dokter Terawan, dunia kedokteran bukanlah dunia berhenti. Ilmu kedokteran terus berkembang. IDI malah menjadi jumud dan menempatkan diri persis seperti MUI. Dan, inilah awal kehancuran IDI sebagai ormas dan LSM, yang memiliki kemiripan perilaku.

Foto dokter Adib Khumaidi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang baru jadi hujatan. Dia punya jabatan mentereng di perusahaan obat.
(*)